Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

23 September 2014

Saham Hong Kong ditutup turun 0,49 persen

Saham-saham Hong Kong ditutup 0,49 persen lebih rendah pada Selasa, meskipun data menunjukkan kenaikan mengejutkan dalam aktivitas manufaktur di Tiongkok pada September. Indeks Hang Seng turun 118,42 poin menjadi 23.837,07 dengan nilai transaksi 71,56 miliar dolar Hong Kong (9,23 miliar dolar AS). Di Tiongkok, indeks komposit Shanghai naik 0,87 persen, atau 19,85 poin, menjadi 2.309,72 dengan nilai transaksi 135,4 miliar yuan (22,1 miliar dolar AS). Indeks komposit Shenzhen, yang melacak saham-saham di bursa kedua Tiongkok, naik 1,25 persen, atau 15,90 poin, menjadi 1.291,42 dengan nilai transaksi 162,0 miliar yuan, demikian laporan AFP.

Dolar bervariasi setelah 10 pekan menguat

Kurs dolar AS diperdagangkan bervariasi terhadap mata uang utama lainnya pada Selasa pagi, karena mata uang lainnya menemukan kembali beberapa kekuatan mereka setelah indeks dolar naik 10 pekan berturut-turut. Meski dolar mundur terhadap pound Inggris dan yen Jepang untuk hari ini, namun masih naik terhadap mata uang utama lainnya karena Federal Reserve AS bergerak lebih dekat untuk mengakhiri kebijakan moneter ultra longgarnya, lapor Xinhua. Penjualan "existing-home" (rumah yang sebelumnya telah dimiliki atau rumah yang sudah dibangun sebelumnya selama satu bulan atau dikenal juga dengan "home resales") AS merosot 1,8 persen menjadi 5,05 juta pada Agustus setelah empat bulan berturut-turut meningkat, National Association of Realtors (NAR) mengatakan Senin. Mengabaikan data perumahan AS yang lemah, kepala ekonom NAR Lawrence Yun tetap positif dan mengatakan bahwa aktivitas penjualan masih lebih kuat daripada awal tahun ini. "Selama pertumbuhan pekerjaan yang terus solid, upah pada akhirnya akan naik dan terus meningkatkan daya beli." Dolar Kanada melemah terhadap dolar karena seorang pejabat utama bank sentral Kadana mengatakan "keberlanjutan stimulus moneter" masih diperlukan untuk mempertahankan perekonomian negara dan menjaga inflasi pada targetnya sekalipun setelah perekonomian kembali ke pemulihan penuh. Carolyn Wilkins, Deputi Gubernur Senior Bank Sentral Kanada, mengatakan dalam sebuah pidato pada Senin bahwa suku bunga netral telah turun ke kisaran 3-4 persen, sekitar 1,5 persentase poin lebih rendah dari tingkat historis, yang berarti suku bunga bisa lebih rendah daripada ketika mereka berada di masa lalu untuk menjaga perekonomian berjalan pada kapasitas penuh. Pada akhir perdagangan New York, euro tetap sama terhadap dolar pada 1,2836 dolar dari sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,6355 dolar dari 1,6311 dolar. Dolar Australia merosot ke 0,8874 dolar dari 0,8934 dolar. Dolar dibeli 108,83 yen Jepang, lebih rendah dari 108,95 yen pada sesi sebelumnya. Dolar naik ke 0,9410 franc Swiss dari 0,9405 franc Swiss, dan bergerak naik menjad 1,1033 dolar Kanada dari 1,0958 dolar Kanada.

Rupiah Selasa pagi melemah tipis jadi Rp11.979

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank Selasa pagi bergerak melemah tipis sebesar empat poin menjadi Rp11.979 dibandingkan posisi sebelumnya Rp11.975 per dolar AS. Analis Riset Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa laju mata uang rupiah bergerak stabil meski dengan kecenderungan melemah, menunjukkan tekanan sudah tidak terlalu kuat menyusul kebijakan the Fed yang belum akan menaikkan suku bunganya. "Diharapkan tren ini dapat terjaga sehingga ruang penguatan bagi mata uang rupiah masih terbuka," katanya.  Ia menambahkan bahwa adanya penilaian positif terhadap bank sentral eropa (ECB) yang tidak perlu untuk menambah stimulus terhadap ekonomi di kawasan itu membuat pergerakan nilai tukar euro kembali menguat, diharapkan berdampak pada mata uang rupiah. Ia mengemukakan bahwa masih bervariasinya data ekonomi Amerika Serikat dapat menambah peluang bagi mata uang rupiah untuk menggerus penguatan dolar AS. Apalagi, data existing home sales yang akan dirilis di luar ekspektasi pasar. Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menambahkan bahwa harga minyak dunia yang cenderung mengalami penurunan dapat menjadi salah satu sentimen bagi mata uang rupiah untuk kembali berada di area positif. "Kondisi itu akan mengurangi kekhawatiran pelaku pasar terhadap defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan Indonesia sehingga perbaikan dapat berlanjut," katanya.