Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

12 Agustus 2019

Anak Muda Ini Bisa Cuan Rp 1 M/Bulan, Emang Beli Saham Apa?




PT. KONTAK PERKASA FUTURES - Investasi saham kian mendapat tempat di kalangan anak muda alias milenial. Beberapa di antaranya bahkan sudah mendapatkan cuan atau keuntungan dari investasi mereka di pasar modal, terutama lewat instrumen saham perusahaan terbuka (emiten) yang mereka beli.

Salah satu di antara anak muda itu yakni Belvin Tannadi, seorang investor muda yang sukses di pasar saham Tanah Air. Belvin merupakan pemuda asal Medan yang awalnya bingung mencari investasi di tengah banyaknya pilihan.

Dia pun akhirnya menentukan pilihan yakni memilih investasi saham emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hingga akhir Juli lalu, sudah ada lebih dari 649 emiten di BEI yang bisa dipilih. Terakhir pencatatan saham perdana dari PT Hensel Davest Indonesia Tbk. (HDIT) pada Jumat 12 Juli lalu.


"Awalnya mau mencari investasi tapi kebanyakan pilihan, ada teman saya bilang kok tidak coba yang legal soalnya baru terjun jadi takut ada bodong jadi teman saya cari legal yakni di BEI," kata Belvin kepada CNBC Indonesia, belum lama ini.

Pemilik situs Ilmusaham.com ini mulai berinvestasi saham sejak tahun 2014 dengan modal awal Rp 12 juta. Selama setahun pertama atau 2015 menurutnya terjadi fluktuasi di tengah perlambatan ekonomi sehingga dia pun berusaha memahami terlebih dulu saham dan risikonya agar tidak panik saat pasar sedang turun.

Adapun alasan dia memilih saham karena saham memiliki potensi pertumbuhan paling tinggi dari semua jenis instrumen lain dibandingkan dengan obligasi dan reksa dana. Pengetahuan ini dia pelajari secara otodidak dengan mempelajari analisis teknikal double bottom dan rajin membaca buku tentang saham.

Lulusan Sastra China dari STBA Persahabatan Internasional Asia ini mengatakan jangan pernah berinvestasi ke sesuatu yang tidak diketahui risiko maksimalnya.

Sebab itu, strateginya yakni memilih perusahaan atau emiten yang besar dan fundamental baik yang masuk dalam Indeks LQ45 seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).

Indeks LQ45 adalah salah satu indeks patokan di BEI yang berisi 45 saham emiten paling likuid diperdagangkan. Indeks ini selalu diperbaharui oleh BEI setiap 6 bulan.

Belvin pun membagi pengalamannya menuai keuntungan dari investasi saham.

"Sekarang saya beli saham Sampoerna [PT HM Sampoerna Tbk/HMSP] untuk investasi," ujar dia. 

ak ingin salah langkah, dia pun mulai menganalisa pasar dan tidak langsung berinvestasi dengan uang besar. Hingga hampir 5 tahun berinvestasi saham dia pun mendapatkan keuntungan hampir Rp 1 miliar per bulan, tentu dengan selalu melakukan top up atau penambahan modal. 

"Jadi dari Rp 12 juta selalu di top up dan cuan-nya naik turun per bulan. Kalau saya enggak tentu dari saham untung nya ada miliaran. Dari untung itu saya sudah dapatkan, mobil, tanah, dan properti lainnya," kata dia yang menekankan bahwa Rp 12 juta tersebut adalah modal awal saja, yang kemudian ditambah terus sesuai dengan tingkat keuntungan.

Untuk tips bagi calon investor, Belvin menyarankan agar calon investor mempelajari juga tentang saham blue chip alias saham-saham unggulan di BEI. 

Belvin menjelaskan bahwa blue chip adalah istilah pasar modal yang mengacu pada saham dari perusahaan besar yang memiliki pendapatan stabil dan liabilitas dalam jumlah tidak terlalu banyak. 

"Saran bagi yang ingin investasi cari yang blue chip itu didapat dari saham [yang masuk anggota] Indek LQ45 yang ROE rata-rata 4 tahunnya di atas 15%, laba stabil dan ekuitas bertumbuh. Saham blue chip biasanya akan memberikan dividen [keuntungan dari laba yang dibagikan kepada investor] secara reguler sekalipun bisnis berjalan lebih buruk dari biasanya," paparnya. 

Selain itu, katanya, lakukanlah deposit 30% cash terlebih dahulu dari keseluruhan dana investor. "Setelah itu jika ada saham yang bagus belilah maksimal dana 10% dari total dana yang disetorkan [di deposit] dan jangan langsung dibelikan semua," katanya.

"Jika Anda sudah merasa mahir dalam bisnis ini maka lakukan top-upsecara berkala. Terakhir, bukalah komunikasi dengan komunitas saham agar Anda mendapatkan banyak informasi," kata Belvin.

YUK INVESTASI


www.cnbcindonesia.com/market/20190811211317-17-91203/anak-muda-ini-bisa-cuan-rp-1-m-bulan-emang-beli-saham-apa