Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

24 September 2014

Bursa efek Tokyo dibuka turun 0,62 persen

Bursa efek Tokyo, Rabu, dibuka lebih rendah 0,62 persen karena keengganan risiko tumbuh setelah serangan AS di Suriah dan pelemahan pasar saham Eropa dan AS di tengah berita perlambatan aktivitas bisnis zona euro. Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo turun 100,34 ke posisi 16,105.56 di awal perdagangan. Saham Wall Street merosot Selasa untuk sesi ke tiga berturut-turut karena data menunjukkan ekonomi zona euro melemah dan peraturan pajak baru AS untuk memerangi inversi penawaran, di mana perusahaan bergabung dengan perusahaan asing untuk merelokasi alamat pajak, memukul saham farmasi. Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir turun 0,68 persen pada posisi 17.055,87. Wall Street mengikuti pasar Eropa, hampir semua dalam garis merah setelah survei penting menunjukkan aktivitas bisnis di18 negara zona euro melambat berlanjut pada bulan September, menambah kekhawatiran bahwa pemulihan ekonomi yang lamban bisa mendekati kebuntuan. Angka-angka itu muncul karena Amerika Serikat dan sekutu Arabnya melancarkan serangan udara terhadap kelompok Negara Islam di Suriah. Puluhan IS dan Al-Qaeda dilaporkan tewas dalam serangan, di mana Washington mengatakan ekstrimis merencanakan sebuah "serangan yang sebagian ditargetkan" terhadap Barat. Dolar merosot ke 108,61 yen pada awal perdagangan Rabu, dibanding dengan 108,87 yen di New York Selasa sore. Euro diambil 1,2852 dolar dan 139,60 yen dibanding 1,2850 dolar dan 139,91 yen. Demikian AFP.

Emas perpanjang kenaikan

Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih tinggi pada Rabu, karena pasar ekuitas AS memperpanjang penurunan ke dalam sesi kedua. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember, naik 4,1 dolar AS atau 0,34 persen, menjadi menetap di 1.222 dolar AS per ounce, lapor Xinhua. Di sisi pendukung, Amerika Serikat memulai serangan udara terhadap kelompok garis keras Negara Islam (IS) di Suriah, dan melanjutkan intervensinya terhadap IS di Irak, mengirim indeks acuan ekuitas lebih rendah karena investor mencari aset-aset "safe haven" seperti emas dan obligasi negara. Meskipun ekuitas AS melaporkan kerugian, sebuah laporan yang dirilis oleh Federal Reserve Bank of Richmond pada Selasa menunjukkan manufaktur sedang meningkat di East Coast, karena indeks manufaktur utamanya melonjak menjadi 14 pada September dari 12 pada Agustus. Ini lebih baik dari yang diharapkan dan terus mengapit keuntungan emas yang dibuat dari penurunan ekuitas. Perak untuk pengiriman Desember naik 0,5 sen, atau 0,03 persen, menjadi ditutup pada 17,779 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 2,5 dolar AS, atau 0,19 persen, menjadi ditutup pada 1.332,7 dolar AS per ounce.

Minyak bervariasi setelah data Tiongkok dan Eropa tidak merata

Harga minyak bervariasi pada Rabu, menyusul data manufaktur Tiongkok yang lebih baik dari perkiraan tetapi hasil buruk diperlihatkan dalam aktivitas zona euro. Di New York, patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, terangkat naik 69 sen menjadi ditutup pada 91,56 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November turun 12 sen menjadi 96,85 dolar AS per barel di London. Brent telah naik pada pagi hari, memenangkan dukungan dari angka manufaktur Tiongkok sebelum terjadi aksi ambil untung. Chris Beauchamp, analis pasar di kelompok perdagangan IG, mengatakan harga minyak berada di bawah tekanan dengan dimulainya kembali produksi di ladang minyak utama Libya pada Senin. Data ekonomi juga membentuk perdagangan. Data awal indeks pembelian manajer (PMI) HSBC untuk sektor manufaktur Tiongkok datang di 50,5 pada September, naik dari angka akhir 50,2 pada Agustus. Para analis telah memperkirakan indeks akan jatuh di bawah angka 50,0 yang akan menunjukkan kontraksi. "Apa yang kita lihat dengan angka PMI Tiongkok adalah sebuah rebound yang kuat ketika para analis telah benar-benar memperkirakan kemungkinan kontraksi," Desmond Chua, analis pasar di CMC Markets di Singapura, mengatakan kepada AFP. "Angka-angka yang dirilis hari ini membawa beberapa perasaan optimis seperti pesanan baru dan ekspor baru di Tiongkok yang memperlihatkan tanda perbaikan," tambahnya. Mengimbangi itu adalah penurunan dalam komposit PMI untuk zona euro yang dikeluarkan Markit, mencapai terendah sembilan bulan 52,3 poin. "Data PMI terbaru adalah kesaksian lemahnya pemulihan ekonomi zona euro," kata analis ING Martin van Vliet.