Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

12 Agustus 2015

Saham Wall Street turun tajam setelah devaluasi yuan

KONTAK PERKASA FUTURES - Saham-saham di Wall Street berakhir turun tajam pada Rabu pagi, setelah Tiongkok secara tak terduga mendevaluasi mata uangnya yuan sehingga saham Apple, General Motors dan perusahaan lain yang memiliki ketergantungan besar ke Tiongkok jatuh. Seperti dilansir kantor berita AFP, Dow Jones Industrial Average ditutup turun 212,33 poin (1,21 persen) menjadi 17.402,84. Indeks berbasis luas S&P 500 turun 20,11 poin (0,96 persen) menjadi berakhir di 2.084,07, sedangkan indeks komposit teknologiNASDAQ jatuh 65,01 poin (1,27 persen) menjadi 5.036,79. Bank sentral Tiongkok (PBoC) pada Selasa mendevaluasi yuan hampir dua persen terhadap dolar AS. Pihak berwenang menyatakan mereka berusaha mendorong reformasi pasar di tengah ekonomi yang sedang melambat. Langkah itu menimbulkan kekhawatiran terhadap penguatan dolar AS dan apakah ekonomi Tiongkok lebih lemah daripada yang diperkirakan.  Di antara saham-saham yang turun tajam, Apple menukik 5,2 persen dan General Motors (GM) jatuh 3,5 persen, keduanya mengandalkan Tiongkok sebagai pertumbuhan pasar utama. GM mengatakan dampak fluktuasi yuan "terbatas dan dapat dikelola", sebagian karena pabrik-pabriknya di Tiongkok memberi mereka "lindung nilai alami" terhadap pergerakan mata uang. "Kami terus memperkirakan hasil yang kuat di Tiongkok akan bertahan hingga sisa tahun ini," pembuat mobil Amerika Serikat itu dalam sebuah pernyataan. Perusahaan-perusahaan Tiongkok yang tercatat di pasar saham Amerika Serikat juga turun, termasuk yang turun 3,9 persen, Baidu yang merosot 5,0 persen dan JD.com menukik 6,8 persen. Produsen logam Freeport-McMoRan dan Alcoa masing-masing turun tajam 12,3 persen dan 6,0 persen, karena harga aluminium dan tembaga mundur setelah devaluasi yuan.Sementara saham Google melonjak 4,3 persen setelah mengumumkan struktur perusahaan baru di mana perusahaan mesin pencari itu akan menjadi bagian dari sebuah perusahaan besar yang akan dinamai Alphabet.  Perubahan ini dimaksudkan untuk membiarkan Google mengejar pertumbuhan bisnis baru seperti Google Glass dan Google TX tanpa mengurangi pendapatan inti. Perusahaan keamanan komputer Amerika Serikat Symantec sahamnya juga jatuh 6,9 persen setelah mengumumkan akan menjual bisnis manajemen data Veritas kepada sekelompok investor senilai delapan miliar dolar AS.  Credit Suisse menurunkan peringkat Symantec, mengatakan penjualan Veritas akan menimbulkan kewajiban pajak yang besar. Harga obligasi naik. Imbal hasil pada obligasi pemerintah Amerika Serikat berjangka 10-tahun turun menjadi 2,14 persen dari 2,23 persen pada Senin, sementara pada obligasi 30-tahun merosot menjadi 2,81 persen dari 2,90 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan arah.

Emas naik empat sesi berturut-turut

KONTAK PERKASA FUTURES - Emas berjangka di divisi ditutup lebih tinggi pada Rabu pagi, naik untuk sesi keempat berturut-turut, di tengah ketidakpastian tentang ekonomi global. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik 3,6 dolar AS, atau 0,33 persen, menjadi menetap di 1.107,70 dolar AS per ounce, lapor Xinhua. Emas pada Selasa mendapat dukungan dari meningkatnya ketidakpastian atas ekonomi dunia, setelah yuan Tiongkok turun tajam karena negara itu menyesuaikan nilai tukarnya terhadap dolar AS. Bank sentral Tiongkok, Peoples Bank of China (PBoC), mendevaluasi mata uang yuan, menyebabkan nilainya jatuh ke rekor terendah sejak April 2013, sebagai bagian dari langkah reformasi pasar bebas.  Tujuannya untuk meningkatkan "sistem paritas tengah" Tiongkok untuk lebih mencerminkan perkembangan pasar nilai tukar antara yuan Tiongkok dan dolar AS.  Setelah perubahan, tingkat paritas tengah yuan melemah tajam menjadi 6,2298 terhadap dolar AS dibandingkan dengan 6,1162 pada Senin, turun hampir dua persen. Emas berada di bawah sedikit tekanan ketika Indeks Dolar AS naik 0,1 persen menjadi 97,29. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.  Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik, emas berjangka akan jatuh karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor. Perak untuk pengiriman September turun 0,8 sen, atau 0,05 persen, menjadi ditutup pada 15,284 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 2,5 dolar AS, atau 0,25 persen, menjadi ditutup pada 992,30 dolar AS per ounce.

Harga minyak jatuh menyusul devaluasi yuan Tiongkok

KONTAK PERKASA FUTURES - Harga minyak AS merosot ke tingkat terendah dalam lebih dari enam tahun pada Rabu pagi, setelah devaluasi mata uang mengejutkan di Tiongkok mengangkat kekhawatiran tentang ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, jatuh 1,88 dolar AS menjadi ditutup pada 43,08 dolar AS per bare, tingkat terendah sejak Maret 2009, lapor Xinhua. Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman September, turun 1,23 dolar AS menjadi menetap di 49,18 dolar AS per barel di perdagangan London. Bank sentral Tiongkok mendevaluasi mata uang yuan pada Selasa hampir dua persen terhadap dolar AS, karena pihak berwenang mengatakan mereka berusaha untuk mendorong reformasi pasar, dalam konteks ekonomi sedang melambat.Langkah ini mengejutkan pasar dan menyebabkan gelombang penjualan di bursa ekuitas AS dan Eropa, serta di banyak bursa komoditas. "Pasar telah mentafsirkan langkah itu sebagai tanda bahwa kesehatan ekonomi Tiongkok mungkin lebih buruk, bahkan dari apa yang data resmi tunjukkan," kata analisFOREX.com Fawad Razaqzada. "Jelas langkah Tiongkok mendevaluasi mata uangnya sangat mempengaruhi pasar secara umum," kata John Kilduff, mitra pendiri pada Again Capital.  "Tiongkok jelas penting untuk cerita permintaan ketika kita melihat ke depan," Kilduff menambahkan. Pedagang juga gelisah bahwa data minyak baru di hari mendatang akan menunjukkan memburuknya kelebihan pasokan global. Ini termasuk-laporan persediaan minyak mingguan pada Rabu dari Departemen Energi AS. "Ada kekhawatiran angka permintaan akan lumpuh dan data akan menunjukkan kelebihan pasokan," kata Bob Yawger dari Mizuho Securities. Harga minyak juga menukik karena produksi minyak mentah dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) meningkat pada Juli. Pada Juli, produksi minyak mentah OPEC meningkat 101.000 barel per hari menjadi rata-rata 31,51 juta barel per hari, menurut laporan pasar minyak bulanan OPEC yang dirilis Selasa. Pasokan minyak non-OPEC diperkirakan akan tumbuh sebesar 960.000 barel pada 2015, menyusul revisi naik 900.000 barel, karena produksi yang lebih tinggi dari perkiraan dari produsen non-OPEC, terutama di luar Amerika Utara. OPEC mempertahankan kuota produksi 30 juta barel per hari pada pertemuan Juni. Produksi kartel menyumbang sekitar 40 persen dari produksi minyak mentah global.  Menteri Energi Aljazair Salah Khebri mengatakan pada Senin bahwa OPEC tidak memiliki rencana untuk pertemuan darurat guna membahas penurunan harga minyak sebelum pertemuan berikutnya yang dijadwalkan pada Desember. Aljazair adalah salah satu anggota OPEC.

Bursa saham Hong Kong berakhir datar

KONTAK PERKASA FUTURES - Saham-saham Hong Kong berakhir datar pada Selasa, setelah pada pembukaan naik tipis  karena investor mempertimbangkan dampak pengumuman devaluasi tajam yuan oleh bank sentral Tiongkok. Menurut AFP, indeks acuan Hang Seng turun tipis 22,91 poin menjadi ditutup pada 24.498,21 dengan nilai transaksi sebesar 96,1 miliar dolar Hong Kong (12,4 miliar dolar AS).