Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

11 November 2019

Iran Temukan Ladang Minyak Raksasa Baru


Kontak Perkasa Futures -  Iran menemukan ladang minyak baru. Cadangan minyak tersebut ditemukan di wilayah barat daya provinsi Khuzestan, dengan estimasi cadangan minyak mentah mencapai 53 miliar barel.

Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan lapangan minyak tersebut membentang hampir 200 kilometer sampai ke wilayah perbatasan Irak, Omidiyeh. Sumur minyak tersebut memiliki kedalaman 80 meter.

PT Kontak Perkasa - "Ini adalah hadiah kecil pemerintah untuk rakyat Iran," katanya sebagaimana dilansir dari AFP. Sebelumnya, ekonomi negeri kaya minyak ini, babak belur karena sanksi ekonomi dari Amerika Serikat (AS).

"Kami umumkan kepada Amerika hari ini, bahwa kami adalah negara kaya ... Pekerja dan insinyur industri minyak Iran menemukan ladang minyak yang hebat ini," ujarnya lagi.

Temuan ini akan menambah sekitar 34% cadangan minyak terbukti di negara itu. Perusahaan migas asal Inggris, BP memperkirakan Iran memiliki 155,6 miliar barel minyak.

PT Kontak Perkasa , PT KP Press - Berdasarkan data negara-negara penghasil minyak mentah dunia, OPEC, Iran memiliki cadangan minyak terbesar keempat di dunia. Cadangan baru ini diperkirakan menggeser posisi Arab Saudi dari posisi ketiga negara dengan cadangan minyak terbesar dunia.

Meski memiliki cadangan minyak yang besar, Iran kesulitan menjual minyak karena sanksi ekonomi dari AS. Pemerintahan Donald Trump memberi "hukuman" ke Iran setelah menarik diri dari kesepakatan nuklir bersama Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).

JCPOA digagas sejak jaman Presiden AS Barrack Obama. Perjanjian ini terkait penghentian program nuklir Iran yang membatasi pengayaan uranium hingga 3,67%.

Perjanjian itu dibuat oleh Iran bersama AS, Eropa, China di 2015. Trump kemudian menarik diri pada mei 2018 dan menerapkan kembali sanksi ke Iran.

CNBC Indonesia