Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

24 Juni 2013

Emas positif, namunpenurunanmingguan adalah yang terbesar sejak September 2011

21/06 (Reuters) – Emas naik 1,3 persen pada Jumat, rebound dari hampir terendahnya dalam 3 tahun terakhir, namun dalamseminggu itu hargamasih turun selama hampir 2 tahun setelah indikasi eksplisit yang kuat Federal Reserve AS yang akan mengakhiri stimulus memicu kekacauan di pasar global. Meskipun Jumat menguat, spot gold masih melemah 7 persen selama seminggu, penurunan mingguan terbesar sejak jatuh dari rekor tertingginya pada bulan September 2011. Bargain hunting oleh para investor dan pembeli fisik membantu mengontribusi peningkatan margin 25 persen di emas berjangka AS. Pasar ekuitas dan Treasuries AS yang lebih stabil, juga membuat investor emas untukmengambil napas pasca penurunan 5,5 persen Kamis. "Kami telah mengalami dorongan penjualan emas akibat margin call di pasarmodal. Kondisi tersebut telah diperburuk aksi jual kemarin dan memungkinkan pasar emas untuk berkonsolidasi positif hari ini, "kata Bill O'Neill, mitra investasi komoditas perusahaan LOGIC Advisors. Open interest di Comex berjangka AS menunjukkan lonjakan mengejutkan 3 persen setelah turun tajam sesi Kamis, pertanda bahwa mungkin short-covering dapat membantu mendongkrak harga emas dalamwaktu dekat, kataO'Neill. Emas berjangka Comex AS untuk pengiriman Agustus ditutup naik $5,80 pada posisi $1.292 per ounce, dengan volume perdagangan sebesar 177.000 lot versus rata-rata harian 30-hari di 208.000, data awal Reuters menunjukkan. CME Group Inc menaikkan initial margin (margin awal) untuk kontrak emas berjangka Comex setelah harga jatuh ke terendah dalam 3 tahun pada hari Kamis, ketika emas berjangka AS berakhir 6,4 persenmelemah di sesi perdagangan padat. Kepemilikan untuk exchange-traded funds (ETF) yang berbasis emas fisik terbesar di dunia - cara populer untuk berinvestasi di emas sejak krisis keuangan - telah turun lebih dari 485 ton tahun ini, data Reuters menunjukkan. (rf)

Saham bank China reboundmeski bursaHK berakhir rendah

e-finet (21/06) – Bursa saham Hong Kong ditutup lebih rendah pada hari Jumat, meskipun terjadi rebound pada saham-saham perbankan China yang membantu perkecil kerugian sebelumnya. Blue-chip Hang Seng Index ditutup turun 119,56 poin, atau 0,6%, pada posisi 20,263.31 dengan volume perdagangan sebesar HK$97.17 milyar, naik tajam dari HK$75.34 milyar pada Kamis. Indeks tersebut mencatat penurunan sebesar 3,4%minggu ini. Saham-saham bank China yang terdaftar diHong Kong bangkit kembali setelah mengalami kerugian yang luas di hari Kamis, di tengah tanda-tanda tumbuhnya krisis uang tunai dalam sistem keuangan negara tersebut. Kenaikan saham hari initerjadi karenameredanya suku bunga kredit antar bank hari Jumat. Suku bunga repo acuan untuk biaya pinjaman antar bank menyentuh 9,29% pada rata-rata tertimbang Jumat siang, dibandingkan penutupan hari Kamis di 11,62%. Beberapa pedagang mengatakan Bank Sentral China mungkin akan meminta bank-bank besar untuk menahan diri dari menimbun uang dan melepaskan lebih banyak dana guna meringankan tekanan likuiditas. "Saya pikir pasar bereaksi berlebihan kemarin," kata William Lo,manajer portofolio dari Ample Capital, namun dia tetap berhatihati terhadap sektor perbankan dalam jangka panjang. Dengan kurangnya transparansi akan membuat sulit untuk menentukan kebutuhan pendanaan sesungguhnya dari bank-bank kreditur. China Construction ditutup naik 0,8% setelah jatuh 5,2% pada hari Kamis, ICBC menepis penurunan 3,8% dan ditutup 1,1% lebih tinggi. Saham finansial menjadi penggerak utama Indeks Hang Seng: hanya 12 perusahaan,termasuk China Construction, ICBC dan Bank of China yangmemberi bobot 49% pergerakan hari ini. (brc)

Putar haluan, bursa Tokyo berakhir naik 1.66 persen

Bloomberg (21/06) – Saham-saham Tokyo berakhir 1.66 persen lebih tinggi pada hari Jumat – memutar haluan dari kerugian sebelumnya setelah merespon kejatuhan Wall Street karena kenaikan dolar menekan yen sehingga mendorong saham eksportir. Index Nikkei 225 naik 215.55 poin atau ke posisi 13230.13, sementara index Topix menguat 0.7 persen atau 7.59 poin je 1,099.40. Bursa utama Jepang telah kehilangan lebih dari 2 persen di beberapa menit pertama karena para pedagangmengambil arahan perdagangan dari kejatuhan saham-sahamAmerika pada Kamis. Kekhawatiran seputar pemangkasan stimulus tahun ini dan data aktivitas manufaktur China yang jelek membuat para investor berlomba mengamankan investasinya. Namun dengan berakhirnya stimulus berarti akan sedikit ketersediaan dolar di system keuangan sehingga permintaan terhadap greenback meningkat, menyediakan momentum kenaikan untuk ekuitas Jepang yang berorientasi ekspor. Di perdagangan forex sore hari, dolar dibeli pada tingkat 97.80 yen, dibandingkan 97.27 yen di perdagangan New York Kamis sore. (brc)

Wall St. berhasil catat gain tipis, tapi sepekan dalam teritori merah

Reuters (21/06) – Pada sesi perdagangan Jumat saham-saham AS berakhirmenguattipis, denganDow dan S&P 500 mengakhiri 2-harinya dengan pelemahan tajam, meskipun para trader terus resah terhadap perubahan rencana kebijakan easy money Federal Reserve. (Easy Money Policy adalah langkah pemerintah untuk menambah jumlah uang yang beredar. Sebaliknya dikenal dengan Tight Money Policy). Indeks utama membukukan penurunan mingguan terbesar mereka sejak April, sedangkan Nasdaq turun untuk hari ketiga berturut-turut akibat penurunan tajam harga saham perusahaan perangkatlunakOracle Corp (ORCL.O). Pasar volatile,Nasdaq jatuh lebih dari 1 persen. Saham telah merosot sejak Rabu ketika Ketua Federal Reserve Ben Bernanke meninmbang kembali rencana The Fed untuk pembelian aset bulanannya sebesar $85 miliar. S&P tembus di bawah moving average 50-day, berkontribusi 4,6 persen penurunan dari penutupan all-time high-nya pada 21 Mei. Pelemahan ini merupakan yang terbesar sejak penurunan 8,9 persen antara bulan September danNovember. "Banyak investor berpikir bahwa sell-off telah jenuh setelah harga menembus level teknikalnya, tetapi seluruh faktor eksistensial mengantarkan pelemahan (saham)," kata Nicholas Colas, kepala strategi pasar di Grup ConvergEx di New York. "Orang-orang tidak yakin apa yang akan terjadi dengan kebijakan Fed, tingkat suku bunga atau apa pun. Terlalu dini untuk mengatakan saat ini telah mencapai bottom." Untuk minggu ini, Dow turun 1,8 persen, S&P turun 2,1 persen, dan Nasdaq melemah 1,9 persen, merupakan penurunan terbesar mingguan untuk ketiga sejak April dan juga pelemahan minggu keempat dalamlima tahun terakhir. (rf)