Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

07 Januari 2015

Emas terus naik karena ekuitas AS melemah

KONTAK PERKASA FUTURESEmas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange melanjutkan kenaikannya pada Rabu pagi untuk sesi ketiga berturut-turut.Penurunan di pasar ekuitas AS dan krisis politik di Yunani telah mendorong investor beralih ke emas yang dinilai sebagai aset "safe haven".Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari naik 15,4 dolar AS atau 1,28 persen, menjadi menetap di 1.219,40 dolar AS per ounce.Emas terus naik pada Selasa karena harga minyak terus jatuh, mendorong saham-saham energi AS dan memicu perpindahan ke emas sebagai "safe haven".  Saham AS jatuh pada sesi pagi Selasa, sehari setelah kerugian terbesar pasar sejak Oktober, karena harga minyak mentah turun lagi. Pada tengah hari, indeks S&P 500 merosot 20,97 poin, atau 1,04 persen, menjadi 1.999,61, sementara indeks saham AS lainnya memperpanjang kejatuhan mereka.Pemilihan umum di Yunani pada 25 Januari telah lebih jauh mendukung perpindahan ke emas sebagai "safe haven" karena para pedagang khawatir bahwa Yunani kemungkinan keluar dari zona euro. Analis percaya bahwa dua faktor ini memicu para investor untuk kembali ke aset-aset "safe haven" seperti obligasi dan emas.Perak untuk pengiriman Maret naik 42,4 sen atau 2,62 persen, menjadi ditutup pada 16,637 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 10,5 dolar AS atau 0,87 persen, menjadi ditutup pada 1.221,40 dolar AS per ounce.
(A026)

Dolar AS melemah

KONTAK PERKASA FUTURESKurs dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama pada Rabu pagi, tetapi melemah terhadap yen Jepang untuk hari kedua karena kemerosotan harga minyak dan pasar ekuitas mendorong permintaan aset-aset "safe haven". Harga minyak terus menurun pada Selasa karena pasar memperkirakan persediaan minyak mentah AS meningkat. Minyak mentah berjangka jenis Brent turun menjadi 51,1 dolar AS per barel, tingkat terendah dalam hampir enam tahun, lapor Xinhua. Sementara itu, saham AS jatuh pada sesi pagi Selasa dengan Dow Jones Industrial Average kehilangan 172,78 poin, atau 0,99 persen menjadi 17.328,87 pada tengah hari. Yen Jepang menguat 0,83 persen terhadap greenback selama sesi. Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,04 persen menjadi 91,411 pada akhir perdagangan. Di sisi ekonomi, data akhir yang disesuaikan secara musiman Indeks Kegiatan Usaha Jasa AS tercatat 53,3 pada Desember, turun dari 56,2 pada November dan terendah sejak Februari 2014, perusahaan data keuangan Markit melaporkan pada Selasa. Sementara Institute for Supply Management (ISM) AS melaporkan dalam survei bulanannya bahwa Indeks Non Manufaktur tercatat 56,2 persen pada Desember, 3,1 persentase poin lebih rendah dari angka November sebesar 59,3 persen. Selain itu, Departemen Perdagangan AS mengatakan pada Selasa bahwa pesanan baru untuk barang-barang manufaktur pada November mengalami penurunan 0,7 persen, sedikit melebihi konsensus pasar untuk penurunan 0,6 persen. Pada akhir perdagangan New York, euro bergerak turun ke 1,1914 dolar dari 1,1939 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,5165 dolar dari 1,5254 dolar. Dolar Australia naik menjadi 0,8109 dolar dari 0,8091 dolar. Dolar AS dibeli 118,63 yen Jepang, lebih rendah dari 119,52 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik ke 1,0082 franc Swiss dari 1,0064 franc Swiss, dan bergerak naik menjadi 1,1817 dolar Kanada dari 1,1759 dolar Kanada.

Wall Street jatuh lagi menyusul anjloknya harga minyak

KONTAK PERKASA FUTURES - Saham-saham di Wall Street jatuh lagi pada Rabu pagi, menyusul hari badai lain untuk pasar keuangan global karena harga minyak anjlok ke tingkat terendah multi-tahun rendah. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 130,01 poin (0,74 persen) menjadi 17.371,64, lapor AFP. Indeks berbasis luas S&P 500 jatuh 17,97 poin (0,89 persen) menjadi 2.002,61, setelah menghabiskan potongan sesi di bawah 2.000. Indeks komposit teknologi Nasdaq merosot 59,84 poin (1,29 persen) menjadi 4.592,74. Harga minyak AS jatuh ke tingkat terendah 5,5 tahun di 47,93 dolar AS per barel. Kekhawatiran lainnya penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan zona euro. "Pasar tidak menyukai ketidakpastian dan volatilitas dalam minyak serta volatilitas dalam suku bunga yang sudah pasti akan menciptakan ketidakpastian," kata David Levy, manajer portofolio di Kenjol Capital Management. "Situasi di Eropa juga sangat tidak pasti dan kita kekurangan katalis positif untuk hari ini," tambah dia. Saham perbankan jatuh. Anggota Dow JPMorgan Chase kehilangan 2,6 persen, Citigroup turun 3,5 persen dan Wells Fargo merosot 2,1 persen. Saham-saham yang terkait minyak terus melemah. ConocoPhillips merosot 4,1 persen sementara raksasa jasa minyak Schlumberger menyerah 2,0 persen. Perusahaan mikroblog Twitter melonjak 6,5 persen karena spekulasi bahwa aktivis investor Carl Icahn akan membeli saham di perusahaan itu. Michael Kors, pengecer tas dan pakaian, jatuh 8,4 persen menyusul penurunan peringkat oleh Credit Suisse. Catatan mengutip "penurunan dramatis dalam kegiatan promosi yang terlihat di seluruh lanskap ritel" untuk tas tangan Kors, yang memberikan kontribusi 80 persen dari penjualannya. Coach, yang juga menjual tas tangan di antara aksesoris kelas atas lainnya, turun 1,2 persen setelah mengumumkan akan membeli Stuart Weitzman Holdings, yang membuat sepatu mewah perempuan, dalam sebuah kesepakatan senilai 574 juta dolar AS. Harga obligasi naik tajam. Imbah hasil pada obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahun turun menjadi 1,94 persen dari 2,04 persen pada Senin, turun di bawah 2,0 persen untuk pertama kalinya sejak Oktober. Imbal hasil pada obligasi 30-tahun turun menjadi 2,50 persen dari 2,60 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik.

Harga minyak jatuh ke tingkat terendah baru 5,5-tahun

KONTAK PERKASA FUTURESHarga minyak dunia jatuh ke tingkat terendah baru dalam 5,5 tahun pada Rabu pagi, ketika Arab Saudi menyalahkan pertumbuhan ekonomi global yang lemah dan mengatakan pihaknya akan mempertahankan sikap kebijakan produksinya. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, merosot 2,11 dolar AS menjadi ditutup pada 47,93 dolar AS per barel, posisi terendah yang terakhir disaksikan pada akhir April 2009, lapor Xinhua dan AFP. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari turun 2,01 dolar AS menjadi menetap di 51,10 dolar AS per barel, tingkat terendah sejak awal Mei 2009. "Pasar masih khawatir tidak ada tanda-tanda bahwa membanjirnya pasokan akan mulai turun," analis Nordea Markets, Thina Margrethe Saltvedt mengatakan kepada AFP. James Williams dari WTRG mengatakan pelemahan di pasar bisa membawa harga hingga di bawah 40 dolar AS per barel. "Pada dasarnya, ada keberlanjutan kekhawatiran tentang OPEC tidak mengurangi produksinya, terutama Arab Saudi, dan produksi Amerika Serikat terus meningkat," kata dia. Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Salman, dalam pidato atas nama Raja Abdullah yang sedang sakit pada Selasa mengatakan, pertumbuhan yang lemah yang harus disalahkan untuk jatuhnya harga, yang telah mengiris pendapatan pengekspor terbesar di dunia itu. "Perkembangan ini bukanlah hal yang baru di pasar minyak, dan kerajaan itu di masa lalu menghadapinya dengan tegas dan bijaksana," katanya, menambahkan bahwa Arab Saudi akan mempertahankan "pendekatan yang sama" terhadap pasar. Itu tampak mempertegas tekad Riyadh untuk mempertahankan pangsa pasarnya bukannya mengurangi produksi, sekalipun jika itu mendorong harga lebih rendah. Pada Senin, Arab Saudi dilaporkan menurunkan harga ekspor ke Eropa dan Amerika Serikat dalam upaya untuk mempertahankan pangsa pasarnya. Harga minyak juga terus menurun karena pasar memperkirakan persediaan minyak mentah Amerika Serikat meningkat. Persediaan minyak mentah AS mungkin meningkat 700.000 barel menjadi 386,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 2 Januari, menurut survei Bloomberg menjelang rilis laporan dari Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu. Produksi AS naik menjadi 9,13 juta barel per hari hingga 26 Desember, tingkay tertinggi sejak 1983, menurut EIA. Terlebih lagi, tidak ada tanda-tanda bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan memangkas produksinya dalam menanggapi kemerosotan harga. Juru bicara Kementerian Perminyakan Irak Asim Jihad pada Minggu mengatakan bahwa negaranya berencana untuk meningkatkan ekspor minyak mentah menjadi 3,3 juta barel per hari bulan ini. Irak mengekspor 2,94 juta barel per hari pada Desember, angka tertinggi sejak 1980-an. Produksi OPEC turun sebesar 122.000 barel per hari pada November menjadi 30,24 juta barel pada bulan lalu, menurut survei Bloomberg. Harga minyak mentah telah menyerahkan lebih dari 50 persen dari puncak terbaru mereka pada Juni 2014 di tengah kekhawatiran tentang berlimpahnya pasokan global dan melemahnya permintaan.