Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

07 Juli 2014

Harga emas bergerak naik pada Ramadhan

Harga emas yang diperjualbelikan di pusat pendagangan emas Somba Opu bergerak naik seiring dengan kenaikan harga emas PT Aneka Tambang. "Kenaikan harga emas perhiasan ini dipengaruhi oleh kenaikan harga emas batangan yang dikelola dan dijual PT Aneka Tambang," kata salah seorang pedagang emas Hendrajaya di kawasan Somba Opu, Makassar, Senin. Ia mengatakan, emas yang umumnya dibeli masyarakat adalah emas 23 karat yang harus ditebus Rp546 ribu per gram, naik Rp1.000 dibanding harga pekan lalu. Menurut pemilik toko emas Fajar ini, harga emas terus bergerak naik memasuki Ramadhan dan diprediksi itu terus berlanjut menjelang Lebaran. "Selain pengunjung ada yang menjual emasnya, namun yang banyak adalah membeli perhiasan emas khususnya pada awal bulan," katanya. Hal itu diakui salah seorang pembeli di Somba Opu, Makassar Sitti Nurliana. Dia mengatakan, meskipun kebutuhan meningkat pada Ramadhan, namun ada juga yang menyisihkan uang gaji atau pendapatannya untuk membeli emas sebagai invetasi. "Meskipun harganya naik, tapi tidak menyurutkan kami untuk membeli emas, karena selain untuk dipakai berhari raya, juga dapat disimpan untuk keperluan yang mendesak," katanya.

Indonesia-Hungaria genjot kerja sama perdagangan-investasi

Kementerian Perindustrian bertekad menggenjot nilai kerja sama perdagangan dan investasi antara Indonesia dengan Hungaria saat menerima kunjungan delegasi Kamar Dagang dan Industri Hungaria di Jakarta, Senin. Direktur Jenderal Kerja Sama Industri Internasional (KII) Kemenperin Agus Tjahajana mewakili Menteri Perindustrian MS Hidayat menyambut delegasi KADIN Hungaria beserta sejumlah perwakilan perusahaan Hungaria. Menurut Agus, dalam kunjungan Presiden RI ke Budapest, Hungaria, pada Maret 2013 kedua kepala negara menyetujui peningkatan kerja sama dalam bidang perdagangan, investasi, turis, pendidikan, budaya, makanan, energi dan pengelolaan air, namun sebagian besar hingga saat ini belum dimaksimalkan. "Bahkan dalam bidang perdagangan setelah mengalami peningkatan signifikan pada 2011 mencapai 438 miliar dolar AS, justru mengalami penurunan pada 2013 menjadi 200 miliar dolar AS," kata Agus. "Saat itu Indonesia bahkan mengalami defisit hingga 19 miliar dolar AS." Hal serupa juga terlihat pada sektor investasi, yakni investasi langsung dari Hungaria ke Indonesia tercatat mengalami penurunan pada 2010 hanya mencapai 260.000 dolar AS. Sebagian besar tujuan investasi tersebut mengalir ke sektor perdagangan dan perhotelan. Oleh karena itu, kedatangan delegasi dari Hungaria disambut baik oleh Kemenperin dengan harapan dapat meningkatkan minat investasi ke Indonesia. "Ini akan menjadi harapan yang baik untuk kita, bahwa ke depannya KADIN Hungaria akan mendukung para investornya agar mau berinvestasi pada sektor industri di Indonesia seperti industri baja, mesin dan elektronik, mengingat Hungaria mempunyai daya saing uang yang lebih baik dibandingkan Indonesia," katanya. Kehadiran investasi dari Hungaria tentunya sudah diberi jalan melalui keberadaan Undang-Undang No.3 tahun 2014 tentang Industri, yang di dalamnya terdapat dua kebijakan insentif yakni pertama memberikan insentif pajak termasuk di dalamnya tax holiday dan tax allowance. Kemudian kedua berupa pembebasan bea masuk impor untuk mesin, peralatan dan bahan konstruksi atau pembangunan dalam ruang lingkup investasi. Hungaria pada 2013 tercatat memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 130,6 miliar dolar AS sedangkan PDB perkapitanya mencapai 19.800 dolar AS. Hingga 2013 Hungaria bermitra ekspor dengan Jerman sebesar 25,6 persen, Romania (6,2 persen), Slowakia (6,1 persen), Austria (6 persen), Italia (4,8 persen), Prancis (4,8 persen) dan Inggris (4,2 persen). Sementara komoditas ekspor utama Hungaria antara lain adalah mesin dan peralatan sebesar 53,5 persen, pabrik lainnya 31,2 persen, produk makanan 8,7 persen, bahan kulit 2,5 persen, sedangkan hasil industrinya berupa pertambangan, metalurgi, bahan bangunan, makanan olahan, tekstil, bahan kimia (terutama obat-obatan) dan kendaraan bermotor.

Ketua IMF isyaratkan pemangkasan proyeksi pertumbuhan

Kegiatan ekonomi global akan menguat pada semester kedua tahun ini dan berakselerasi pada 2015, meskipun momentum bisa lebih lemah dari harapan, kata Ketua IMF Christine Lagarde, Minggu, mengisyaratkan kemungkinan pemangkasan tipis perkiraan pertumbuhan oleh lembaga donor itu. Lagarde mengatakan kebijakan akomodatif bank sentral mungkin hanya memiliki dampak terbatas pada permintaan dan bahwa negara-negara harus meningkatkan pertumbuhan dengan investasi bidang infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan, asalkan utang mereka berkelanjutan. Pembaruan prospek ekonomi global IMF (Dana Moneter Internasional), diperkirakan akhir bulan ini, akan "sangat sedikit berbeda" dari perkiraan yang diterbitkan bulan April, katanya. Pada bulan April lalu, IMF memperkirakan bahwa output global akan tumbuh 3,6 persen pada 2014 dan 3,9 persen pada 2015. "Aktivitas global akan menguat tapi momentum bisa kurang kuat dibanding yang kita perkirakan karena potensi pertumbuhan lebih lemah dan investasi...tetap senyap," katanya dalam sebuah konferensi ekonomi di Prancis selatan. Lagarde yang menyarankan agar lebih banyak investasi publik, mengatakan "defisit investasi" baik pada sektor publik maupun swasta telah menyeret turun pertumbuhan di sebagian besar negara. "Meskipun banyak tanggapan terhadap krisis...pemulihan sederhana, melelahkan, rapuh, dan langkah-langkah untuk mendorong permintaan, meskipun niat baik bank-bank sentral, akan menemui batas mereka. "Karena itu kami terus mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan upaya-upaya memperkuat pertumbuhan," tambahnya dikutip Reuters. "Ini adalah kesempatan di sejumlah negara untuk meluncurkan investasi, tanpa mengancam kelangsungan hidup keuangan negara." Lagarde mengatakan beberapa kali dalam pidatonya bahwa, meskipun sekarang bisa menjadi momentum untuk beberapa negara meningkatkan investasi publik, tidak semua dari mereka mampu melakukannya. Dampak positif dari investasi publik terhadap pertumbuhan bisa cukup kuat untuk memungkinkan beberapa proyek negara tanpa membebani rasio utang terhadap PDB, katanya. Setelah kuartal pertama yang jauh lebih mengecewakan dari yang diharapkan, sekarang ada rebound (penguatan kembali) ditandai dalam ekonomi AS. Pertumbuhan akan lebih cepat, kata Lagarde, selama pengurangan kebijakan moneter longgar Federal Reserve berjalan baik dan ada kerangka anggaran jangka menengah yang tepat. Zona Euro secara perlahan keluar dari resesi dan sangat penting bahwa negara terus melaksanakan reformasi, termasuk menyelesaikan penyatuan perbankan (banking union). Lagarde menegaskan IMF tidak mengharapkan perlambatan "brutal" di China (sekarang Tiongkok). "Melihat pada pertumbuhan negara-negara Asia, dan khususnya China, kami yakin karena kami tidak melihat perlambatan brutal selain sedikit perlambatan pertumbuhan yang terjadi..lebih berkelanjutan dan kami kira pada 7 hingga 7,5 persen tahun ini," demikian Lagarde.

Rupiah menguat ke posisi Rp11.773 per dolar

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Senin pagi menguat, naik 99 poin dari posisi terakhir pekan lalu menjadi Rp11.773 per dolar AS. "Terapresiasinya laju sejumlah mata uang Asia memberikan angin segar bagi rupiah untuk bergerak positif," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada. Ia mengemukakan mayoritas mata uang Asia bergerak ke area positif merespons penguatan indeks manufaktur Tiongkok dan peningkatan laju ekspor Korea Selatan menambah sentimen positif pada pasar keuangan di negara-negara kawasan Asia. Sementara dari dalam negeri, ia menjelaskan, sentimen positif dari neraca perdagangan Indonesia yang kembali surplus masih menjadi penopang nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. "Diharapkan sentimen positif dapat terjaga dan mata uang rupiah bergerak sesuai dengan fundamental ekonomi," katanya. Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menambahkan, penyerapan obligasi euro yang diterbitkan pemerintah Indonesia memberi sinyal bahwa minat investor asing menempatkan dananya di dalam negeri masih besar. "Adanya kepercayaan itu, cukup memberikan sentimen positif bagi rupiah," katanya. Selain itu, ia mengatakan, harga minyak dunia yang cenderung mulai menurun meredakan kekhawatiran investor terhadap defisit anggaran pemerintah dan defisit transaksi berjalan Indonesia.