Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

16 Juli 2014

Dolar AS pulih di tengah kesaksian Yellen

Kurs dolar Amerika Serikat terhadap beberapa mata uang utama dunia pulih pada Rabu, ketika Ketua Federal Reserve Janet Yellen memulai kesaksian dua hari kepada Kongres Amerika Serikat dan data ekonomi yang keluar bervariasi. Pada akhir perdagangan di New York, euro jatuh menjadi 1,3568 dolar AS dari 1,3618 dolar AS pada sesi sebelumnya, dolar Australia merosot ke 0,9373 dolar AS dari 0,9391 dolar AS, dan pound Inggris naik menjadi 1,7146 dolar AS dari 1,7080 dolar AS. Poundsterling Inggris menguat terhadap dolar setelah Kantor Statistik Nasional melaporkan harga konsumen naik pada tingkat tahunan sebesar 1,9 persen pada Juni, yang lebih tinggi dari perkiraan dan memicu spekulasi bahwa bank sentral Inggris, Bank of England (BoE), kemungkinan mulai segera menaikkan suku bunganya. Selain itu, dolar AS dibeli 101,71 yen Jepang, lebih tinggi dari 101,58 yen pada sesi sebelumnya, demikian seperti dilansir kantor berita Xinhua. Dolar AS juga naik menjadi 0,8959 franc Swiss dari 0,8919 franc Swiss, dan bergerak naik menjadi 1,0760 dolar Kanada dari 1,0714 dolar Kanada. Selama kesaksian semi-tahunannya tentang kebijakan moneter kepada Komite Perbankan Senat pada Selasa, Yellen mempertahankan nada dovish sesuai perkiraan para analis. Yellen mengatakan pasar tenaga kerja Amerika Serikat masih lemah meskipun data pekerjaan terbaru menguat dan mengindikasikan kemungkinan The Fed akan mempertahankan suku bunga rendah untuk "jangka waktu yang cukup" setelah pembelian obligasi berakhir. Di sisi ekonomi, aktivitas manufaktur di wilayah New York meningkat secara signifikan untuk bulan ketiga berturut-turut pada Juli, dengan indeks manufaktur Empire State meningkat menjadi 25,6, tertinggi dalam lebih dari empat tahun. Selain itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan penjualan ritel dan layanan makanan AS naik 0,2 persen pada Juni disesuaikan secara musiman, tetapi lebih rendah dari ekspektasi. Persediaan bisnis AS, komponen penting dari perubahan produk domestik bruto (PDB), naik 0,5 persen pada Mei. Angka itu sedikit di bawah konsensus pasar, tetapi masih menunjukkan peningkatan dalam ekonomi AS pada kuartal kedua. (Uu.A026)

Bursa saham Hong Kong ditutup menguat 0,49 persen

Saham-saham Hong Kong ditutup 0,49 persen lebih tinggi pada Selasa, mengambil dukungan dari kenaikan kedua hari berturut-turut di Wall Street, sementara investor menunggu rilis data pertumbuhan Tiongkok. Indeks acuan Hang Seng menambahkan 113,29 poin menjadi berakhir pada 23.459,96 dengan nilai transaksi sebesar 52,01 miliar dolar Hong Kong (6,16 miliar dolar AS). Di Tiongkok, indeks komposit Shanghai berakhir naik 0,18 persen, atau 3,71 poin menjadi 2.070,36 dengan nilai transaksi 102,9 miliar yuan (16,6 miliar dolar AS). Indeks komposit Shenzhen, yang melacak saham di bursa kedua Tiongkok, turun 0,38 persen atau 4,30 poin, menjadi 1.116,75 dengan nilai transaksi 144,8 miliar yuan, demikian AFP melaporkan.

Kurs rupiah melemah jadi Rp11.789 per dolar

Kurs rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Rabu pagi melemah 53 poin menjadi Rp11.789 per dolar AS dibandingkan posisi terakhir kemarin Rp11.736 per dolar AS. "Dolar AS kembali bergerak menguat terhadap mayoritas mata uang negara berkembang di Asia, termasuk rupiah setelah Ketua Federal Reserve Janet Yellen menyampaikan bahwa suku bunga dapat dinaikan lebih cepat," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra. Ia mengemukakan bahwa data ekonomi Amerika Serikat cenderung terus membaik sehingga The Fed menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan. "The Fed membuka kemungkinan kenaikan suku bunga di tahun 2015 mendatang," katanya. Di sisi lain, ia menambahkan, program pengurangan stimulus keuangan Amerika Serikat yang kemungkinan  berakhir Oktober 2014 menambah sentimen negatif bagi rupiah. Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova mengatakan, minimnya sentimen positif di pasar uang dalam negeri kembali menekan nilai terhadap dolar AS. Sentimen yang menurut dia juga ikut menahan penguatan rupiah adalah sikap pelaku pasar uang yang masih menanti hasil pemilihan umum presiden 22 Juli mendatang. "Yang dikhawatirkan pelaku pasar uang dari faktor politik yakni isu keamanan pasca 22 Juli nanti, sentimen itu yang membuat nilai tukar rupiah cenderung melemah," katanya.