KONTAK PERKASA FUTURES - Indeks Dow kehilangan lebih dari 330 poin pada Rabu pagi di tengah kekhawatiran baru tentang kenaikan suku bunga dan penguatan dolar AS. Seperti dilansir kantor berita AFP, indeks Dow Jones Industrial Average merosot 332,78 poin (1,85 persen) menjadi ditutup pada 17.662,94. Indeks berbasis luas S&P 500 turun 35,27 poin (1,70 persen) menjadi berakhir di 2.044,16 sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq jatuh 82,64 poin (1,67 persen) menjadi 4.859,80. Dolar didorong ke titik tertinggi multi-tahun terhadap euro dan yen di tengah harapan tinggi bahwa The Federal Reserve Amerika Serikat akan menaikkan suku bunga mendekati nol lebih cepat dari yang diantisipasi sebelumnya, setelah laporan pekerjaan Amerika Serikat untuk Februari menguat Jumat lalu. Jason Furman, Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih, menyoroti hambatan akibat penguatan greenback pada eksportir Amerika Serikat dalam konferensi bisnis di Washington. "Laporan pekerjaan pada Jumat membangunkan pengingat bahwa suku bunga tinggi kemungkinan datang lebih awal daripada yang diperkirakan dan mereka tidak akan diterima baik oleh pasar modal," kata Michael James, direktur perdagangan ekuitas Wedbush Securities. Aksi jual cukup luas namun bank-bank besar lebih menderita daripada sebagian besar sektor lain. Anggota Dow, JPMorgan Chase, kehilangan 2,5 persen, sementara Citigroup anjlok 3,3 persen. Satu hari setelah eluncurkan smartwatch, teknologi kelas berat Apple jatuh 2,0 persen. Saham teknologi lainnya juga turun, termasuk Google merosot 2,2 persen dan Facebook berkurang 2,4 persen. Komponen Dow, Chevron, turun 1,0 persen karena mengumumkan rencana untuk melakukan divestasi aset 15 miliar dolar AS hingga 2017, naik dari target sebelumnya 10 miliar dolar AS. Pengecer pakaian berorientasi kalangan muda Urban Outfitters menjadi paling menonjol, melompat 11,5 persen setelah melaporkan bahwa penjualan kuartal keempatnya naik enam persen. Laba bersih turun 9,5 persen menjadi 80,3 juta dolar AS. Pembuat chip Qualcomm turun 1,1 persen sekalipun setelah mengumumkan akan meluncurkan program pembelian kembali saham 15 miliar dolar AS dan menaikkan dividennya 15 persen. Harga obligasi naik. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS berjangka 10-tahun turun menjadi 2,13 persen dari 2,19 persen, sedangkan pada obligasi 30-tahun turun menjadi 2,73 persen dari 2,80 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan arah.
11 Maret 2015
Rupiah Selasa sore lanjutkan pelemahan 51 poin
Maret 11, 2015
News Market

Harga minyak turun di Asia
Maret 11, 2015
News Market
KONTAK PERKASA FUTURES - Harga minyak dunia turun dalam perdagangan di Asia, Selasa, karena para dealer mempertimbangkan penguatan dolar AS dengan berlanjutnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang kaya minyak mentah, kata para analis. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) turun 11 sen menjadi 49,89 dolar AS per barel, sementara Brent berkurang 35 sen menjadi 58,18 dolar AS per barel pada perdagangan sore. United Overseas Bank Singapura mengatakan minyak masih di bawah tekanan karena dolar AS yang menguat "diimbangi ketegangan geopolitik dan ancaman penurunan produksi di Libya dan Irak". Greenback telah melonjak setelah laporan positif pekerjaan AS untuk Februari pada Jumat lalu, mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga lebih awal dari perkiraan. Dolar berdiri di 121,68 yen pada Selasa, naik dari 121,15 yen pada Senin dan sedang menuju tingkat tertinggi delapan tahun. Sebuah penguatan greenback membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lemah, mengurangi permintaan dan mendorong harga lebih rendah. Pertempuran intensif di produsen minyak mentah Libya antara milisi saingan dan munculnya kelompok Negara Islam di sana tahun ini telah menimbulkan kekhawatiran penyebaran lintas batas di negara-negara tetangga. Pertempuran di negara Afrika Utara, anggota dari kartel produsen minyak OPEC, telah mengakibatkan produksinya berkurang dari setinggi hampir 1,5 juta barel per hari menjadi 150.000 barel, menurut analis. Irak, anggota OPEC lainnya, juga berjuang melawan kelompok militan jihadis yang memelopori serangan pada Juni lalu, menyerbu daerah luas di Baghdad utara dan barat. Data menunjukkan inflasi di Tiongkok, konsumen energi terbesar dunia, "rebound" pada Februari dari tingkat terendah dalam lebih dari lima tahun bulan sebelumnya diimbangi oleh kejatuhan harga di gerbang pabrik. Inflasi harga konsumen melonjak menjadi 1,4 persen pada Februari, kata pemerintah, naik dari 0,8 persen pada Januari, meskipun indeks harga produsen turun 4,8 persen, angka terburuk sejak Oktober 2009, demikian AFP melaporkan.
Bursa saham Tokyo ditutup turun 0,67 persen pada Selasa
Maret 11, 2015
Nikkei 225
.jpg)
Langganan:
Postingan (Atom)