Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

05 Agustus 2015

BEI yakin kinerja emiten masih baik

KONTAK PERKASA FUTURES - Bursa Efek Indonesia (BEI) meyakini bahwa kinerja emiten dalam negeri masih lebih baik dibandingkan laju ekonomi nasional pada semester pertama tahun ini sehingga menjaga industri pasar modal domestik tetap positif. Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, Selasa malam, mengemukakan bahwa hasil kinerja keuangan emiten yang sudah melaporkan ke BEI terlihat beragam. Namun, persentase kinerja emiten yang menurun terpantau masih lebih baik dibandingkan penurunan ekonomi nasional, itu tandanya masih bagus.  "Seturun-turunnya ekonomi negara kita, masih banyak perusahaan yang untung. Bank misalnya, lihat saja kinerjanya masih cukup bagus," ucapnya. Menurut dia, kinerja industri pasar modal secara umum ditentukan dari beberapa hal yakni fundamental perusahaan, kondisi ekonomi negara, situasi sosial politik, serta kondisi perekonomian global. "Yang terpenting, perusahaan tetap memegang teguh prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Secara umum, pertumbuhan saham domestik juga sebenarnya masih bagus," ujarnya. Terkait dengan aksi jual investor asing yang sedang terjadi, Tito Sulistio menilai bahwa kondisi itu tidak terlalu mengkhawatirkan. Sebab, secara kumulatif sejak awal tahun sampai saat ini (Selasa, 4/8) investor asing masih membukukan pembelian bersih sebesar Rp3,66 triliun. "Kalau dilihat secara harian, terjadi jual beli itu biasa. Yang penting jumlah kepemilikan investor asingnya tidak berkurang. Kalau jumlah yang diinvestasikannya berkurang itu biasa dalam situasi seperti saat ini," katanya. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat juga menilai bahwa minat perusahaan domestik untuk melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) masih baik di tengah pergerakan pasar yang bervariasi. "Di pipeline IPO BEI, ada enam calon emiten saham pada semester kedua tahun ini. Dua perusahaan di antaranya akan mencatatkan sahamnya pada bulan Agustus ini," ujarnya. Dua perusahaan yang akan mencatatkan sahamnya pada Agustus ini adalah PT Gelombang Seismic Indonesia dan PT Bank Harda Internasional. Empat perusahaan lainnya yakni PT Vallianz Offshore Maritim, PT Victoria Insurance, PT Media Komunikasi Nusantara Korporindo, dan PT Internux. Sampai dengan 31 Juli 2015 terdapat 11 emiten baru yang telah mencatatkan sahamnya di BEI. Total emisi seluruhnya sebesar Rp8,92 triliun, lebih tinggi 82 persen jika dibandingkan dengan penghimpunan dana melalui IPO pada periode sama tahun lalu.

Menkeu: investor Jepang percaya Samurai Bonds

KONTAK PERKASA FUTURES -  Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan investor asal Jepang percaya kepada instrumen surat utang berdenominasi yen atau Samurai Bonds yang baru saja diterbitkan oleh pemerintah Indonesia. "Investor Jepang sudah semakin nyaman dengan bonds kita, itu bagus," katanya di Jakarta, Selasa. Menkeu mengatakan, salah satu indikasinya adalah dua seri obligasi Samurai Bonds yang diterbitkan tanpa jaminan dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) mendapatkan jumlah permintaan yang tinggi. "Yang membuat kita suprise dalam artian positif, kita tadinya mau penerbitan 20 persen tanpa guaranteed tapi ternyata demand-nya sampai 45 persen. Investor sudah percaya dengan bonds tanpa harus dijamin oleh JBIC," ujar dia. Pemerintah Indonesia telah menerbitkan tiga seri Surat Utang Negara (SUN) dalam valuta asing berdenominasi yen Jepang (Samurai Bonds) yaitu RIJPY0818, RIJPY0820 dan RIJPY0825 sebesar 100 miliar yen pada Senin. Samurai Bonds ini diterbitkan dengan format private placement (shibosai) pada 13 Agustus 2015 dengan target Japanese Qualified Institutional Investors atau investor asal Jepang yang memiliki kepercayaan kepada pasar obligasi Indonesia. Untuk seri RIJPY0818 dan RIJPY0820 merupakan penerbitan pertama kali tanpa Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Guaranteed dengan diversifikasi investor yang luas di pasar surat utang Jepang. Nominal penerbitan seri RIJPY0818 adalah 22,5 miliar yen dengan tenor tiga tahun, tingkat kupon 1,08 persen serta tanggal jatuh tempo 13 Agustus 2018. Sedangkan seri RIJPY0820 bernilai nominal 22,5 miliar yen dengan tenor lima tahun, tingkat kupon 1,38 persen serta tanggal jatuh tempo 13 Agustus 2020. Sementara seri RIJPY0825 diterbitkan melalui skema program Guarantee and Acquisition Toward Tokyo Market Enhancement (GATE) dari JBIC yang sebelumnya telah dimulai sejak awal penerbitan Samurai Bonds pada April 2010. Nominal penerbitan Samurai Bonds seri RIJPY0825 adalah sebesar 55 miliar yen dengan tenor selama sepuluh tahun, tingkat kupon 0,91 persen, serta tanggal jatuh tempo pada 13 Agustus 2025. Penerbitan Samurai Bonds memperoleh respon investor Jepang yang cukup besar dengan porsi permintaan terbesar umumnya berasal dari sektor perbankan pusat dan daerah, asuransi jiwa dan asuransi non jiwa.

OJK dorong penerapan tata kelola yang baik

KONTAK PERKASA FUTURES - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong penerapan "good corporate governance" dengan menyelenggarakan pelatihan bagi 200 emiten dan perusahaan publik pada Agustus 2015. "Ini kelanjutan dari program kerja OJK untuk pengembangan tata kelola emiten sesuai dengan roadmap tata kelola perusahaan yang diluncurkan pada Februari 2014," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Nurhaida, di Jakarta, Senin. Materi pelatihan meliputi pengantar tata kelola, komunikasi, pengungkapan, transparansi, dan peranan sekretaris perusahaan, kepengurusan, hak-hak pemegang saham serta manajemen risiko. "Setidaknya ada 510 emiten di Indonesia, namun kami hanya menyelenggarakan pelatihan untuk 200 emiten, sisanya mudah-mudahan bisa dilaksanakan pada pelatihan gelombang kedua," kata Nurhaida. Ia juga menjelaskan pelaksanaan training merupakan implementasi dari program recycling pungutan industri jasa keuangan dan diharapkan dapat memberikan nilai tambah kepada tata kelola yang baik pada industri jasa keuangan. Khusus terkait persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), setiap pelaku dunia usaha harus meningkatkan nilai tambah agar mampu bersaing dengan perusahaan dari negara ASEAN. "Penerapan standar yang baik akan menjadi kunci utama untuk dapat memenangkan persaingan," katanya. Ia berharap hal ini bisa menjadi langkah awal yang baik guna memperbaiki kinerja perusahaan-perusahaan serta mampu turut memperbaiki keadaan perekonomian Indonesia.

OJK terlambat laporan keuangan akan ditindak tegas

KONTAK PERKASA FUTURES - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan kepada emiten dan perusahaan publik untuk tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan atau akan ditindak tegas apabila terlambat menyerahkan laporan. "Terlambat akan kena sanksi sesuai aturan, yaitu denda Rp1 juta per harinya, ini merupakan aturan tegas," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida seusai membuka acara training kepada emiten dan perusahaan publik di Jakarta, Senin. Selama ini belum ada tindakan dari OJK yang memberi keringanan bagi keterlambatan penyerahan laporan keuangan, semuanya akan ditindak sesuai aturan. Nurhaida juga menjelaskan bahwa laporan keuangan tersebut penting bagi para investor.  "Investor membutuhkan data laporan keuangan dengan cepat, kita semua tahu bahwa pasar modal bergerak dinamis setiap menitnya, maka ketepatan waktu diperlukan dalam hal ini," katanya. Oleh karena itu, penerapan denda ini sudah dianggap tepat untuk memberi stimulus para emiten bekerja dengan tepat waktu dalam menyelesaikan laporan keuangan. Selain itu, OJK juga mendorong penerapan good corporate governance dengan menyelenggarakan training bagi 200 emiten dan perusahaan publik pada Agustus 2015 yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dari pimpinan emiten dan perusahaan publik mengenai pentingnya penerapan corporate governance dalam meningkatkan kinerja keuangan serta operasional. Materi pembahasan training meliputi pengantar tata kelola, komunikasi, pengungkapan, transparansi, dan peranan sekretaris perusahaan, kepengurusan, hak-hak pemegang saham serta manajemen risiko. "Setidaknya ada 510 emiten di Indonesia, namun kami hanya menyelenggarakan training untuk 200 emiten, sisanya mudah-mudahan bisa dilaksanakan pada training gelombang kedua," kata Nurhaida.