Bloomberg (13/12) – Minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) menuju
penurunan mingguan terkait spekulasi bahwa Federal Reserve akan
mengurangi laju stimulus ekonomi di AS, konsumen minyak terbesar di
dunia tersebut. Kontrak berjangka berayun diantara gain dan loss
di New York dan menuju penurunan 0.2% pada pekan ini. Penjualan retail
AS naik dari yang diperkirakan di bulan November, menurut data
pemerintah yang dirilis kemarin, menambah perkiraan bahwa Federal
Reserve akan mengurangi pemeblai obligasi lebih awal pada pekan depan.
Minyak kenungkinan akan jatuh di beberapa hari kedepan sejalan dengan
cadangan minyak mentah Negara tersebut naik ditengah berkurangnya
permintaan, menurut survei Bloomberg News.Minyak WTI untuk
pengiriman bulan Januari pada level $97.49 per barrel, turun 1 sen, pada
New York Mercantile Exchange pukul 10:12 pagi waktu Singapura. Minyak
naik sebesar 6 sen pada level $97.50 kemarin. Volume dari semua kontrak
berjangka ditransaksikan sebesar 68% dibawah 100 hari rata-rata. Kontrak
berjangka telah mengalami kenaikan sebesar 6.2% pada tahun 2013, menuju
kenaikan tahunan keempat dalam lima tahun terakhir.Minyak jenis
Brent untuk penyelesaian bulan Januari, yang akan berakhir pada tanggal
16 Desember mendatang gain 2 sen ke level $108.69 per barel pada ICE
Futures Europe exchange di London. Kontrak yang paling aktif di bulan
Februari naik sebesar 1 sen pada level $108.39. Indeks acuan minyak
mentah Eropa tersebut lebih tinggi sebesar $11.20 dari WTI, dibanding
dengan sebesar $11.06 kemarin. (bgs