Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

14 September 2015

Dolar AS0 bervariasi jelang pertemuan The Fed

KONTAK PERKASA FUTURES -  Kurs dolar AS diperdagangkan bervariasi terhadap mata uang utama lainnya pada Sabtu pagi karena memanasnya perdebatan tentang apakah Federal Reserve akan menaikkan suku bunga dalam pertemuan pekan depan. Di sisi ekonomi, Indeks Harga Produsen (PPI) untuk permintaan akhir tidak berubah pada Agustus, tetapi disesuaikan secara musiman, mengalahkan ekspektasi pasar turun 0,1 persen, kata Departemen Tenaga Kerja AS seperti dikutip Xinhua.  Sementara itu, angka awal indeks sentimen konsumen Thomson Reuters/Universitas Michigan mencapai 85,7 untuk September, jauh di bawah perkiraan pasar. Laporan PPI ditambah laporan harga impor yang dirilis Kamis, menunjukkan tingkat inflasi relatif rendah, sehingga menurunkan ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga bulan ini. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,28 persen menjadi 95,190 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan di New York, euro menguat menjadi 1,1336 dolar dari 1,1284 dolar pada sesi sebelumnya, sebaliknya terhadap pound Inggris melemah menjadi 1,5427 dolar dari 1,5470 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia diperdagangkan relatif stabil pada 0,7085 dolar AS. Dolar AS dibeli 120,55 yen Jepang, lebih rendah dari 120,68 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS menukik ke 0,9689 franc Swiss dari 0,9716 franc Swiss dan menguat menjadi 1,3256 dolar Kanada dari 1,3199 dolar Kanada.

Indeks Hang Seng melemah, namun Shanghai naik

KONTAK PERKASA FUTURES - Saham-saham Hong Kong berakhir 0,27 persen lebih rendah pada Jumat menjelang rilis data ekonomi penting Tiongkok, sementara investor juga cemas jelang keputusan suku bunga AS minggu depan. Di Hong Kong, indeks Hang Seng merosot 58,13 poin menjadi ditutup pada 21.504,37. Namun, indeks mengakhiri minggu ini lebih tinggi untuk pertama kalinya sejak Juli. Di Tiongkok daratan, indeks komposit Shanghai berakhir sedikit lebih tinggi, bertambah 2,34 poin, menjadi 3.200,23. Indeks komposit Shenzhen, yang melacak saham-saham di bursa kedua Tiongkok, naik 0,62 persen atau 10,97 poin, menjadi 1.781,35. Kedua indeks bursa daratan mengakhiri minggu ini lebih tinggi untuk pertama kalinya sejak pertengahan Agustus, demikian AFP melaporkan.

Bursa saham Tokyo berakhir turun 0,19 persen

KONTAK PERKASA FUTURES -  Indeks acuan Tokyo berakhir sedikit lebih rendah pada Jumat, setelah seminggu turun-naik menyaksikan saham-saham terpukul oleh kekhawatiran tentang ekonomi Tiongkok dan ketidakpastian mengenai kenaikan suku bunga AS minggu depan. Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo melemah 0,19 persen, atau 35,40 poin, menjaditutup pada 18.264,22. Indeks Topix dari seluruh saham papan utama naik tipis 0,05 persen, atau 0,71 poin, menjadi berakhir di 1.480,23. Kemerosotan Jumat terjadi setelah seminggu bergejolak yang melihat ayunan liar di pasar dunia, termasuk lonjakan 7,7 persen Nikkei pada Rabu, diikuti oleh penurunan 2,5 persen pada hari berikutnya. Serangkaian langkah-langkah selama beberapa hari terakhir dari Beijing telah menenangkan kegelisahan, karena pemimpin Tiongkok memberi jaminan mereka telah mengendalikan krisis, yang telah mengapus triliunan di pasar global dalam beberapa pekan terakhir.  "Akar penyebab semacam koreksi ini adalah waktu kenaikan tingkat suku bunga AS dan dampaknya pada perekonomian Tiongkok," kata Tomohiro Okawa, penyiasat ekuitas UBS Group di Tokyo. Okawa mengatakan kepada AFP bahwa sentimen risiko telah sedikit meningkat dibandingkan dengan awal bulan ini, namun ia pikir pasar bergejolak akan berlanjut dalam jangka menengah. Namun dampak dari kenaikan suku bunga mungkin "lebih lemah dari kenaikan suku bunga AS sebelumnya, karena laju kenaikan suku bunga sangat lambat dibandingkan dengan kenaikan sebelumnya," kata Okawa. Pembelian saham dibantu oleh keuntungan yang sehat di Wall Street pada Kamis, di mana investor berharap bank sentral akan menahan diri dari menaikkan suku bunga pada minggu depan. Dalam perdagangan saham di pasar Jepang, kelas berat Fast Retailing, operator jaringan toko pakaian Uniqlo, naik 1,48 persen menjadi 47.620 yen, sementara Toyota turun 1,43 persen menjadi 7.072 yen, dan raksasa telekomunikasi Softbank turun 0,64 persen menjadi 6.513 yen. Dolar naik menjadi 120,69 yen di Tokyo dari 120,63 yen pada Kamis di New York, sementara euro berada di 136,18 yen terhadap 136,01 yen.

Rupiah Jumat sore bergerak ke posisi Rp14.330

KONTAK PERKASA FUTURES - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore bergerak menguat tipis sebesar lima poin menjadi Rp14.327 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp14.332 per dolar AS. "Penguatan rupiah cenderung maih terbatas, sifatnya hanya faktor teknikal dikarenakan pelaku pasar cenderung menanti hasil kebijakan rapat the Fed pada 16-17 September mendatang," ujar Analis LBP Enterprise Lucky Bayu Purnomo� di Jakarta, Jumat. Saat ini, ia menambahkan bahwa suku bunga The Fed saat ini di level 0,25 persen, jika hasil keputusan rapat the Fed menaikan suku bunga maka potensi nilai tukar rupiah kembali melemah cukup terbuka. "The Fed menaikan suku bunga maka rupiah bisa ke level Rp15.000 per dolar AS dalam waktu dua atau tiga bulan ke depan," katanya. Ia mengharapkan bahwa ada kebijakan dari pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga the Fed. Salah satu kebijakan yang dapat dilakukan Bank Indonesia yakni mendorong daya beli masyarakat, salah satunya dengan menurunkan suku bunga acuan (BI rate). "Ketika suku bunga diturunkan kemungkinan rupiah akan melemah namun hanya sementara, ke depan dapat menguat seiring mulai tumbuhnya daya beli masyarakat. Suku bunga yang rendah dipercaya akan mendorong kredit perbankan akan meningkat," katanya. Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa harga-harga komoditi seperti emas, perak dan minyak mentah yang mulai bergerak naik meski terbatas, menekan dolar AS. "Komoditas dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah. Jika dolar AS turun, harga komoditas akan naik karena komoditas yang diukur dengan dolar AS menjadi lebih murah bagi investor," katanya. Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat (11/9) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp14.306 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp14.322 per dolar AS.