Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

07 Juli 2015

Dolar menguat terhadap euro di tengah kekhawatiran Yunani

KONTAK PERKASA FUTURES - Kurs dolar AS menguat terhadap euro pada Selasa pagi, karena Athena memilih menolak persyaratan dana talangan (bailout) untuk negara itu. Warga Yunani pada Minggu lebih banyak yang memilih "Tidak" dalam referendum tentang paket penyelamatan dari kreditor internasional, secara dramatis meningkatkan peluang bagi negara itu keluar dari zona euro. "Hasil ini sangat disesalkan bagi masa depan Yunani," kata ketua kelompok euro Jeroen Dijsselbloem dalam sebuah pernyataan pada Minggu (5/7) seperti dilansir Xinhua, Selasa. Mata uang bersama sedikit menurun hampir 0,6 persen sampai akhir perdagangan pada Senin. Sementara itu, indeks dolar, yang mengukur greenbackterhadap enam mata uang utama, naik 0,14 persen menjadi 96,251. Di sisi ekonomi AS, hasil survei sektor jasa Institute for Supply Management untuk Juni secara keseluruhan positif, dengan indeks komposit tercatat 56,0, sedikit lebih tinggi dari angka bulan sebelumnya. Pada akhir perdagangan di New York, euro jatuh menjadi 1,1051 dolar dari 1,1114 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,5603 dolar dari 1,5570 dolar di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun ke 0,7499 dolar dari 0,7523 dolar. Dolar AS dibeli 122,45 yen Jepang, lebih rendah dari 122,79 yen dari sesi sebelumnya. Dolar AS naik ke 0,9427 franc Swiss dari 0,9404 franc Swiss, dan menguat menjadi 1,2658 dolar Kanada dari 1,2574 dolar Kanada.

Wall Street berakhir turun setelah referendum Yunani

KONTAK PERKASA FUTURES - Wall Street berakhir turun moderat pada Selasa pagi, bergabung dengan sebagian besar bursa global bergerak lebih rendah setelah referendum Yunani menolak langkah-langkah penghematan lebih lanjut, mengangkat kekhawatiran Athena bisa keluar dari zona euro. Dow Jones Industrial Average turun 46,53 poin (0,26 persen) menjadi ditutup pada 17.683,58. Indeks berbasis luas S&P 500 merosot 8,02 poin (0,39 persen) menjadi berakhir di 2.068,76, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq turun 17,27 poin (0,34 persen) menjadi 4.991,94. Presiden Prancis Francois Hollande dan Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan pintu terbuka untuk kembali ke negosiasi utang dengan Yunani, tetapi menyerukan Athena untuk membuat proposal "serius" setelah pemilih Yunani secara tegas menolak langkah-langkah penghematan tambahan yang diminta oleh kreditor. Penurunan saham-saham AS moderat dibandingkan dengan penurunan di pasar ekuitas utama Eropa dan di pasar minyak. Harga minyak AS turun hampir delapan persen. "Mungkin apa yang pasar katakan adalah salah satu ekspektasi untuk pilihan tidak dan untuk keluar sudah dihargakan ke dalam pasar AS, atau harapan apapun yang terjadi di Yunani yang terkait dengan Eropa tidak akan mempengaruhi pertumbuhan AS," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di S&P Capital IQ. Saham-saham yang terkait dengan minyak berakhir melemah, termasuk anggota Dow, Chevron, turun 1,2 persen, produsen minyak Apache merosot 2,3 persen dan raksasa jasa minyak Halliburton jatuh 2,8 persen.  Di antara anggota Dow, Wal-Mart naik 0,9 persen untuk memimpin indeks saham unggulan, namun General Electric turun 1,8 persen dan Intel kehilangan 1,7 persen. Saham perusahaan asuransi kesehatan Humana naik 0,9 persen setelah meluncurkan sebuah kesepakatan 37 miliar dolar AS akan dibeli oleh rivalnya, Aetna. Saham Aetna turun 6,4 persen. Saham Anthem dan Cigna, dua perusahaan asuransi kesehatan lainnya yang telah dilihat sebagai kemungkinan mitra merger, keduanya jatuh. Saham Anthem kehilangan 0,9 persen, sementara Cigna turun 0,8 persen. Harga obligasi naik. Imbal hasil obligasi pemerintah AS berjangka 10-tahun turun menjadi 2,29 persen dari 2,38 persen pada Kamis, sementara 30-tahun turun menjadi 3,09 persen dari 3,19 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan arah, demikian AFP.

Harga emas naik dipicu ketidakpastian Yunani

KONTAK PERKASA FUTURES -  Emas berjangka di divisi COMEX NEW YORK MERCANTILE Exchange berakhir lebih tinggi pada Selasa pagi, karena krisis di Yunani memicu para investor memburu emas sebagai aset "safe haven". Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus naik 9,7 dolar AS, atau 0,83 persen, menjadi menetap di 1.173,20 dolar AS per ounce. Ketidakpastian atas masa depan sistem perbankan Yunani mendorong investor menjauh dari ekuitas Eropa dan beralih ke emas sebagai aset "safe haven" pada Senin, karena Yunani tidak dapat memenuhi batas waktu 30 Juni untuk membayar kembali pinjaman penting kepada Dana Moneter Internasional (IMF).  Kontrol modal dan batas penarikan di ATM tetap dipertahankan dan terjadi antrian penarikan dana melalui ATM-ATM di Athena, ibukota Yunani. Dalam referendum nasional Yunani yang digelar Minggu, warga Yunani menolak kesepakatan terbaru dari Uni Eropa, dan negosiator Yunani telah memulai kembali perundingan di Brussel, Belgia. Para analis dan pedagang khawatir bahwa Yunani bisa keluar dari zona euro, yang akan memberikan dukungan tambahan terhadap emas. Perak untuk pengiriman September bertambah 19,1 sen, atau 1,23 persen, menjadi ditutup pada 15,753 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 17,7 dolar AS, atau 1,63 persen, menjadi ditutup pada 1.066,30 dolar AS per ounce, demikian Xinhua.

Harga minyak AS jatuh hampir delapan persen

KONTAK PERKASA FUTURES - Harga minyak AS merosot hampir delapan persen pada Selasa pagi, di tengah kekhawatiran tentang pelambatan pertumbuhan global setelah pemilih Yunani menolak tawaran dana talangan (bailout) dan Tiongkok bergerak untuk menenangkan gejolak pasar keuangan. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus, turun 4,43 dolar AS, ditutup pada 52,53 dolar AS per barel di NEW YORK MERCANTILE Exchange. Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus turun 3,78 dolar AS menjadi menetap di 56,54 dolar AS per barel di perdagangan London.  "Akibat krisis di Yunani, bersama pasar Tiongkok tidak stabil, kami langsung melihat permintaan minyak global terkikis dengan cepat," kata Carl Larry, konsultan untuk Frost & Sullivan di Houston. Para analis mengutip kekhawatiran tentang Eropa setelah Yunani memutuskan secara tegas menolak langkah-langkah penghematan lebih lanjut yang dikenakan oleh kreditor, melemparkan posisinya di blok mata uang itu ke dalam keraguan. Dalam referendum pada Minggu, lebih dari 61 persen warga Yunani memilih "tidak", menolak usulan dari kreditor internasional yang mencakup pemotongan pensiun, kenaikan pajak dan langkah-langkah lainnya. Para analis mengatakan pilihan "tidak" meningkatkan kemungkinan bahwa Yunani akhirnya keluar dari zona euro dan menambah ketidakpastian ekonomi Eropa. Krisis Yunani juga telah mengangkat dolar, meningkatkan biaya minyak mentah bagi mereka yang menggunakan mata uang lainnya. Volatilitas di pasar ekuitas Tiongkok mendorong Beijing untuk melangkah mendukung pasar, tetapi disajikan untuk menggarisbawahi pelemahan dalam perekonomian Tiongkok yang bisa berdampak terhadap konsumsi energi di sana.  Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, mengatakan di atas keraguan tentang permintaan minyak, "kami memiliki masalah pasokan besar" karena OPEC memproduksi "sangat" di atas kuota. Dua anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, Arab Saudi dan Irak, secara bersama-sama memproduksi sekitar 900.000 barel per hari lebih besar pada Mei 2015 daripada yang mereka lakukan tahun lalu, kata Matt Smith, analis di ClipperData. Menambah tingkat produksi yang tinggi saat ini adalah kian dekatnya peluang kesepakatan antara perunding nuklir dari Iran dan kekuatan global, yang dapat mengakibatkan pencabutan sanksi terhadap Iran, membuka jalan bagi ekspor minyak mentah yang lebih besar, demikian AFP.