Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

03 Juni 2013

Sebagian besar saham China jatuh pasca data PMI

Bloomberg, (3/6) - Sebagian besar saham-saham China jatuh pagi ini, dipimpin oleh sektor keuangan, material dan konsumen. Sementara sektor properti naik setelah harga rumah baru melonjak pada bulan Mei. Shanghai Composite Index tergelincir 0,1 persen menjadi 2,297.28 pada pukul 10:01 pagi waktu setempat. Index CSI 300 turun 0,2 persen menjadi 2,601.94. Index manufaktur resmi (PMI) yang dirilis pada 1 Juni lalu menunjukkan kenaikan dalam pertumbuhan, naik menjadi 50,8 pada bulan Mei dari angka 50,6 pada bulan sebelumnya, sementara data terpisah hari ini yang dirilis oleh HSBC Holdings Plc dan Markit Economics memberikan sinyal kontraksi. Hasil data PMI China adalah lebih tinggi dari perkiraan 30 analis yang berada dalam survei Bloomberg News analis dan membandingkan dengan proyeksi rata-rata di angka 50, yang menandai garis pemisah antara ekspansi dan kontraksi. HSBC hari ini memberikan angka pembacaan final untuk index manufaktur menunjukkan penurunan ke angka 49,2, terendah sejak September tahun lalu, dibandingkan dengan 50,4 pada bulan April. Secara terpisah, pemerintah China merilis data industri jasa hari ini yang menunjukkan tingkat ekspansi yang paling lambat sejak September 2012. Index non-manufaktur untuk bulan Mei turun ke angkat 54,3 dari 54,5. Harga rumah baru di China mengalami lonjakan di bulan Mei lalu, tertinggi sejak harga di revisi turun pada bulan Desember lalu setelah upaya pemerintah untuk memperketat pembatasan properti tahun ini gagal untuk mencegah kenaikan pembelian. Harga melonjak 6,9 persen dari tahun sebelumnya menjadi 10.180 yuan ($ 1,659) per meter persegi, berdasarkan data dari SouFun, pemilik real estate terbesar China atas survey yang dilakukannya terhadap 100 kota-kota di negara itu. (brc)

Pengangguran Zona Euro Rekor 12,2%

BRUSSELS. Upaya perbaikan ekonomi di Eropa belum menunjukkan sinyal positif. Tingkat pengangguran Zona Euro pada April lalu mencapai rekor, yakni 12,2% dari populasi, sementara inflasi juga terus tertekan. Badan statistik Eropa, Eurostat mengumumkan, jumlah pengangguran naik 95.000 orang, menjadi 19,38 juta orang. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan bulan Maret pada posisi 12,1%, serta jauh meninggalkan kondisi ketika tahun 2008, yang masih 7,5% dari penduduk. Perbedaan level pengangguran antar-negara di Zona Euro bisa sangat tajam. Misalnya, rasio pengangguran di Yunani dan Spanyol di atas 25%, sementara di Jerman hanya 5,4%. Prancis juga mencapai rekor pengangguran. Di Yunani dan Spanyol, lebih dari setengah kaum muda berusia 16 hingga 25 tahun tidak bekerja. Pengangguran muda di Italia mencapai tertinggi selama 36 tahun, yaitu 40%. "Jumlah kaum muda yang tidak bekerja pada level ini mendorong risiko permanen menjadi pengangguran, dan menurunkan pertumbuhan berkelanjutan di masa mendatang," kata Tom Rogers, Penasihat Ekonom Senior Ernst & Young, dikutip Associated Press (AP). Sejak kawasan ini dibentuk tahun 1999 silam, sebanyak 17 negara pengguna euro menghadapi masa resesi terpanjang. Mereka sulit mencapai target inflasi. Pada bulan Mei lalu, angka inflasi mencapai 1,4%, naik tipis dari bulan sebelumnya yang sebesar 1,2%. Hasil frustasi ini mendorong protes di berbagai negara. Sebanyak 7.000 anggota Block-upy, Jumat (31/5), memblokir akses ke bank sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, memprotes langkah pembuat kebijakan menangani krisis. Sabtu lalu, gerakan anti-pengetatan anggaran juga menggelar unjuk rasa di Madrid, Spanyol dan Lisbon, Portugal. Mereka yang membawa spanduk "IMF, keluar dari sini!" menuduh Troika -Komisi Eropa, ECB, dan Dana Moneter Internasional (IMF)- mementingkan pengetatan anggaran, tanpa memperhatikan pertumbuhan ekonomi dan pengangguran. Spanyol dan Portugal saat ini didesak menegosiasikan dana bantuan € 40 miliar (US$ 52 miliar) ditukar dengan pengetatan sistem perbankan. Portugal juga menerima € 78 miliar (US$ 101 miliar) bailout dan membayarnya dengan kenaikan pajak dan pemangkasan upah buruh. 

Bursa Asia loyo di awal pekan

TOKYO. Sebagian besar indeks acuan di kawasan regional mencatatkan penurunan di awal pekan ini (3/6). Indeks Nikkei 225 Stock Average Jepang turun 1,5%. Lalu, indeks Kospi Korea Selatan juga turun 0,4% dan indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,2%. Sementara itu, pasar saham Selandia baru tak beroperasi karena libur nasional. Penurunan sejumlah indeks acuan Asia menyebabkan indeks MSCI Asia Pacific juga jatuh. Pada pukul 10.14 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific merosot hingga 0,6% menjadi 134,03. Sementara itu, 10 sektor yang terhimpun dalam indeks ini juga merosot. Pada bulan Mei, indeks MSCI Asia Pacifin anjlok 5,1%, yang merupakan penurunan bulanan pertama dalam tijuh bulan terakhir. Pergerakan sejumlah saham juga turut mempengaruhi bursa Asia. Sebut saja Nissan Motor Co yang turun 3,1% di Tokyo, BHP Billiton Ltd turun 1,4% di Sydney, dan Cochlear Ltd turun 11% di Sydney. Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan pada bursa Asia adalah data positif ekonomi di AS menambah kecemasan investor bahwa the Federal Reserve akan segera mengakhir program stimulusnya.

Emas menguat pagi ini dibelakang pelemahan dolar

Reuters, (3/6) -- Emas bergerak naik pada Senin pagi setelah mendapat penurunan tajam di sesi sebelumnya karena meredanya kenaikan dan data yang dirilis akhir pekan menunjukkan bahwa aktivitas pabrik di China lebih kuat dari perkiraan. Spot emas naik 0,6 persen di $ 1,394.71 per ounce pada pukul 07:39 WIB, kembali beranjak diatas $ 1.400. Harga turun hampir 2 persen pada hari Jumat setelah data AS menunjukkan inflasi yang rendah, meredam daya tarik emas sebagai lindung nilai terhadap kenaikan harga. Logam ini telah mencatat dua bulanan penurunan berturut-turut dan turun hampir 17 persen sejak awal tahun ini. Emas AS naik US $ 1,50 menjadi $ 1,394.50. Kepemilikan pada SPDR Gold Trust, exchange-traded fund berbasis emas yang diperdagangkan di bursa New York tetap tidak berubah pada hari Jumat dari hari sebelumnya. Berdasarkan CEO dari World Gold Council, permintaan emas di India, konsumen emas terbesar di dunia akan sekuat tahun lalu pada semester kedua tahun 2013 karena prospek musim hujan baik yang akan meningkatkan pendapatan para petani, yang merupakan pembeli utama dari emas. Indeks pembelian manager (PMI) resmi China naik menjadi 50,8 pada Mei dari angka 50,6 di April, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh pemerintah China Sabut lalu. Ini mengalahkan ekspektasi pasar dan meningkatkan optimisme bahwa perekonomian terbesar kedua di dunia itu mungkin mulai stabil. China adalah konsumen emas terbesar kedua di dunia. (brc)

Bursa Jepang masih terkoreksi

TOKYO. Bursa Jepang tertekan pada transaksi pagi ini (3/6). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.12 waktu Tokyo, indeks Topix tergerus 1,6% menjadi 1.117,37. Aksi jual yang melanda Topix dipicu oleh penurunan seluruh 33 sektor yang ada. Sedangkan indeks Nikkei 225 Stock Average anjlok 2,3% menjadi 13.458,82. Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa Jepang. Salah satu di antaranya yakni: Softbank Corp yang anjlok 4% setelah penasihat perusahaan menentang untuk pengambilalihan Sprint Nextel Corp. Lalu ada pula saham Toyota Motor Corp yang turun 1,3%, Daiwa Securities Group Inc turun 5,5%, serta Fast Retailing Co turun 4,4%. Aksi jual yang terjadi pada bursa Jepang juga dipengaruhi oleh penguatan yen yang mendekati level paling perkasa dalam tiga pekan terakhir.

Data ekonomiAS mixed,Dow terjatuh 208 poin

GN (31/05) – Beragamnya data ekonomi AS membuat cemas para pelaku pasar di Wall Street, terutama dengan merosotnya belanja konsumen AS, yang membuat seluruh indeks acuanmengalami penurunan tajam. Indeks Dow Jones Industrial Average akhirnya ditutup jatuh hingga 208,96 poin menjadi 15.115,57. Tak hanya itu, indeks S&P 500 ditutup merosot 23,67 poin menjadi 1.630,74. Sedangkan indeksNasdaq Composite anjlok 35,38 poinmenjadi 3.455,91. Di pasar komoditas, harga minyak mentah berakhir melemah, akibat kekhawatiran atas prospek permintaan energi menyusul tingginya angka pengangguran dan menurunnya belanja konsumen AS. Minyak mentah untuk kontrak Juli turun US$1,64, atau 1,8%, menjadi US$91,97 per barel di New York Mercantile Exchange. Ini merupakan level penutupan terendah bagi minyak mentah sejak 1 Mei. Selama sepekan ini hargaminyakmentah anjlok 2,3%. Sebelumnya, harga emas ditutup di bawah US$1.400 pertroy ons, Jumat (31/5), sehingga selama Mei harga logam mulia ini melemah, yang merupakan pelemahan bulanan ketujuh dalam delapan bulan terakhir. Emas untuk kontrak Agustus jatuh US$19, atau 1,4%, menjadi US$1.393 per troy ons di New York Mercantile Exchange. Sehari sebelumnya, harga emas menanjak 1,5% menjadi US$1.412 per troy ons. Selama Mei, harga emas anjlok 5,4%, dibandingkan dengan penutupan harga per 30 April yang di level US$1.472,10 per troy ons. Penurunan pada perdagangan akhir pekan ini sebagian dipengaruhi oleh aksi ambil untung menyusul apiknya data ekonomi AS. (rf)