Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

13 Agustus 2015

Tiongkok devaluasi yuan, dolar turun, Fed tunda naikkan suku bunganya

KONTAK PERKASA FUTURES - Kurs dolar turun terhadap euro dan mata uang utama lainnya pada Kamis pagi, didorong spekulasi bahwa Federal Reserve AS akan menunda kenaikan suku bunganya menyusul devaluasi yuan Tiongkok. "Dolar membawanya dalam kesulitan," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions, lapor AFP.  Beijing pada Selasa mengejutkan pasar keuangan global dengan mendevaluasi mata uangnya, yuan, sebesar hampir dua persen terhadap dolar AS. Pemangkasan nilai yuan kali kedua pada Rabu membawa pengurangan nilai yuan minggu ini menjadi 3,5 persen terhadap dolar AS. Dolar telah menguat terhadap sebagian besar mata uang saingannya pada Selasa. Tetapi pada Rabu, greenback melemah terhadap euro, pound Inggris dan yen Jepang. "Murahnya mata uang Tiongkok menciptakan situasi yang menyebabkan masalah untuk pasar-pasar dan menunjukkan ekonomi global mungkin lebih buruk dari yang diperkirakan sebelumnya," kata Manimbo. "Akibatnya, harapan Fed menaikkan suku bunganya berkurang di tengah kekhawatiran bahwa pelambatan pertumbuhan di Tiongkok bisa mencapai AS." Pedagang mata uang mengawasi dengan cermat data AS di sisa minggu ini, terutama laporan penjualan ritel AS untuk Juli pada Kamis. Sebuah laporan yang kuat bisa memperkuat keyakinan bahwa Fed akan menaikkan suku pada 2015, mungkin paling cepat pada September. Berikut kurs nilai tukar valuta utama pada pukul 21.00 GMT (04.00 WIB):
Rabu Selasa

EUR/USD 1,1159 1,1042

EUR/JPY 138,63 138,15

EUR/CHF 1,0884 1,0914

EUR/GBP 0,7146 0,7090

USD/JPY 124,24 125,12

USD/CHF 0,9755 0,9885

GBP/USD 1,5615 1,5574

Emas naik hari kelima berturut-turut

KONTAK PERKASA FUTURES - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik lagi untuk hari kelima berturut-turut pada Kamis pagi, didukung oleh dolar AS yang lebih lemah.Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik 15,9 dolar AS, atau 1,44 persen, menjadi menetap di 1.123,60 dolar AS per ounce, lapor Xinhua. Indeks dolar AS turun 0,96 persen menjadi 96,27 pada pukul 18.07 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.  Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar turun maka emas berjangka akan naik, karena emas yang dihargakan dalam dolar, menjadi lebih murah bagi para investor. Emas mendapat dukungan tambahan ketika laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan lowongan pekerjaan dan indeks survei perputaran tenaga kerja jatuh menjadi 5,249 juta dari 5,357 juta. Laporan ini juga dapat mempengaruhi rencana untuk ekspektasi peningkatan suku bunga bank sentral AS. Kenaikan suku bunga The Fed dapat mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga. Belum ada kenaikan suku bunga The Fed sejak Juni 2006, sebelum awal krisis keuangan Amerika. Perak untuk pengiriman September bertambah 19,2 sen, atau 1,26 persen, menjadi ditutup pada 15,476 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 7,6 dolar AS, atau 0,77 persen, menjadi ditutup pada 999,90 dolar AS per ounce.

Wall Street naik tipis

KONTAK PERKASA FUTURES - Saham-saham di Wall Street berakhir sebagian besar sedikit lebih tinggi pada Kamis pagi, karena reli sore dipimpin oleh Apple dan ekuitas energi mengalahkan pelemahan awal di tengah kekhawatiran pelambatan ekonomi di Tiongkok. Dow Jones Industrial Average pada dasarnya ditutup datar di 17.402,51, hanya turun sekitar sepertiga poin, lapor AFP. Indeks berbasis luas S&P 500 bertambah 1,98 poin (0,10 persen) menjadi ditutup pada 2.086,05, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq naik 7,60 poin (0,15 persen) menjadi 5.044,39. Apple, yang sebagian besar telah jatuh dalam tiga minggu terakhir, naik 1,6 persen, sementara saham energi seperti anggota Dow ExxonMobil naik 1,7 persen, ConocoPhillips menguat 2,3 persen dan Apache bertambah 3,2 persen) karena harga minyak lebih tinggi. "Pasar membuat perubahan yang bagus," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Rockwell Global Capital. "Jelas itu masih seputar Tiongkok." Saham-saham AS menghabiskan sebagian besar hari di posisi merah akibat kekhawatiran bahwa devaluasi yuan Beijing sinyal bahwa perekonomian Tiongkok lebih lemah dari yang diperkirakan. Dow turun lebih dari 275 poin pada awal sesi. Raksasa e-dagang Tiongkok Alibaba anjlok 5,1 persen setelah melaporkan pendapatan 3,27 miliar dolar AS untuk kuartal yang berakhir 30 Juni di bawah 3,39 miliar dolar AS yang diproyeksikan oleh analis. Yahoo, yang memiliki saham besar di Alibaba, jatuh 4,3 persen. Jaringan toko serba ada Macy turun 5,1 persen karena melaporkan laba kuartal kedua 64 sen per saham, jauh di bawah 76 sen yang diharapkan oleh para analis. Hasil itu dirusak oleh dolar AS yang kuat. Kraft Heinz turun 1,6 persen karena mengatakan akan memangkas 2.500 pekerjanya di AS dan Kanada setelah penggabungan dua perusahaan raksasa makanan itu. Bank-bank besar menurun, termasuk Citigroup melemah 1,3 persen dan anggota Dow JPMorgan Chase dan Bank of Amerika masing-masing turun 1,5 persen.  Harga obligasi jatuh. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS berjangka 10-tahun naik menjadi 2,15 persen dari 2,14 persen pada Selasa, sementara pada obligasi 30-tahun naik menjadi 2,84 persen dari 2,81 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan arah.

Minyak sedikit menguat

KONTAK PERKASA FUTURES -  Harga minyak sedikit menguat dari posisi terendah enam tahun pada Kamis pagi, karena pasokan minyak Amerika Serikat turun dan dolar melemah. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, naik 22 sen menjadi berakhir di 43,30 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sehari sebelumnya kontrak AS ditutup pada tingkat terendah sejak Maret 2009, lapor AFP. Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman September naik 48 sen menjadi menetap di 49,66 dolar AS per barel di perdagangan London. "Kami sudah kembali di wilayah positif, tapi secara keseluruhan reaksinya kurang antusias," kata Kyle Cooper dari IAF Advisors. Persediaan minyak AS merosot 1,7 juta barel dalam pekan yang berakhir 7 Agustus, dengan produksi dalam negeri jatuh 70.000 barel per hari menjadi sekitar 9,4 juta barel per hari, menurut data yang dirilis oleh Departemen Energi AS. Harga minyak juga mendapat dukungan dari kemunduran dolar pada Rabu, karena langkah Tiongkok mendevaluasi mata uangnya terhadap dolar memicu spekulasi Federal Reserve AS akan bergerak lebih lambat untuk menaikkan suku bunganya. Dolar yang lebih murah mengangkat permintaan minyak mentah di luar AS, yang diperdagangkan dalam mata uang AS di pasar internasional. Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan dalam laporan bulanannya bahwa permintaan minyak dunia akan naik 1,6 juta barel pada 2015, tingkat tercepat dalam lima tahun terakhir. IEA memberikan angka bervariasi tentang keadaan keseluruhan pasar. Harga minyak AS telah jatuh dari lebih dari 90 dolar AS per barel tahun lalu. IEA mengatakan "kelebihan pasokan yang cukup besar" tetap menjadi pengatur di pasar minyak, berkat produksi yang kuat dari anggota Organisasi Negara-negara Pengekspot Minyak (OPEC).