Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

08 Juni 2020

Semesta Sudah Mendukung, Akankah Ada Happy Monday Hari ini?


Kontak Perkasa Futures - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir perdagangan sesi 2 Jumat lalu (5/6/20) berhasil finish zona hijau. Sempat dibuka turun dalam pada sesi 1, IHSG berhasil ditutup naik 0,16% ke level 4.924,67 akan tetapi di tengah kenaikan ini, investor asing kembali mencatatkan aksi jual bersih sebanyak Rp 264 miliar di pasar reguler.

Penurunan pada sesi 1 Jumat lalu (5/6/20) ditengarai oleh aksi profit taking (pengambilan keuntungan) investor. Akan tetapi berhasil rebound pada sesi-2 setelah pelaku pasar optimis dengan dilonggarkannya PSBB maka ekonomi RI dapat kembali berputar.

Kamis (4/6/20) Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan PSBB diperpanjang dengan sejumlah pelonggaran. Dalam dokumen yang disampaikan Anies, soal jadwal pembukaan transisi fase I, bahwa pasar dan pusat perbelanjaan sudah bisa dibuka bertahap pada pekan ketiga Juni 2020 dan beroperasi dengan kapasitas hanya 50% untuk Senin-Jumat.

Selain itu disebutkan bahwa pertokoan/retail/showroom dan lainnya yang berdiri sendiri atau stand alone sudah bisa dilakukan pembukaan pada pekan ini. Namun, hanya bisa dibuka 50% dari kapasitas dari periode Senin-Jumat.

Rupiah juga berhasil menjadi "bintang" mata uang dunia hari ini. Aliran modal yang deras masuk ke dalam negeri membuat rupiah perkasa, dolar Amerika Serikat, mata uang Asia hingga Eropa semua dibuat tak berdaya.

Di penutupan perdagangan Jumat lalu (5/6/20), posisi rupiah sedikit terkoreksi ke Rp 13.850/US$ atau menguat 1,49%. Akan tetapi setelah aksi profit taking terjadi di pasar obligasi.

Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia pada Jumat lalu (5/6/2020) terkoreksi setelah penguatan signifikan dalam dua hari terakhir. Penurunan ini bahkan terjadi ketika Gubernur BI mengatakan adanya aliran modal asing ke pasar SBN.

Pada perdagangan hari ini, data Refinitiv menunjukkan koreksi harga surat utang negara (SUN) tercermin dari dua seri acuan (benchmark). Kedua seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun dan FR0082 bertenor 10 tahun, sementara FR0080 bertenor 15 tahun dan FR0083 bertenor 20 tahun justru mengalami penguatan.

Seri acuan yang paling melemah hari ini adalah FR0081 yang bertenor 5 tahun dengan kenaikan yield 15,10 basis poin (bps) menjadi 6,654%. Sementara yang paling menguat adalah FR0080 yang bertenor 15 tahun dengan penurunan yield 0,20 bps. Besaran 100 bps setara dengan 1%.


Source CNBC Indonesia