PT. KONTAK PERKASA FUTURES - Harga minyak mentah dunia pada awal perdagangan hari ini, Jumat (16/6/2017) ambruk mendekati posisi terendah dalam enam bulan. Banjir pasokan global memberikan tekanan kepada pasar minyak Internasional, meskipun Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memimpin kebijakan pengurangan produksi.
Seperti dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah berjangka Brent tercatat turun mencapai 6 sen atau 0,1% di level USD46,86 per barel pada pukul 00.45 GMT. Sementara harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) West Texas Intermediate (WTI) menyusut 8 sen yang setara dengan 0,2% menjadi USD44,38 per barel.
Harga patokan untuk keduanya telah mengalami pelemahan lebih dari 13% sejak akhir Mei, lalu ketika OPEC menegaskan janji mereka untuk memangkas produksi minyak sebesar 1,8 juta barel per hari (bpd). Bahkan kebijakan tersebut ditambah sembilan bulan sehingga akan tetap berjalan sampai akhir kuartal pertama tahun 2018.
Diperkirakan pelemahan harga minyak dunia masih berlanjut, saat langkah OPEC menjaga keseimbangan pasokan internasional mendapatkan perlawanan dari peningkatan produksi minyak AS. "Produksi minyak di Amerika Serikat lebih tinggi dan data tanker minyak menunjukkan pengiriman OPEC tetap kuat," kata bank ANZ.
Ekspor yang tinggi dan produksi dari negara lain, termasuk Rusia dan Amerika Serikat, juga berkontribusi terhadap banjir pasokan yang sedang berlangsung. Namun produsen top seperti Rusia yang bukan anggota OPEC turut berpartisipasi dalam kesepakatan.
Meski begitu ekspor mereka diperkirakan meningkat 61.2 juta ton minyak pada kuartal ketiga (sekitar 5 juta bpd) dibandingkan 60,5 juta ton di kuartal kedua, melalui jaringan pipa, berdasarkan sumber industri dan perhitungan Reuters. Tambah pengiriman kapal tanker Rusia serta total ekspor kemungkinan berada di atas 9 juta bpd.
Di Amerika Serikat, yang tidak berpartisipasi dalam kesepakatan untuk menahan produksi, produksi minyak telah meningkat lebih dari 10% tahun lalu menjadi 9,3 juta bpd dan administrasi informasi energi (EIA) mengharapkan angka itu meningkat melebihi 10 juta bpd pada tahun 2018.
Seperti dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah berjangka Brent tercatat turun mencapai 6 sen atau 0,1% di level USD46,86 per barel pada pukul 00.45 GMT. Sementara harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) West Texas Intermediate (WTI) menyusut 8 sen yang setara dengan 0,2% menjadi USD44,38 per barel.
Harga patokan untuk keduanya telah mengalami pelemahan lebih dari 13% sejak akhir Mei, lalu ketika OPEC menegaskan janji mereka untuk memangkas produksi minyak sebesar 1,8 juta barel per hari (bpd). Bahkan kebijakan tersebut ditambah sembilan bulan sehingga akan tetap berjalan sampai akhir kuartal pertama tahun 2018.
Diperkirakan pelemahan harga minyak dunia masih berlanjut, saat langkah OPEC menjaga keseimbangan pasokan internasional mendapatkan perlawanan dari peningkatan produksi minyak AS. "Produksi minyak di Amerika Serikat lebih tinggi dan data tanker minyak menunjukkan pengiriman OPEC tetap kuat," kata bank ANZ.
Ekspor yang tinggi dan produksi dari negara lain, termasuk Rusia dan Amerika Serikat, juga berkontribusi terhadap banjir pasokan yang sedang berlangsung. Namun produsen top seperti Rusia yang bukan anggota OPEC turut berpartisipasi dalam kesepakatan.
Meski begitu ekspor mereka diperkirakan meningkat 61.2 juta ton minyak pada kuartal ketiga (sekitar 5 juta bpd) dibandingkan 60,5 juta ton di kuartal kedua, melalui jaringan pipa, berdasarkan sumber industri dan perhitungan Reuters. Tambah pengiriman kapal tanker Rusia serta total ekspor kemungkinan berada di atas 9 juta bpd.
Di Amerika Serikat, yang tidak berpartisipasi dalam kesepakatan untuk menahan produksi, produksi minyak telah meningkat lebih dari 10% tahun lalu menjadi 9,3 juta bpd dan administrasi informasi energi (EIA) mengharapkan angka itu meningkat melebihi 10 juta bpd pada tahun 2018.
Simak juga : PT. KONTAK PERKASA FUTURES
Sumber : ekbis.sindonews