KONTAK PERKASA FUTURES - Bursa Efek Indonesia (BEI) meyakini bahwa kinerja emiten dalam negeri masih lebih baik dibandingkan laju ekonomi nasional pada semester pertama tahun ini sehingga menjaga industri pasar modal domestik tetap positif. Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, Selasa malam, mengemukakan bahwa hasil kinerja keuangan emiten yang sudah melaporkan ke BEI terlihat beragam. Namun, persentase kinerja emiten yang menurun terpantau masih lebih baik dibandingkan penurunan ekonomi nasional, itu tandanya masih bagus. "Seturun-turunnya ekonomi negara kita, masih banyak perusahaan yang untung. Bank misalnya, lihat saja kinerjanya masih cukup bagus," ucapnya. Menurut dia, kinerja industri pasar modal secara umum ditentukan dari beberapa hal yakni fundamental perusahaan, kondisi ekonomi negara, situasi sosial politik, serta kondisi perekonomian global. "Yang terpenting, perusahaan tetap memegang teguh prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Secara umum, pertumbuhan saham domestik juga sebenarnya masih bagus," ujarnya. Terkait dengan aksi jual investor asing yang sedang terjadi, Tito Sulistio menilai bahwa kondisi itu tidak terlalu mengkhawatirkan. Sebab, secara kumulatif sejak awal tahun sampai saat ini (Selasa, 4/8) investor asing masih membukukan pembelian bersih sebesar Rp3,66 triliun. "Kalau dilihat secara harian, terjadi jual beli itu biasa. Yang penting jumlah kepemilikan investor asingnya tidak berkurang. Kalau jumlah yang diinvestasikannya berkurang itu biasa dalam situasi seperti saat ini," katanya. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat juga menilai bahwa minat perusahaan domestik untuk melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) masih baik di tengah pergerakan pasar yang bervariasi. "Di pipeline IPO BEI, ada enam calon emiten saham pada semester kedua tahun ini. Dua perusahaan di antaranya akan mencatatkan sahamnya pada bulan Agustus ini," ujarnya. Dua perusahaan yang akan mencatatkan sahamnya pada Agustus ini adalah PT Gelombang Seismic Indonesia dan PT Bank Harda Internasional. Empat perusahaan lainnya yakni PT Vallianz Offshore Maritim, PT Victoria Insurance, PT Media Komunikasi Nusantara Korporindo, dan PT Internux. Sampai dengan 31 Juli 2015 terdapat 11 emiten baru yang telah mencatatkan sahamnya di BEI. Total emisi seluruhnya sebesar Rp8,92 triliun, lebih tinggi 82 persen jika dibandingkan dengan penghimpunan dana melalui IPO pada periode sama tahun lalu.