Kontak Perkasa Futures - Harga emas terus mengalami penurunan. Bahan pada perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta), harga emas sentuh level terendah dalam 4 bulan. Berbagai indikator seperti membaiknya aktivitas bisnis di Amerika Serikat (AS) dan penemuan vaksin Covid-19 menekan harga emas.
Di pasar spot, harga emas ditutup merosot 1,7 persen menjadi USD 1.838,61 per ounce, setelah jatuh ke level terendah sejak 21 Juli di USD 1.834,95 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS merosot 2 persen menjadi USD 1.835,50 per ounce.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi, penurunan harga emas ini akan awet hingga menyentuh level support di area USD 1.825 per troy ounce.
Ibrahim mengatakan, stimulus fiskal dan moneter jadi kunci utama guna memberi dukungan terhadap logam safe haven kembali rebound. Meskipun ke depannya harga emas diramalkan kembali jatuh hingga ke level USD 1.700.
"Akan rebound kalau stimulus benar dikeluarkan. Itu pun kemungkinan emas berat menuju USD 2.000. Karena di 2021 bakal ke UD 1.700," jelas Ibrahim, Selasa (24/11/2020).
Sebelumya, harga emas tampaknya akan terombang-ambing antara menguat dan melemah pada pekan ini. Berdasarkan Kitco News Weekly Gold Survey, bakal ada tarik-menarik antara bullish dan bearish.
Meskipun sebagian besar atau mayoritas analis di Wall Street dan investor ritel memperkirakan harga emas bakal menguat, tetapi tak banyak sentimen yang mendukung bullish tersebut.
Berdasarkan level teknikal, harga emas akan bergerak di resistensi USD 1.900 per ounce dan dukungan pada USD 1.850 per ounce.