Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

11 Maret 2015

Wall Street turun akibat kekhawatiran kenaikan suku bunga

KONTAK PERKASA FUTURES -  Indeks Dow kehilangan lebih dari 330 poin pada Rabu pagi di tengah kekhawatiran baru tentang kenaikan suku bunga dan penguatan dolar AS.  Seperti dilansir kantor berita AFP, indeks Dow Jones Industrial Average merosot 332,78 poin (1,85 persen) menjadi ditutup pada 17.662,94. Indeks berbasis luas S&P 500 turun 35,27 poin (1,70 persen) menjadi berakhir di 2.044,16 sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq jatuh 82,64 poin (1,67 persen) menjadi 4.859,80. Dolar didorong ke titik tertinggi multi-tahun terhadap euro dan yen di tengah harapan tinggi bahwa The Federal Reserve Amerika Serikat akan menaikkan suku bunga mendekati nol lebih cepat dari yang diantisipasi sebelumnya, setelah laporan pekerjaan Amerika Serikat untuk Februari menguat Jumat lalu. Jason Furman, Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih, menyoroti hambatan akibat penguatan greenback pada eksportir Amerika Serikat dalam konferensi bisnis di Washington. "Laporan pekerjaan pada Jumat membangunkan pengingat bahwa suku bunga tinggi kemungkinan datang lebih awal daripada yang diperkirakan dan mereka tidak akan diterima baik oleh pasar modal," kata Michael James, direktur perdagangan ekuitas Wedbush Securities.  Aksi jual cukup luas namun bank-bank besar lebih menderita daripada sebagian besar sektor lain. Anggota Dow, JPMorgan Chase, kehilangan 2,5 persen, sementara Citigroup anjlok 3,3 persen. Satu hari setelah eluncurkan smartwatch, teknologi kelas berat Apple jatuh 2,0 persen. Saham teknologi lainnya juga turun, termasuk Google merosot 2,2 persen dan Facebook berkurang 2,4 persen. Komponen Dow, Chevron, turun 1,0 persen karena mengumumkan rencana untuk melakukan divestasi aset 15 miliar dolar AS hingga 2017, naik dari target sebelumnya 10 miliar dolar AS. Pengecer pakaian berorientasi kalangan muda Urban Outfitters menjadi paling menonjol, melompat 11,5 persen setelah melaporkan bahwa penjualan kuartal keempatnya naik enam persen. Laba bersih turun 9,5 persen menjadi 80,3 juta dolar AS. Pembuat chip Qualcomm turun 1,1 persen sekalipun setelah mengumumkan akan meluncurkan program pembelian kembali saham 15 miliar dolar AS dan menaikkan dividennya 15 persen. Harga obligasi naik. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS berjangka 10-tahun turun menjadi 2,13 persen dari 2,19 persen, sedangkan pada obligasi 30-tahun turun menjadi 2,73 persen dari 2,80 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan arah.

Rupiah Selasa sore lanjutkan pelemahan 51 poin

KONTAK PERKASA FUTURES - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa sore bergerak melanjutkan pelemahan sebesar 51 poin ke level Rp13.076 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.025 per dolar AS. "Rupiah kembali bergerak melemah, namun depresiasi mata uang domestik itu bukan disebabkan faktor ekonomi Indonesia, sehingga dalam jangka menengah-panjang masih berpotensi terapresiasi," ujar Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Selasa. Menurut dia, tren pelemahan rupiah saat ini bersifat jangka pendek akibat sentimen global terutama terkait ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (Fed fund rate) yang akan dilakukan dalam waktu dekat. "Data-data ekonomi AS yang dirilis seperti tenaga kerja diluar sektor pertanian sertra menurunnya angka pengangguran memicu ekspektasi kenaikan Fed fund rate di pasar keuangan kembali menguat," katanya. Setelah sentimen the Fed pudar, lanjut dia, investor akan kembali ke pasar berisiko karena imbal hasil yang ditawarkan masih cukup atraktif. Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston menambahkan bahwa optimisme pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan AS cukup kuat menyusul pernyataan salah satu pejabat Bank Sentral AS yang mendukung kenaikan suku bunga. "Bank Sentral AS akan mengadakan rapat moneter bulan Maret pada pekan depan. Di tengah penantian hasil rapat, pelaku pasar cenderung melepas aset mata uang berisiko, salah satunya rupiah," katanya. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa (10/3) ini tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.059 dibandingkan hari sebelumnya, Senin (9/3) di posisi Rp13.047 per dolar AS.

Harga minyak turun di Asia

KONTAK PERKASA FUTURES -  Harga minyak dunia turun dalam perdagangan di Asia, Selasa, karena para dealer mempertimbangkan penguatan dolar AS dengan berlanjutnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang kaya minyak mentah, kata para analis. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) turun 11 sen menjadi 49,89 dolar AS per barel, sementara Brent berkurang 35 sen menjadi 58,18 dolar AS per barel pada perdagangan sore. United Overseas Bank Singapura mengatakan minyak masih di bawah tekanan karena dolar AS yang menguat "diimbangi ketegangan geopolitik dan ancaman penurunan produksi di Libya dan Irak". Greenback telah melonjak setelah laporan positif pekerjaan AS untuk Februari pada Jumat lalu, mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga lebih awal dari perkiraan. Dolar berdiri di 121,68 yen pada Selasa, naik dari 121,15 yen pada Senin dan sedang menuju tingkat tertinggi delapan tahun. Sebuah penguatan greenback membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lemah, mengurangi permintaan dan mendorong harga lebih rendah. Pertempuran intensif di produsen minyak mentah Libya antara milisi saingan dan munculnya kelompok Negara Islam di sana tahun ini telah menimbulkan kekhawatiran penyebaran lintas batas di negara-negara tetangga. Pertempuran di negara Afrika Utara, anggota dari kartel produsen minyak OPEC, telah mengakibatkan produksinya berkurang dari setinggi hampir 1,5 juta barel per hari menjadi 150.000 barel, menurut analis. Irak, anggota OPEC lainnya, juga berjuang melawan kelompok militan jihadis yang memelopori serangan pada Juni lalu, menyerbu daerah luas di Baghdad utara dan barat. Data menunjukkan inflasi di Tiongkok, konsumen energi terbesar dunia, "rebound" pada Februari dari tingkat terendah dalam lebih dari lima tahun bulan sebelumnya diimbangi oleh kejatuhan harga di gerbang pabrik. Inflasi harga konsumen melonjak menjadi 1,4 persen pada Februari, kata pemerintah, naik dari 0,8 persen pada Januari, meskipun indeks harga produsen turun 4,8 persen, angka terburuk sejak Oktober 2009, demikian AFP melaporkan.

Bursa saham Tokyo ditutup turun 0,67 persen pada Selasa

KONTAK PERKASA FUTURES - Bursa saham Tokyo ditutup 0,67 persen lebih rendah pada Selasa, menyerahkan keuntungan awal yang didorong oleh pelemahan yen, karena investor menyesuaikan posisi mereka. AFP melaporkan, indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo turun 125,44 poin menjadi 18.665,11. Sedangkan indeks Topix dari seluruh saham papan utama merosot 0,46 persen atau 7,01 poin menjadi 1.524,75.