Bloomberg, (19/4) - Pasar saham Jepang naik, dengan Indeks Topix memperkecil kerugian mingguannya setelah Tokyo Electron Ltd memimpin gainer dan eksportir rebound mengikuti komentar dari Menteri Keuangan Jepang, Taro Aso atas penurunan mata uang domestik yang baru-baru ini dikecam oleh para pembuat kebijakan global. Index Topix naik 0,3 persen dan ditutup pada posisi 1,126.67 di Tokyo, menandai 1,9 persen penurunan mingguan yang terbesar sejak November. Indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,7 persen menjadi 13,316.48, rebound dari penurunan 0,3 persen karena yen melemah terhadap 16 mata uang utama lainnya. Canon Inc dan Nintendo Co adalah di antara lebih 200 perusahaan dari 1.698-anggota Index Topix yang akan melaporkan hasil pendapatannya minggu depan, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. "Melihat bahwa yen tidak akan naik, saham kemudian rebound," kata Isao Kubo, seorang analis ekuitas dari Nissay Asset Management Corp. "Ada ekspektasi bahwa perusahaan-perusahaan akan melaporkan laba yang kuat di belakang kebijakan pelonggaran pemerintah dan depresiasi yen." Aso mengatakan bahwa kebijakan yang dilakukan pemerintah Jepang untuk menurunkan mata uang domestik ke level terendah empat tahun tidak akan dibahas pada pertemuan Kelompok 20 (G20) di Washington akhir pekan ini. Sebuah rancangan pernyataan telah disiapkan untuk mengakhiri pertemuan G20 yang mengisyaratkan bahwa para anggotanya akan menahan kritik langsung terhadap stimulus Jepang sementara menegaskan komitmen bersama untuk menghindari pelemahan mata uang untuk mendapatkan keuntungan perdagangan. Eksportir naik. Toyota menguat 0,9 persen menjadi ¥ 5.480 setelah jatuh sebanyak 1,5 persen. Toyota tengah mempersiapkan produksi mobil Lexus di AS untuk pertama kalinya, kata dua pejabat perusahaan.
20 April 2013
Histori emas sejak 1980 hingga memasuki bear market
April 20, 2013
News Market
Bloomberg, (19/4) - Emas untuk pengiriman segera anjlok terbesar sejak 1983 pada tanggal 15 April, memperdalam kejatuhannya ke pasar beruang (bear market) - menunjukkan kerugian sekitar 30 persen dari rekor yang tercatat pada September 2011.
Berikut ini ringkasan pergerakan emas dari tahun 1980 sampai 15 April ketika harga tenggelam 9,1 persen.
- 1980: Emas mencapai rekor $ 850 per ounce.
- Juli 1997: Reserve Bank of Australia mengatakan menjual 167 ton emas, 68 persen dari kepemilikannya. Diikuti penjualan oleh Belanda dan Belgia.
- Mei 1999: Bank of England mengumumkan penjualan cadangan emasnya melalui lima acara lelang.
- Agustus 1999: Emas jatuh ke terendah $ 251,95
- September 1999: Central Bank Gold Agreement pertama mengumumkan di mana 15 bank sentral Eropa termasuk Bank Sentral Eropa (ECB) sepakat untuk membatasi penjualan kolektif hingga 2000 metrik ton selama lima tahun hingga 2004.
- Oktober 1999: Emas naik ke tertinggi tahunan di $ 340,50.
- 2003: Dimulainya perdagangan exchange-traded funds.
- Desember 2003: Emas ke tertinggi tahunan di $ 417,75 dari terendahnya di $ 319,15 pada bulan April.
- Maret 2004: Central Bank Gold Agreement kedua menyatakan akan membatasi penjualan kolektif bank sentral Eropa hingga 2500 ton hingga 2009.
- November 2004: Diciptakannya SPDR Gold Trust, exchange-traded funds terbesar di dunia.
- Desember 2004: Emas naik ke tertinggi tahunan $ 456,89 dari terendah di $ 371,65 pada bulan Mei.
- 2005: Emas mencapai $ 500.
- 2006: Emas melebihi $ 700.
- Maret 2008: Emas mencapai $ 1000 untuk pertama kalinya.
- September 2008: Lehman Brothers Holdings Inc runtuh.
- Oktober 2008: Emas turun ke satu tahun terendah di $ 682. Investor menjual emas untuk mendapatkan uang tunai mengikuti kejatuhan ekuitas dan komoditas lainnya.
- November 2008: Federal Reserve berjanji untuk membeli $ 600 miliar obligasi di putaran pertama pelonggaran kuantitatif atau yang disebut dengan QE.
- Februari 2009: Emas naik kembali di atas $ 1000.
- Maret 2009: The Fed berjanji untuk membeli sebanyak $ 300 miliar Treasuries selama enam bulan ke depan.
- April 2009: China mengumumkan kenaikan 76 persen cadangan emas ke posisi 1.054 ton.
- September 2009: Central Bank Gold Agreement ketiga menyatakan akan membatasi penjualan kolektif bank sentral Eropa hingga 400 ton per tahun sampai 2014.
- September 2009: Dana Moneter Internasional menyetujui penjualan 403,3 ton emas, dimana 200 ton kemudian dijual ke India.
- Desember 2009: Barrick Gold Corp, produsen emas terbesar dunia, mengumumkan untuk mengakhir semua lindung nilai emas. Emas naik di atas $ 1.200 untuk pertama kalinya.
- November 2010: Fed berjanji untuk membeli $ 600 miliar obligasi di putaran kedua pelonggaran kuantitatif.
- November 2010: Emas naik di atas $ 1.400 untuk pertama kalinya.
- Maret 2011: Emas memperpanjang rekor ditengah meningkatnya krisis utang Eropa, atau disebut Timur Tengah sebaga Arab Spring.
- September 2011: Emas tunai naik ke rekor $ 1.921,15. Fed mengumumkan Program Operation Twist - mengganti obligasi jangka pendek dengan obligasi jangka panjang.
- September 2012: Fed mengumumkan pembelian Treasury dan sekuritas berbasis hipotek terbuka sebesar $ 40 miliar per bulan.
- Oktober 2012: Emas naik ke 2012 tertinggi dihampir $ 1.800.
- Desember 2012: Holdings pada exchange-traded funds emas mencapai rekor 2,632.5 ton, sebelum memulai penurunan mereka, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
- Desember 2012: Fed meningkatkan pembelian pembelian obligasi terbuka hingga US $ 85 miliar per bulan ditengah krisis tebing fiskal Amerika.
- Januari 2013: Emas naik ke 2013 tertinggi dihampir $ 1.700.
- Februari 2013: Emas turun di bawah $ 1.600 untuk pertama kalinya dalam enam bulan. Risalah pertemuan the Fed mengisyaratkan bahwa beberapa anggota ingin memvariasikan laju program pembelian aset.
- April 12, 2013: Emas Tumbang 5 persen, memasuki pasar beruang dengan harga yang turun lebih dari 20 persen dari rekor penutupan September 2011 di $ 1,900.23. Siprus berencana menjual cadangan emas untuk menutupi dana talangan, meningkatkan spekulasi bahwa bank sentral lainnya akan mengikuti langkah tersebut.
- April 15, 2013: Emas merosot 9,1 persen, terbesar sejak 1983. (brc)
Bursa HK catat loncatan terbesar dalam 15 pekan terakhir
April 20, 2013
News Market
Bloomberg, (19/4) - Saham-saham Hong Kong menguat, dengan indeks acuan Hong Kong mencatat gain terbesar sejak lebih dari 15 minggu terakhir karena Morgan Stanley menaikkan prospek terhadap saham-saham Hong Kong dan di tengah spekulasi bahwa pemerintah China akan memperlebar kisaran perdagangan yuan dalam tiga hari ke depan. Indeks Hang Seng naik 2,3 persen dan ditutup pada posisi 22,013.57, kenaikan terbesar sejak 2 Januari dengan volume perdagangan hanya 18 persen di atas rata-rata 30-hari. Untuk minggu ini, turnover harian di bursa itu hanya HK$60.3 milyar, 16 persen kurang dari rata-rata harian sepanjang tahun ini, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Indeks mengakhiri minggu ini dengan penurunan 0,3 persen setelah hampir menghapus kerugian empat hari perdagangan sebelumnya. Hang Seng China Enterprises Index perusahaan Cina yang terdaftar di kota naik 2,1 persen menjadi 10,483.60. "Tingkat turnover masih sangat rendah dan saya pikir ini hanya sebuah faktor teknis," kata Alex Wong, direktur dari Ample Capital Ltd. "Untuk bank-bank China, saya pikir ini hanya pemulihan pasca sell-off sebelumnya karena mereka telah berada di bawah tekanan yang cukup berat. Jika Anda membandingkan rebound hari ini terhadap sell off sebelumnya, itu sangat kecil." Morgan Stanley menaikkan proyeksi untuk saham dalam MSCI Index Hong Kong menjadi overweight, menurut sebuah laporan yang ditulis oleh analis Jonathan Garner, mengutip revisi pendapatan yang kuat dan valuasi ringan. China mungkin akan memperluas jangkauan dalam perdagangan yuan selama negara-negara G20 melakukan pertemuan di Washington pekan ini, tulis analis dari UBS, Manik Narain dan Geoffrey Yu dalam sebuah catatan setelah Deputi Gubernur bank sentral China, Yi Gang mengisyaratkan bahwa bank sentral akan melonggarkan kontrol atas mata uangnya. (brc)
Langganan:
Postingan (Atom)