KONTAK PERKASA FUTURES - Investor bersiap menghadapi "January Effect" atau fenomena anomali pasar modal di mana harga-harga saham cenderung mengalami kenaikan pada dua pekan pertama di bulan Januari. "Jadi pada awal tahun 2015 itu investor asing akan melihat sektor mana yang bagus di tahun tersebut dan mulai melakukan aksi beli sehingga harga saham diperkirakan mengalami kenaikan," kata Branch Manager PT Danareksa Sekuritas Semarang Melcy Rulandy S Makarawung di Semarang, Senin. Menurut dia, sejumlah sektor akan memiliki pergerakan positif untuk selanjutnya bisa memberikan keuntungan yang baik investor. Sektor-sektor tersebut terutama yang berhubungan dengan infrastruktur. "Sektor infrastruktur akan tumbuh positif dan pasti diminati oleh investor asing mengingat Indonesia baru saja ganti pemerintahan sehingga sektor infrastruktur masih menjadi fokus utama," katanya. Beberapa sektor yang berkaitan dengan infrastruktur dan diprediksikan akan mengalami pertumbuhan positif di antaranya semen, jasa konstruksi, dan jalan tol. Selain itu, sektor yang berhubungan dengan konsumer juga diprediksikan tumbuh positif salah satunya perusahaan telekomunikasi. Dengan pertumbuhan di sejumlah sektor saham tersebut pihaknya juga memrediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mencapai level 6.000. "Oleh karena itu, kami menyarankan investor agar lebih banyak melakukan aksi beli," katanya. Ia menambahkan dengan bursa saham yang semakin menguat maka rupiah juga akan menguat menyusul fenomena investor asing melakukan aksi jual dollar dan selanjutnya ditukarkan ke rupiah untuk membeli saham IHSG. Sementara itu, pada akhir tahun ini momentum positif untuk sektor infrastruktur mulai terlihat. Bahkan, dengan adanya pelemahan harga minyak mentah secara berkesinambungan maka semen dan maskapai penerbangan akan menikmati katalis positif.
30 Desember 2014
Saham AirAsia anjlok, terburuk sejak 2011
Desember 30, 2014
News

Harga minyak dunia turun ke terendah
Desember 30, 2014
News Market
KONTAK PERKASA FUTURES - Harga minyak mentah dunia turun ke tingkat terendah lima tahun pada Selasa pagi, dengan para analis menyalahkan ekspektasi berita yang lebih buruk untuk permintaan karena kondisi ekonomi lebih lambat. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, kehilangan 1,12 dolar AS menjadi berakhir pada 53,61 dolar AS per barel setelah bertahan di kisaran 56 dolar AS selama hampir dua minggu. Minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari, patokan London, turun 57 sen dari penutupan Jumat (26/12) menjadi 57,88 dolar AS per barel. Keduanya terakhir diperdagangkan di tingkat tersebut pada Mei 2009. Analis mengatakan para pedagang lebih banyak dililit tekanan turun yang ditimbulkan oleh dampak situasi politik di Yunani pada ekonomi Eropa, ekspektasi data buruk di sektor industri Tiongkok, dan kemungkinan peningkatan lain dalam persediaan minyak AS. "Ini adalah lingkungan yang sangat bearish di luar sana," kata John Kilduff dari Again Capital. Harga yang lebih kuat pada awal perdagangan Senin didorong tanda-tanda bahwa produksi Libya dapat terpangkas kembali akibat kebakaran tangki penyimpanan di tengah bentrokan antara pemerintah dan pasukan milisi, tetapi itu memiliki sedikit dampak abadi di pasar, Kilduff mencatat. Bob Yawger dari Mizuho Securities mengatakan ada penyebab jangka pendek lainnya untuk penurunan, termasuk operator tangki penyimpanan AS yang mencoba mengurangi kepemilikan mereka untuk alasan pajak pada akhir tahun, demikian AFP.
Dolar AS menguat terhadap Euro ke tertinggi dua tahun
Desember 30, 2014
News Market
.jpg)
Langganan:
Postingan (Atom)