Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

29 Mei 2020

Efek Corona ke Ekonomi Diyakini Reda, Wall Street Dibuka Naik


Kontak Perkasa Futures - Bursa saham Amerika Serikat (AS) menghijau pada pembukaan perdagangan Kamis (28/5/2020), menyambut data klaim pengangguran yang mengindkasikan efek terburuk corona terhadap ekonomi telah dilalui.
Indeks Dow Jones Industrial Average melesat 50 poin (+0,2%) pada pembukaan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan selang 30 menit kemudian berlanjut menjadi 64,22 poin (+0,25%) ke 25.612,49. Indeks Nasdaq naik 4,55 poin (-0,05%) ke 9.407,8 dan S&P 500 melambung 5,8 poin (+0,19%) ke 3.041,93.

Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan adanya 2,1 juta klaim pengangguran baru per 23 Mei, lebih buruk dari konsensus ekonom dalam polling Dow Jones yang memprediksi angka 2,05 juta.

Meski demikian, lajunya melemah dibanding pekan sebelumnya sebanyak 2,44 juta klaim dan juga 4 juta klaim pada pekan pertama ketika efek corona tercermin dalam data pengangguran pada akhir Maret.

Saham-saham yang bakal diuntungkan dari kebijakan tersebut pun menguat, seperti saham sektor perbankan, di antaranya JPMorgan Chase, Citigroup, Wells Fargo dan Bank of America yang menguat lebih dari 1%.

Sebaliknya, saham-saham teknologi yang telah menguat berkat karantina wilayah (lockdown)  kini terkoreksi, seperti misalnya Netflix yang turun lebih dari 1%, Zoom (anjlok 1,8%), Shopify (drop 2,6%), dan Amazon (tertekan 1,1%).

"Stimulus terbesar bagi perekonomian adalah pembukaan kembali ekonomi secara aman.. Pada akhirnya, pembukaan kembali ini secara bertahan menunjukkan perbaikan meski tingkat permintaan yang sebenarnya masih belum jelas," tulis Gregory Faranello, Kepala Trading AmeriVet Securities, dalam laporan riset, yang dikutip CNBC International.

Investor hari ini mengabaikan kenaikan tensi hubungan Beijing dan Washington, meski Negeri Panda telah memberlakukan undang-undang baru tentang keamanan nasional di Hong Kong yang berpeluang memantik sanksi baru dari AS.



Source CNBC Indonesia