Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

03 September 2014

Pasar saham utama Eropa dibuka sedikit menguat

Pasar-pasar saham utama Eropa merayap naik pada awal perdagangan, Rabu, menjelang keputusan soal suku bunga acuan bank sentral Inggris di London dan Bank Sentral Eropa di Frankfurt. Indeks acuan ibu kota Inggris FTSE 100 naik 0,07 persen menjadi 6.833,65 poin, indeks DAX 30 Jerman naik 0,36 persen menjadi 9.541,02 poin dan indeks CAC 40 Prancis bertambah 0,37 persen menjadi 4.394,66 poin dibandingkan dengan penutupan pada Selasa. Saham-saham Eropa telah membuat keuntungan tak menentu pada Selasa, karena para pedagang mengabaikan kekhawatiran geopolitik atas Ukraina, demikian laporan AFP. Pada awal perdagangan di Paris, harga saham Hermes jatuh 8,13 persen menjadi 241,40 euro setelah raksasa saingannya LVMH mengatakan telah mencapai kesepakatan atas sahamnya yang diperebutkan 23,0 persen di Hermes yang sekarang akan didistribusikan kepada para pemegang saham.

Wall Street berakhir bervariasi jelang laporan ketenagakerjaan AS

Saham-saham di Wall Street berakhir bervariasi pada Rabu, karena para investor mencerna keuntungan dalam ekuitas Agustus menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa dan berita pasar tenaga kerja akhir pekan ini. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 30,89 poin (0,18 persen) menjadi ditutup pada 17.067,56, lapor AFP. Indeks berbasis luas S&P 500 merosot 1,09 poin (0,05 persen) menjadi 2.002,28, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq naik 17,92 poin (0,39 persen) menjadi 4.598,19. "Pasar perlu istirahat" setelah Dow dan S&P 500 keduanya naik lebih dari empat persen pada Agustus, menurut Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Rockwell Global Capital. Para analis sedang menunggu berita tentang kemungkinan stimulus moneter tambahan dari pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis. Laporan ketenagakerjaan AS pada Jumat (5/9) juga bisa menggerakkan pasar, kata para analis. Komponen Dow, Home Depot turun 2,0 persen setelah jaringan material perbaikan rumah itu mengungkapkan sedang menyelidiki upaya kemungkinan untuk meretas sistem komputernya yang telah menargetkan data pelanggan. Saham-saham perusahaan minyak -- termasuk ExxonMobil turun 1,0 persen, Apache merosot 1,6 persen dan Chevron melemah 1,5 persen -- jatuh karena harga minyak turun ke posisi terendah beberapa bulan karena kekhawatiran atas permintaan. Beberapa saham cybersecurity terkemuka terangkat oleh kekhawatiran tentang keamanan data. Splunk naik 11,1 persen sementara FireEye melonjak 8,5 persen. Norwegia Cruise Line melesat 11,1 persen lebih tinggi setelah mengumumkan rencana untuk mendapatkan Prestige Cruise International senilai tiga miliar dolar AS. Pembelian tersebut memberikan Norwegia kepemilikan utama dalam bisnis kapal pesiar mewah. Conn, pengecer yang mengkhususkan diri dalam peralatan dan furnitur, tenggelam 30,9 persen setelah memproyeksikan laba setahun penuh sebesar 2,80 dolar AS hingga tiga dolar AS per saham, jauh di bawah perkiraan analis 3,54 dolar AS. Conn mengatakan prospek lebih rendah mencerminkan kenakalan para pelanggan yang lebih tinggi. Perusahaan berjanji untuk memperketat persyaratan "underwriting"-nya. Dollar General naik 0,6 persen karena mempermanis tawaran untuk saingannya Family Dollar dan mengancam untuk meluncurkan kampanye pengambilalihan jika Family Dollar tidak menyerah. Saham Family Dollar naik 0,5 persen, sementara Dollar Tree, yang tawaran pengambilalihannya diterima oleh Family Dollar, naik 1,6 persen. Harga obligasi jatuh. Imbal hasil pada obligasi 10-tahun pemerintah AS melonjak menjadi 2,42 persen dari 2,34 persen pada Jumat, sedangkan pada obligasi 30-tahun naik menjadi 3,17 persen dari 3,08 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik.

Rupiah Rabu pagi melemah 19 poin

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Rabu pagi bergerak melemah sebesar 19 poin menjadi Rp11.764 dibandingkan posisi sebelumnya Rp11.745 per dolar AS. Analis pasar uang Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa mata uang rupiah cenderung bergerak melemah di tengah penantian susunan kabinet pemerintahan baru nanti. "Dalam fase itu mata uang rupiah cenderung melemah, apalagi mata uang di sejumlah negara kawasan Asia juga terkoreksi terhadap dolar AS. Pelaku pasar uang akan memanfaatkan dolar AS untuk menjaga nilai asetnya," katanya. Ia menambahkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia juga belum mendukung untuk mendorong nilai tukar rupiah terapresiasi karena dibayangi kenaikan inflasi menyusul rencana kenaikan tarif dasar listrik (TDL) pada periode 1 September-31 Oktober 2014 dengan kenaikan bertahap. Demikian pula rencana PT Pertamina menaikkan harga gas elpiji tabung 12 kg (kilogram). "Hal itu berpotensi mendorong laju inflasi pada tahun ini, diharapkan pemerintah dapat menjaga sehingga tidak melebihi prediksi di angka 4,5 persen plus minus 1 persen," paparnya. Pengamat pasar uang Bank Himpuan Saudara Rully Nova menambahkan bahwa di tengah spekulasi perbaikan ekonomi AS membuat nilai tukar rupiah masuk dalam tren pelemahan. Perbaikan ekonomi AS itu akan memperbesar kemungkinan bank sentral Amerika Serikat (the Fed) untuk menaikan suku bunga lebih cepat dari antispasi pasar. "Naiknya suku bunga AS (Fed rate) dapat memicu aliran dana asing di sejumlah negara berkembang, termasuk Indonesia akan keluar dan masuk ke pasar AS," katanya. Ia mengharapkan pemerintah sudah memiliki kebijakan dalam menahan sentimen eksternal yang dapat membuat pasar keuangan di dalam negeri bergejolak.

Harga emas jatuh karena data manufaktur AS menguat

Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir jatuh pada Rabu, karena data menunjukkan manufaktur AS meningkat selama Agustus pada kecepatan terkuatnya dalam lebih dari tiga tahun. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember kehilangan 22,4 dolar AS, atau 1,74 persen, menjadi menetap di 1.265 dolar AS per ounce, lapor Xinhua. Data manufaktur AS yang bergairah menekan harga emas. Sebuah laporan oleh lembaga riset Institute for Supply Management (ISM) pada Selasa menunjukkan indeks aktivitas pabrik nasional naik menjadi 59,0 pada Agustus. Angka tersebut merupakan tingkat tertinggi sejak Maret 2011 dan mengalahkan ekspektasi pasar. Setiap ukuran di atas 50 menunjukkan bahwa manufaktur bertumbuh. Namun, ketegangan geopolitik di Ukraina dan sedikit penurunan di pasar saham AS telah menahan penurunan emas lebih lanjut. Perak untuk pengiriman Desember kehilangan 34 sen, atau 1,74 persen, menjadi ditutup pada 19,152 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 15,8 dolar AS, atau 1,11 persen, menjadi ditutup pada 1.408,9 dolar AS per ounce.