KONTAK PERKASA FUTURES - Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun tipis pada Kamis pagi, tertekan dolar AS yang menguat terhadap euro. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun 3,9 dolar AS, atau 0,34 persen, menjadi menetap di 1.159,1 dolar AS per ounce, lapor Xinhua. Dolar AS naik 0,37 persen terhadap euro pada sore hari di pasar New York setelah laporan dari Eurostat, kantor statistik Uni Eropa, menunjukkan pertumbuhan yang lebih buruk dari perkiraan dalam produksi industri. Dolar yang lebih kuat dapat membebani harga komoditas yang dihargakan dalam mata uang tersebut, karena menjadi lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lainnya. Harga emas juga datang di bawah tekanan dari penurunan tajam minyak berjangka pada Rabu. Minyak mentah light sweet untuk pengiriman Desember turun lebih dari satu persen di New York Mercantile Exchange. Selain itu, Presiden Fed Philadelphia Charles Plosser, anggota komite kebijakan Fed, mengatakan di London bahwa suku bunga harus dinaikkan "lebih cepat daripada nanti", mengurangi permintaan untuk logam mulia sebagai aset "safe haven". Perak untuk pengiriman Desember kehilangan 5,5 sen atau 0,35 persen, menjadi ditutup pada 15,623 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 1,4 dolar AS atau 0,12 persen, menjadi ditutup pada 1.205,3 dolar AS per ounce.
13 November 2014
Indeks Nikkei Tokyo ditutup pada level tertinggi tujuh tahun
November 13, 2014
Nikkei 225
KONTAK PERKASA FUTURES - Indeks saham bursa Tokyo ditutup naik 0,43 persen pada Rabu, karena yen yang lemah dan rekor penutupan lain di Wall Street membantu mendorong pasar Jepang ke tingkat tertinggi baru dalam tujuh tahun terakhir. Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo naik 72,94 poin menjadi 17.197,05, sedangkan indeks Topix dari seluruh saham papan utama 0,13 persen atau 1,84 poin lebih tinggi menjadi 1.377,05. Yen, yang telah jatuh sejak bank sentral Jepang, Bank of Japan (BoJ), memperluas program pelonggaran moneternya pada bulan lalu, tergelincir lebih jauh pada Selasa karena spekulasi Perdana Menteri Shinzo Abe kemungkinan akan menunda rencana kenaikan pajak penjualan tahun depan. Di Tokyo, dolar pada Rabu dibeli 115,23 yen, setelah melonjak melewati 116 yen di di New York untuk pertama kalinya sejak Oktober 2007. Rumor pajak datang karena pemerintah mencoba mengatasi penurunan akibat kenaikan pajak penjualan pada April yang membuat pemulihan tentatif mundur dan mengancam ekonomi nomor tiga di dunia itu terjun ke dalam resesi. "Spekulasi tentang penundaan pajak penjualan akan menyebabkan pasar mata uang menjadi fluktuatif untuk sementara waktu, dan itu bisa mengakibatkan pasar saham lebih berfluktuatif juga," kata Masayuki Doshida, analis pasar senior di Rakuten Securities. Abe perlu memutuskan apakah akan melanjutkan rencana untuk menaikkan pajak penjualan menjadi 10 persen pada Oktober 2015, setelah naik menjadi 8,0 persen pada April tahun ini. Kenaikan pajak dirancang untuk membantu mengekang utang publik Jepang yang besar, tetapi belanja konsumen tetap lesu menyusul kenaikan pada April tahun ini. Namun, penundaan kenaikan pajak bisa mengakibatkan keterlambatan dalam reformasi fiskal Jepang dan melemahkan yen lebih lanjut. Sebuah yen yang lemah menguntungkan eksportir Jepang, membuat mereka lebih kompetitif di luar negeri dan meningkatkan nilai yen dari keuntungan mereka ketika dipulangkan. Mata sekarang tertuju pada data produk domestik bruto Jepang Juli-September yang akan keluar Senin (17/11). Surat kabar utama juga melaporkan pada Rabu bahwa Abe bisa menggelar pemilihan umum sela pada 14 atau 21 Desember jika ia memutuskan untuk menunda kenaikan pajak berikutnya. Koalisi pemerintahan berkuasa akan mungkin untuk memenangkan pemilu, yang akan disambut positif oleh pasar saham dan memicu penjualan baru yen, analis mengatakan. Di Tokyo, Fujifilm melonjak 4,44 persen menjadi 4.007,5 yen setelah perusahaan mengatakan mereka memperkirakan obat anti-influenza yang secara resmi disetujui pada awal tahun depan sebagai obat untuk orang yang terinfeksi dengan virus Ebola. Pembuat suku cadang mobil Takata naik 4,28 persen menjadi 1.192,0 yen karena aksi buru saham murah, setelah menghadapi tekanan jual besar-besaran atas cacat kantung udara produksinya yang telah dikaitkan dengan setidaknya empat kematian di Amerika Serikat. Toyota naik 0,38 persen menjadi 6.839,0 yen, sementara saham Sony naik 0,48 persen pada 2.365,5 yen, demikian AFP melaporkan.
Wall Street akhiri pencetakan rekor selama lima hari
November 13, 2014
News Market
KONTAK PERKASA FUTURES - Wall Street mengakhiri pencetakan rekor selama lima hari pada Kamis pagi, setelah denda yang besar terhadap pelaku manipulasi di pasar valuta asing mengirim saham tiga bank terkemuka AS jatuh. Namun Nasdaq berakhir lebih tinggi didukung keuntungan Apple dan Yahoo, lapor AFP. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 2,70 poin (0,02 persen) menjadi 17.612,20. Pasar lebih luas S&P 500 turun 1,43 poin (0,07 persen) menjadi 2.038,25, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq bertambah 14,58 poin (0,31 persen) pada 4.675,13. Regulator AS, Inggris dan Swiss menjatuhkan denda sebesar 4,2 miliar dolar AS terhadap enam dari bank-bank terbesar dunia untuk manipulasi pasar valuta asing. Saham tiga bank AS pada daftar semuanya jatuh: JPMorgan Chase turun 1,3 persen, Citigroup turun 0,7 persen dan Bank of America turun 0,2 persen. Tetapi bank-bank dan pasar pada umumnya melepaskan kerugian awal yang jauh lebih curam, menunjukkan berlanjutnya dukungan kuat setelah keduanya, Dow dan S&P 500, mencetak rekor baru untuk lima sesi berturut-turut. Namun bank-bank daerah kecil umumnya mendapat dorongan dari pengambilalihan bank daerah Susquehanna Bancshares oleh BB&T senilai 2,5 miliar dolar AS. Saham Susquehanna naik 32,5 persen, sedangkan saham BB&T kehilangan 1,7 persen. Sebaliknya kerugian pasar lebih terukur karena investor menahan napas mereka setelah reli selama lima hari oleh Dow dan S&P 500. "Kami mendekati tertinggi baru, kita perlu katalis yang cukup baik untuk bergerak lebih tinggi," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di Wunderlich Securities. Nasdaq mencapai tingkat terbaik sejak akhir Maret 2000, tetapi masih jauh dari tertinggi sepanjang waktu di atas 5.048 pada 10 Maret ketika indeks berbalik turun ke apa yang menjadi kejatuhan parah. Pendorong Nasdaq lebih tinggi adalah Apple, naik 1,5 persen ke tingkat tertinggi sepanjang masa 111,25 dolar AS, dan Yahoo, yang naik 3,2 persen di tengah berita pembeliannya pada perusahaan layanan video iklan BrightRoll senilai 640 juta dolar AS. Saham perusahaan minyak melemah karena harga minyak mentah terus jatuh. ExxonMobil menyerah 1,1 persen, Chevron turun 0,7 persen, dan ConocoPhillips menyusut 0,8 persen. Harga obligasi datar setelah pasar ditutup pada Selasa untuk liburan Hari Veteran. Imbal hasil pada obligasi 10-tahun pemerintah AS bertahan di 2,36 persen, tidak berubah dari Senin, sementara pada obligasi 30-tahun merosot ke 3,08 persen dari 3,09 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik.
Menteri perminyakan Saudi bantah perang harga minyak
November 13, 2014
News Market
KONTAK PERKASA FUTURES - Menteri Perminyakan Arab Saudi pada Rabu membantah pembicaraan bahwa negaranya sedang mendorong sebuah perang harga di pasar minyak dunia, sehingga harga minyak mentah terus merosot. "Pembicaraan perang harga adalah tanda kesalahpahaman -- disengaja atau tidak -- dan tidak memiliki dasar dalam realitas," Ali Al-Naimi mengatakan pada sebuah konferensi di Acapulco, menurut teks pidatonya, lapor AFP. Naimi menyebut pembicaraan baru-baru ini sebuah perubahan strategi negaranya, khususnya pemotongan harga minyak Saudi untuk pasar AS, "dugaan liar dan tidak akurat". "Kebijakan minyak Saudi tetap konstan selama beberapa dekade terakhir, dan itu tidak berubah hingga hari ini," kata dia. "Kami tidak berusaha memolitisasi minyak, juga tidak kami berkolusi melawan siapa pun. Untuk kami, itu adalah pertanyaan tentang penawaran dan permintaan. Ini adalah murni bisnis." Pekan lalu Riyadh mengirim harga minyak dunia jatuh ketika memotong harga minyak mentahnya untuk pasar AS, sementara menaikkannya mereka untuk pasar Asia, gerai utama negara tersebut. Para analis menduga bahwa negara itu ingin memperkuat pangsa pasarnya di Amerika Serikat terhadap banjir minyak dalam negeri dari deposito serpih. Beberapa berspekulasi juga bahwa Saudi bertujuan menurunkan harga minyak mentah ke titik di mana produksi serpih tidak layak secara ekonomis, memaksa produsen AS untuk mengekang produksinya. "Booming" minyak mentah serpih AS telah mendorong produksi dalam negeri ke tingkat rekor, hampir menyamai hasil Saudi dan mengurangi kekuatan lama raksasa minyak Timur Tengah itu sebagai produsen utama dunia yang dapat menentukan arah harga minyak mentah. Dikombinasikan dengan pertumbuhan lebih lambat dalam ekonomi global, lonjakan produksi AS terutama telah memberikan kontribusi terhadap membanjirnya minyak dan sebuah penurunan tajam dalam harga, memukul keras pendapatan para pengekspor minyak. Harga untuk patokan minyak mentah Brent telah tenggelam dari di atas 112 dolar AS per barel pada Juni hingga menjadi di bawah 83 dolar AS pada Selasa (11/11). Pasar jelas tidak benar-benar yakin pada Rabu, karena Brent jatuh lebih lanjut menjadi di bawah garis 82 dolar AS. Sementara patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate turun 0,8 persen menjadi 77,30 dolar AS per barel, dibandingkan tertinggi pada Juni di 103,66 dolar AS. Naimi menekankan perlunya dialog lanjutan antara OPEC yang dipimpin Arab Saudi, yang memproduksi sekitar sepertiga dari minyak mentah dunia, dan produsen lainnya serta para konsumen. "Kami ingin pasar minyak yang stabil dan harga stabil, karena ini adalah baik untuk produsen, konsumen dan investor, dan juga membantu pertumbuhan ekonomi global jangka panjang, khususnya negara-negara berkembang," kata dia.
Langganan:
Postingan (Atom)