Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

11 November 2014

Emas turun tertekan penguatan saham dan dolar AS

KONTAK PERKASA FUTURES - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange pada Selasa pagi mundur kembali dari reli kuat Jumat lalu, karena dolar AS berbalik naik serta Dow dan S&P mencatat rekor tertinggi harian baru. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun 10 dolar AS, atau 0,85 persen, menjadi menetap di 1.159,8 dolar AS per ounce, lapor Xinhua. Emas berjangka berada di bawah tekanan dari menguatnya dolar AS yang mendinginkan permintaan investor terhadap logam mulia. Dolar pada Senin menguat terhadap euro dan yen Jepang di pasar New York. Sementara itu, saham AS mendapatkan momentum pada sesi pagi Senin dengan Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 masing-masing mencapai tertinggi intra hari sepanjang masa 17.618,46 poin dan 2.038,70 poin, yang juga menjauhkan investasi dari aset "safe haven". Harga emas berbalik naik dari tingkat terendah dalam empat setengah tahun pada Jumat lalu, ketika dolar AS bergerak turun karena data penggajian (payroll) non pertanian lebih buruk dari perkiraan. Para analis mengatakan bahwa harga emas bisa memperlihatkan lonjakan dalam volatilitasnya pada akhir bulan saat para pemilih di Swiss pergi ke tempat pemungutan suara untuk memutuskan apakah Swiss National Bank harus mempertahakan setidaknya 20 persen dari asetnya dalam logam mulia. Perak untuk pengiriman Desember kehilangan 4,3 sen atau 0,27 persen, menjadi ditutup pada 15,671 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari kehilangan 5,9 dolar AS atau 0,49 persen, menjadi ditutup pada 1.206,9 dolar AS per ounce.

Kian liberal, Tiongkok tautkan bursa Hongkong dan Shanghai

KONTAK PERKASA FUTURES - Tautan perdagangan ekuitas antara bursa efek Hongkong dan Shanghai akhirnya akan dimulai 17 November setelah berpekan-pekan ditunda, umum Bursa Efek Hongkong seperti dikutip AFP. Langkah ini diperkirakan akan membuat terjadi perputaran modal miliaran dolar AS per hari. Otoritas Moneter Hongkong menggambarkan "Koneksi Saham Shanghai-Hongkong" yang menjadi langkah sangat penting menuju liberalisasi keuangan dalam perekonomian Tiongkok ini adalah tonggak bersejarah. "SFC dan CSRC hari ini menyampaikan pernyataan bersama bahwa peluncuran Koneksi Saham Shanghai-Hongkong pada 17 November 2014 telah disetujui," kata Bursa Efek Hongkong (HKEX). SFC adalah Komisi Sekuritas dan Berjangka Hongkong, sedangkan CSRC adalah Komisi Regulator Sekuritas Tiongkok. Platform ini akan membuat investor internasional memperdagangkan saham-saham pilihan di bursa Shanghai yang ketat dan membuat investor di daratan Tiongkok membeli saham di Hongkong. Nilainya diperkirakan menjadi 3,8 miliar dolar AS per hari. "Ini menandai sebuah tonggak penting dalam liberalisasi capital accountTiongkok," kata Norman Chan, kepala eksekutif Otoritas Moneter Hongkong.

Rupiah menguat terpengaruh sentimen data AS

KONTAK PERKASA FUTURES - Nilai tukar rupiah di pasar spot antarbank Jakarta, Senin sore, menguat 29 poin menjadi 12.149 dibandingkan posisi sebelumnya 12.178 per dolar AS. "Penguatan indeks dolar AS terhenti di pasar uang dalam negeri menyusul data tenaga kerja AS yang di bawah perkiraan pasar," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra. Ia mengemukakan bahwa data "Non-Farm Payrolls" hanya tumbuh sekitar 214.000 pekerja dan "Average Hourly Earnings" sebesar 0,1 persen untuk bulan Oktober tahun ini, di bawah perkiraan analis yang masing-masing sebesar 235.000 dan 0,2 persen. "Hasil data tenaga kerja itu cukup berpengaruh ke pergerakan pasar keuangan global. Dolar AS pun berbalik melemah terhadap mata uang utama dunia," katanya. Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa laju rupiah terapresiasi setelah pelaku pasar merespon positif rilis data-data Jerman dan Perancis yang lebih baik dari sebelumnya sehingga berimbas pada laju mata uang euro. Diharapkan, lanjut dia, diikuti negara-negara lain di kawasan Euro yang dapat berimbas positif pada perekonomian di Asia. "Laju rupiah sedang mencoba berbalik menguat. Namun demikian, lajunya masih rentan terhadap pembalikan arah menyusul sentimen BBM di dalam negeri yang masih  dipantau pasar," katanya. Sementara menurut kurs tengah Bank Indonesia, rupiah berada pada 12.138 per dolar AS, lebih baik dibanding sebelumnya pada 12.149 per dolar AS.

Harga minyak naik setelah penurunan tajam selama seminggu

KONTAK PERKASA FUTURES - Harga minyak naik pada Sabtu, karena pasar "mengambil nafas" setelah pekan bergejolak dengan aksi jual tajam dan laporan pekerjaan Amerika Serikat bervariasi. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, naik 74 sen menjadi 78,65 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember menetap di 83,39 dolar AS per barel di London, naik 53 sen dari tingkat penutupan Kamis. "Pada pokoknya asar stabil setelah terjun pada Selasa," kata Gene McGillian dari Tradition Energy. WTI telah turun ke terendah tiga tahun dan Brent merosot ke terendah empat tahun setelah produsen utama Arab Saudi memotong harga untuk minyak mentah yang dijual ke pasar AS. Sekarang, McGillian berkata, "pasar hanya mengambil jeda" dan pedagang melakukan "beberapa pembelian korektif." Laporan pekerjaan AS untuk Oktober tampak "bervariasi, agak netral," kata Matt Smith dari Schneider Electric. Departemen Tenaga Kerja melaporkan pertumbuhan lapangan kerja sedikit kurang dari yang diharapkan dan tingkat pengangguran turun menjadi 5,8 persen. Dolar sedikit melemah setelah data pekerjaan, memberikan dukungan untuk harga minyak, kata James Williams dari WTRG Economics. Melemahnya greenback membuat komoditas yang dihargakan dalam dolar seperti minyak mentah lebih murah untuk pembeli yang menggunakan mata uang kuat, yang pada gilirannya cenderung memacu permintaan dan harga.