Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

30 Desember 2014

Investor bersiap hadapi "January Effect"

KONTAK PERKASA FUTURESInvestor bersiap menghadapi "January Effect" atau fenomena anomali pasar modal di mana harga-harga saham cenderung mengalami kenaikan pada dua pekan pertama di bulan Januari. "Jadi pada awal tahun 2015 itu investor asing akan melihat sektor mana yang bagus di tahun tersebut dan mulai melakukan aksi beli sehingga harga saham diperkirakan mengalami kenaikan," kata Branch Manager PT Danareksa Sekuritas Semarang Melcy Rulandy S Makarawung di Semarang, Senin. Menurut dia, sejumlah sektor akan memiliki pergerakan positif untuk selanjutnya bisa memberikan keuntungan yang baik investor. Sektor-sektor tersebut terutama yang berhubungan dengan infrastruktur. "Sektor infrastruktur akan tumbuh positif dan pasti diminati oleh investor asing mengingat Indonesia baru saja ganti pemerintahan sehingga sektor infrastruktur masih menjadi fokus utama," katanya. Beberapa sektor yang berkaitan dengan infrastruktur dan diprediksikan akan mengalami pertumbuhan positif di antaranya semen, jasa konstruksi, dan jalan tol. Selain itu, sektor yang berhubungan dengan konsumer juga diprediksikan tumbuh positif salah satunya perusahaan telekomunikasi. Dengan pertumbuhan di sejumlah sektor saham tersebut pihaknya juga memrediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mencapai level 6.000. "Oleh karena itu, kami menyarankan investor agar lebih banyak melakukan aksi beli," katanya. Ia menambahkan dengan bursa saham yang semakin menguat maka rupiah juga akan menguat menyusul fenomena investor asing melakukan aksi jual dollar dan selanjutnya ditukarkan ke rupiah untuk membeli saham IHSG. Sementara itu, pada akhir tahun ini momentum positif untuk sektor infrastruktur mulai terlihat. Bahkan, dengan adanya pelemahan harga minyak mentah secara berkesinambungan maka semen dan maskapai penerbangan akan menikmati katalis positif.

Saham AirAsia anjlok, terburuk sejak 2011

KONTAK PERKASA FUTURESHarga saham AirAsia, maskapai penerbangan bertarif rendah terbesar di Asia Tenggara, anjlok di pasar Kuala Lumpur, Senin, setelah salah satu pesawat jetnya hilang bersama 162 orang di dalamnya. Namun para analis mengatakan dampak pada sektor maskapai tarif murah akan terbatas karena popularitasnya di mata konsumen. Saham perusahaan merosot 12 persen menjadi 2,60 ringgit pada pembukaan sesi, tetapi pulih sedikit menjadi berada di 2,69 ringgit, masih turun 8,50 persen--pada penutupan. Itu adalah penurunan terbesar AirAsia sejak 2011. Sekitar 102 juta saham AirAsia diperdagangkan, membuatnya sahamnya paling aktif di bursa. Pesawat Airbus A320-200 milik AirAsia menghilang dalam penerbangan dari Surabaya, Jawa Timur, Indonesia, ke Singapura setelah pilot sempat meminta perubahan rencana penerbangan akibat badai cuaca. Badan SAR Nasional Indonesia mengatakan kemungkinan pesawat jatuh ke dasar laut. Seorang pialang lokal mengatakan kepada AFP, para investor terus menjual saham AirAsia. Namun tekanan jual tampaknya berkurang karena mereka mencerna fakta bahwa pesawat yang hilang milik unit usaha perusahaan Malaysia itu berada di Indonesia. Shukor Yusof, pendiri perusahaan riset penerbangan Endau Analytics, mengatakan investor dan kreditur akan tetap kuat di belakang AirAsia dan CEO-nya Tony Fernandes, yang mengubah maskapai itu menjadi maskapai penerbangan bertarif rendah paling sukses di Asia. "Reaksi pasar sangat alamiah. Saya tidak terkejut," katanya, "Saya kira kepercayaan investor akan kembali dengan cepat karena maskapai ini memiliki model bisnis yang kuat." Shukor juga mengatakan insiden tersebut tidak akan mengurangi antusiasme publik untuk bepergian dengan AirAsia. "Insiden ini akan memiliki dampak yang sangat minimal pada load factor AirAsia di kuartal berikutnya. Ini tidak akan merusak bottom line perusahaan penerbangan," kata dia. Indonesia melanjutkan kembali pencarian pesawat yang hilang di Laut Jawa pada Minggu pagi melalui laut dan udara pada Senin pagi. Ekonom Ya Kim Leng, dekan Sekolah Bisnis Universitas Sains dan Teknologi Malaysia, mengatakan dampak negatif pada harga saham perusahaan akan berumur pendek. "Kejadian ini tidak akan mengurangi perjalanan udara pada AirAsia karena maskapai bertarif murah yang menarik bagi pasar massal di tengah meningkatnya kemakmuran di kawasan itu," dia mengatakan. AirAsia, yang tidak pernah mengalami kecelakaan fatal, mengatakan jet yang hilang menjalani pemeliharaan terakhir pada 16 November. Hilangnya pesawat itu datang pada akhir tahun nan penuh bencana bagi penerbangan Malaysia. Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 menghilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing pada Maret dengan 239 penumpang dan awak. Dalam penerbangan Juli, MH17 ditembak jatuh di atas wilayah Ukraina yang bermasalah dengan hilangnya semua 298 penumpang dan awak pesawat. AllianceDBS menurunkan peringkat saham AirAsia dari "buy" menjadi "hold" untuk alasan yang tidak terkait dengan hilang pesawat, mengatakan beban utang yang sebagian besar dalam mata uang dolar akan lebih berat pada tahun depan karena dolar AS menguat terhadap ringgit. Analis Tan Kee Hoong juga mengatakan maskapai penerbangan mungkin tidak sepenuhnya diuntungkan dari harga minyak yang lebih rendah, karena manajemen telah mengindikasikan bahwa beberapa penghematan akan diteruskan kembali kepada konsumen melalui biaya tambahan bahan bakar yang lebih rendah.

Harga minyak dunia turun ke terendah

KONTAK PERKASA FUTURES - Harga minyak mentah dunia turun ke tingkat terendah lima tahun pada Selasa pagi, dengan para analis menyalahkan ekspektasi berita yang lebih buruk untuk permintaan karena kondisi ekonomi lebih lambat. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, kehilangan 1,12 dolar AS menjadi berakhir pada 53,61 dolar AS per barel setelah bertahan di kisaran 56 dolar AS selama hampir dua minggu. Minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari, patokan London, turun 57 sen dari penutupan Jumat (26/12) menjadi 57,88 dolar AS per barel. Keduanya terakhir diperdagangkan di tingkat tersebut pada Mei 2009. Analis mengatakan para pedagang lebih banyak dililit tekanan turun yang ditimbulkan oleh dampak situasi politik di Yunani pada ekonomi Eropa, ekspektasi data buruk di sektor industri Tiongkok, dan kemungkinan peningkatan lain dalam persediaan minyak AS. "Ini adalah lingkungan yang sangat bearish di luar sana," kata John Kilduff dari Again Capital. Harga yang lebih kuat pada awal perdagangan Senin didorong tanda-tanda bahwa produksi Libya dapat terpangkas kembali akibat kebakaran tangki penyimpanan di tengah bentrokan antara pemerintah dan pasukan milisi, tetapi itu memiliki sedikit dampak abadi di pasar, Kilduff mencatat. Bob Yawger dari Mizuho Securities mengatakan ada penyebab jangka pendek lainnya untuk penurunan, termasuk operator tangki penyimpanan AS yang mencoba mengurangi kepemilikan mereka untuk alasan pajak pada akhir tahun, demikian AFP.

Dolar AS menguat terhadap Euro ke tertinggi dua tahun

KONTAK PERKASA FUTURES - Kurs dolar AS naik terhadap sebagian besar mata uang utama pada Selasa pagi, dan menguat terhadap euro ke tertinggi lebih dari dua tahun, di tengah gejolak pemilu di Yunani. Euro jatuh terhadap dolar AS di tengah berita bahwa Perdana Menteri Yunani Antonis Samaras gagal mendapatkan cukup dukungan untuk calon presidennya pada Senin, membuka jalan bagi pemilihan umum sela dalam waktu satu bulan, yang melemparkan ketidakpastian atas prospek politik di negara itu serta integritas blok ekonomi. Kurs euro/dolar menyentuh 1,2143 di sesi awal, tingkat terendah sejak Agustus 2012. Volume perdagangan tetap tipis karena banyak investor menjauh selama musim liburan. Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,19 persen menjadi 90,205 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan di New York, euro turun menjadi 1,2154 dolar dari 1,2176 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,5520 dolar dari 1,5558 dolar. Dolar Australia naik ke 0,8129 dolar dari 0,8117 dolar. Dolar AS dibeli 120,72 yen Jepang, lebih tinggi dari 120,39 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik ke 0,9898 franc Swiss dari 0,9878 franc Swiss, dan bergerak naik 1,1634 dolar Kanada dari 1,1626 dolar Kanada.