Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

31 Agustus 2015

Indeks saham Tiongkok anjlok 1 persen, tapi Hang Seng naik

KONTAK PERKASA FUTURES - Indeks harga saham di bursa utama Tiongkok jatuh lebih dari satu persen pada awal perdagangan hari ini setelah menunjukkan bangkit sepekan lalu menyusul intervensi pemerintah ke pasar saham. Indeks CSI300 turun 1,8 persen menjadi 3.281,55 poin, sednagkan Indesk Harga Saham Gabungan Shanghai jatuh sekitar itu pada 3.172,55 poin. Indeks berjanggka China CSI300 untuk September juga turun 0,4 persen menjadi 3.123,8 poin atau 183,60 poin di bawah harga indeks underlying saat ini. Sebaliknya indeks Hang Seng di Hong Kong dibuka naik 0,8 persen pada 21.793,02 poin. Harga saham di Tiongkok sudah amblas 40 persen sejak pertengahan Juni lalu, demikian Reuters.

Saham Wall Street berakhir bervariasi setelah dua hari menguat

KONTAK PERKASA FUTURES - Saham-saham di Wall Street berakhir bervariasi pada Sabtu pagi setelah dua hari menguat, dengan indeks Dow merosot dan indeks Nasdaq menguat, karena gejolak pasar keuangan global terus membebani sentimen investor. Menurut AFP, Dow Jones Industrial Average merosot 11,76 poin (0,07 persen) menjadi ditutup pada 16.643,01. Indeks berbasis luas S&P 500 bertambah 1,21 poin (0,06 persen) menjadi berakhir di 1.988,87, dan indeks komposit teknologi Nasdaq naik 15,62 poin (0,32 persen) menjadi 4.828,32. "Kami tentu menangkap penjualan yang kami lihat pada akhir pekan lalu dan awal pekan ini," kata Mace Blicksilver, direktur di Marblehead Asset Management.  "Ada banyak kekhawatiran tentang pelambatan pertumbuhan, dan kami masih tidak tahu apa yang The Fed akan lakukan," katanya, mengacu pada rencana Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga tahun ini. Moodys memangkas proyeksi pertumbuhan 2016 untuk ekonomi negara-negara Kelompok 20 (G20) menjadi 2,8 persen dari 3,1 persen karena terpukul pelambatan ekonomi Tiongkok. Wakil Ketua Federal Reserve AS Stanley Fischer mengatakan kepada CNBC bahwa "terlalu dini untuk mengatakan" apakah gejolak pasar yang dipicu oleh Tiongkok telah mengurangi argumen untuk ekspektasi peningkatan suku bunga federal funds yang telah berlangsung lama. Saham-saham yang terkait minyak bumi menguat karena harga minyak naik tajam untuk hari kedua berturut-turut. Saham Dow Chevron melonjak 3,6 persen, titan perusahaan jasa minyak Schlumberger bertambah 3,0 persen dan Apache naik 4,8 persen. Beberapa perusahaan teknologi terkemuka juga naik, termasuk Facebook bertambah 1,4 persen, Tesla Motors melonjak 2,3 persen dan Apple naik 0,3 persen. Pengembang videogame Activision Blizzard dan maskapai penerbangan United Continental keduanya melompat menyusul sebuah pengumuman S&P Dow Jones Indices bahwa mereka akan ditambahkan kepada S&P 500. Activision maju 4,6 persen, sementara United melonjak 7,1 persen. Produsen logam dan minyak Freeport-McMoRan naik 3,0 persen, karena aktivis investor Carl Icahn mengungkapkan kepemilikan 8,5 persen saham di perusahaan. Icahn mengatakan dalam laporannya kepada otoritas pasar modal ia akan terlibat dalam manajemen Freeport pada strategi dan struktur modal serta akan mencari kursi dewan.

Harga minyak cetak kenaikan besar dua hari berturut

KONTAK PERKASA FUTURES - Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange Sabtu pagi membaik setelah empat hari turun karena sebuah laporan menunjukkan bahwa inflasi AS stabil. Menurut Xinhua, kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik 11,4 dolar AS, atau 1,02 persen, menjadi menetap di 1.134 dolar AS per ounce.Harga emas mendapat dukungan karena sebuah laporan dari Departemen Perdagangan AS menunjukkan pendapatan dan pengeluaran pribadi untuk Juli naik 0,1 persen. Indeks harga PCE inti naik 1,2 persen dalam 12 bulan hingga Juli, kenaikan terkecil sejak Maret 2011. Indeks meningkat 1,3 persen pada Juni.Ke depan, harga emas tergantung juga kepada apakah bank sentral AS akan menaikkan suku bunga atau tidak.Peningkatan suku bunga Fed mendorong investor melepas emas dan lebih suka memegang aset-aset dengan pegembalian (return) tinggi karena logam mulia tidak mengenal suku bunga. Belum ada peningkatan suku bunga The Fed sejak Juni 2006.Sementara harga perak untuk pengiriman Desember naik 11,2 sen, atau 0,78 persen, menjadi ditutup pada 14,549 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober bertambah 15,7 dolar AS, atau 1,56 persen, menjadi ditutup pada 1.021,70 dolar AS per ounce.

Harga minyak cetak kenaikan besar dua hari berturut

KONTAK PERKASA FUTURES - Harga minyak mentah dunia mencetak kenaikan besar dua berturut-turut pada Sabtu pagi, setelah terpuruk seminggu  karena para pedagang memandang penurunan tajam baru-baru ini sebagai hal berlebihan. Harga patokan AS minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI)  untuk pengiriman Oktober melompat 2,66 dolar AS (6,3 persen) menjadi berakhir pada 45,22 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober, patokan Eropa, kini menjadi 50,05 dolar AS per barel di perdagangan London, atau melompat 2,49 dolar AS (5,2 persen) dari penutupan Kamis. Selama seminggu, WTI naik 11 persen, kenaikan mingguan terkuat dalam empat setengah tahun terakhir, setelah sebelumnya kontrak merosot pada Senin ke tingkat penutupan terendah dalam enam setengah tahun, pada 38,24 dolar AS per barel. Sementara harga Brent naik sekitar 10 persen, kenaikkan terbaik sejak 2009.Kedua kontrak telah melonjak sekitar 10 persen pada Kamis, berbalik naik atau "rebound" dari posisi terendah enam tahun, setelah ekonomi AS diberitakan tumbuh lebih baik dari perkiraan pada tingkat tahunan 3,7 persen di kuartal kedua. Di sisi penawaran, "rebound" didukung oleh Shell yang menutup dua saluran pipa utamanya di Nigeria pada Kamis, karena kebocoran dan sabotase, sehingga mengurangi ekspor minyak mentah cukup besar."Ini luar biasa," kata Phil Flynn dari Price Futures Group. "Alasannya mengapa harga minyak telah kembali adalah kita merasakan aksi jual berlebihan."Minyak mentah jatuh di bawah 40 dolar AS per barel pada Senin, karena para investor khawatir bahwa pelambatan pertumbuhan dan gejolak pasar saham Tiongkok akan menggerus ekonomi global ke dalam kelumpuhan, katanya."Tetapi sekarang, Anda melihat data ekonomi yang datang dari Eropa dan AS, ketakutan bahwa pelambatan Tiongkok telah berdampak besar pada ekonomi global mungkin terlalu dibesar-besarkan."Pasar minyak tetap sangat volatile," kata Tim Evans dari Citi Futures.Evans mengatakan bahwa para pedagang minyak tampak lebih terkesan dengan kenaikan 4,8 persen pasar saham Shanghai pada Jumat, daripada penurunan hampir delapan persen selama seminggu.

28 Agustus 2015

Yuan menguat jadi 6,3986 terhadap dolar

KONTAK PERKASA FUTURES - Tingkat paritas tengah nilai tukar mata uang Tiongkok renminbi atau yuan, menguat 99 basis poin menjadi 6,3986 terhadap dolar AS pada Jumat, menurut Sistem Perdagangan Valuta Asing Tiongkok. Menurut Xinhua, di pasar spot valuta asing Tiongkok, yuan diperbolehkan untuk naik atau turun sebesar dua persen dari tingkat paritas tengahnya setiap hari perdagangan. Sebelumnya, Bank sentral Tiongkok, Peoples Bank of China (PBoC), mereformasi sistem pembentukan nilai tukar pada 11 Agustus menjadi lebih mencerminkan perkembangan pasar dalam nilai tukar yuan Tiongkok terhadap dolar AS. Tingkat paritas tengah yuan terhadap dolar AS didasarkan pada rata-rata tertimbang dari harga yang ditawarkan oleh pelaku pasar sebelum pembukaan pasar setiap hari kerja dan juga mengacu pada tingkat penutupan pada hari sebelumnya, dalam hubungannya dengan kondisi penawaran dan permintaan serta pergerakan mata uang utama.

Saham Tokyo naik 2,4 persen setelah wall street melonjak

KONTAK PERKASA FUTURES - Bursa saham Tokyo naik 2,4 persen pada pembukaan perdagangan Jumat, setelah data ekonomi AS yang bagus. membuat indeks saham Wall Street melonjak serta meneruskan kenaikan saham global. Sebelumnya juga terjadi lonjakan di pasar saham Tiongkok. Menurut AFP, indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo naik 445,58 poin menjadi 19.020,02, dalam beberapa menit setelah bel pembukaan. Kenaikan di Tokyo terjadi setelah Dow Jones Industrial Average naik 2,27 persen pada Kamis, menyusul laporan Departemen Perdagangan yang menyatakan bahwa ekonomi AS tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 3,7 persen dalam kuartal kedua, jauh lebih tinggi dari perkiraan awal 2,3 persen. "Di tengah kekhawatiran atas prospek ekonomi global, pertumbuhan sehat PDB AS mendukung pasar," Nobuyuki Fujimoto, analis pasar senior di SBI Securities, mengatakan kepada Bloomberg News. Harga minyak dunia melonjak lebih dari 10 persen pada Kamis setelah data ekonomi AS yang kuat meningkatkan kepercayaan terhadap ekonomi dan pengguna minyak bumi terbesar di dunia itu. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober melonjak 3,96 dolar AS menjadi 42,56 dolar AS per barel. Sesaat sebelum pembukaan perdagangan Jumat, data resmi menunjukkan bahwa inflasi Jepang turun kembali ke nol persen pada Juli, sementara belanja rumah tangga turun lagi, meningkatkan spekulasi bank sentral akan meluncurkan stimulus lagi, dan menempatkan tekanan pada yen. Di pasar uang, dolar naik menjadi 121,07 yen, dari 121,02 yen di New York di mana ia menguat terhadap mata uang utama lainnya karena revisi naik angka PDB. Euro sedikit menguat menjadi 1,1243 dolar dan 136,11 yen, terhadap 1,1239 dolar dan 136,03 yen.

Wall Street melonjak dua hari berturut-turut

KONTAK PERKASA FUTURES - Saham-saham di Wall Street membukukan keuntungan besar untuk sesi kedua berturut-turut pada Jumat pagi, setelah keluarnya data ekonomi Amerika yang menggembirakan sehingga memperpanjang reli saham-saham global yang dimulai dengan lonjakan dalam ekuitas Tiongkok. Dow Jones Industrial Average naik 369,26 poin (2,27 persen) menjadi berakhir di 16.654,77. Indeks berbasis luas S&P 500 melonjak 47,15 poin (2,43 persen) menjadi ditutup pada 1.987,66, sementara indeks komposit teknologi Nasdaq naik 115,17 poin (2,45 persen) menjadi 4.812,71. Departemen Perdagangan melaporkan bahwa ekonomi AS tumbuh pada tingkat tahunan 3,7 persen dalam kuartal kedua, jauh lebih tinggi dari perkiraan awal 2,3 persen. Laporan pertumbuhan ekonomi AS juga menjadi momentum positif bursa saham Shanghai dengan kenaikan 5,34 persen, sehingga mengakhiri lima hari terburuk selama hampir dua dekade.  Laporan ini juga berdampak bagus bagi bursa saham utama Eropa. "Kami telah kembali ke periode di mana volatilitas telah meningkat," kata David Levy, manajer portofolio di Kenjol Capital Management. "Kami telah melihat ayunan sangat kuat." Beberapa investor tumbuh lebih percaya diri setelah pasar AS mempertahankan kenaikan dua hari berturut-turut. "Kami berjalan melewati pekan yang sulit," kata David Kotok, kepala investasi di Cumberland Advisors. "Saya pikir kami sedang menuju posisi yang lebih tinggi."Semua 30 saham di Dow naik, dengan keuntungan sangat besar diraih Chevron yang menguat 6,2 persen, General Electric naik 4,2 persen dan Nike 3,6 persen. Saham-saham yang terkait minyak lainnya melonjak setelah harga minyak naik lebih dari 10 persen, "rebound" dari penurunan yang dalam. Perusahaan pengeboran Nabors Industries naik tajam 12,2 persen, EOG Resources naik 6,8 persen dan ConocoPhillips bertambah 5,7 persen. Saham teknologi juga menikmati keuntungan besar, termasuk Netflix naik 6,8 persen, Tesla Motors bertambah 8,1 persen serta Apple dan Facebook keduanya naik 2,9 persen.  Produsen logam dan minyak Freeport-McMoRan berakhir 28,7 persen lebih tinggi karena mengumumkan pemotongan anggaran modal setelah harga komoditas lemah.

Dolar naik setelah data pertumbuhan ekonomi AS menguat

KONTAK PERKASA FUTURES - Kurs dolar menguat terhadap mata uang utama lainnya pada Jumat pagi, setelah pertumbuhan ekonomi AS kuartal kedua naik tajam menjelang pertemuan puncak para gubernur bank sentral yang digelar Federal Reserve. Pertumbuhan produk domestik bruto AS direvisi naik menjadi 3,7 persen untuk periode April-Juni dari perkiraan sebelumnya 2,3 persen, sebuah revisi yang Robert Brusca dari FAO Economics sebut sebagai "menghirup udara segar." Kenaikan dolar terjadi ketika para gubernur bank sentral dan pakar lainnya dari seluruh dunia menuju ke Jackson Hole, Wyoming, untuk mengikuti simposium tahunan Fed. Saat ini investor juga memonitor informasi tentang kapan The Fed akan mulai menaikkan tingkat suku bunga Federal Fund. Sebuah kenaikan suku bunga secara umum akan mengangkat dolar karena investor mencari keuntungan yang lebih tinggi. Ketua Fed Janet Yellen tidak akan menghadiri pertemuan Jackson Hole sehingga semua mata akan tertuju pada wakilnya, Stanley Fisher, yang dijadwalkan akan berbicara tentang perkembangan inflasi AS. Pelaku pasar valas akan "mewaspada pertemuan tahunan Fed akhir pekan di Jackson Hole, yang akan menjadi tempat ideal untuk mengetahui apakah kenaikan suku bunga pada September akan dilakukan atau tidak," kata analis XE.com dalam sebuah blog.

Berikut kurs valuta utama pada pukul 21.00 GMT

EUR/USD 1,1239 1,1312

EUR/JPY 136,03 135,72

EUR/CHF 1,0864 1,0799

EUR/GBP 0,7298 0,7315

USD/JPY 121,02 119,98

USD/CHF 0,9666 0,9547

GBP/USD 1,5401 1,5464

25 Agustus 2015

Indeks Saham Jepang Turun untuk hari Kedua Pasca Saham AS Masuki Koreksi

KONTAK PERKASA FUTURES - Saham Jepang merosot, memperpanjang aksi sell-off terbesar dalam lebih dari dua tahun terakhir karena yen menguat pasca indeks ekuitas acuan AS masuk wilayah koreksi. Indeks Topix anjlok sebesar 3 persen ke level 1,435.97 pukul 09:04 pagi di Tokyo, menambah penurunan sebesar 5,9 persen pada hari Senin, terbesar sejak Mei 2013 lalu dan melihat pasar Jepang mulai memasuki wilayah koreksi. Indeks Nikkei 225 Stock Average turun sebesar 2,7 persen ke level 18,036.85. Yen ditransaksikan pada level 118,84 per dolar setelah penguatan sebanyak 116,18 semalam di New York. Ketakutan melakukan transaksi selama setengah jam pasca pasar AS dibuka, dengan indeks Standard & Poor 500 turun 34 poin bisa menjadi pemutus sirkuit di pasar secara luas yang akan pernah menutup perdagangan selama 15 menit. Pada satu titik, indeks Dow Jones Industrial Average anjlok lebih dari 1.000 poin, kemudian pengupas penurunan ke level 588,40 pada penutupan. Volatilitas melonjak, dengan Indeks Volatilitas Chicago Board Options Exchange melompat sebesar 90 persen. Investor fokus ke China, gejolak ekuitas global saat ini dipicu devaluasi mata uang China pada 11 Agustus lalu. Indeks Shanghai Composite turun 8,5 persen pada hari Senin, mengabaikan langkah-langkah dukungan pemerintah menuju penurunan terbesar sejak 2007 lalu.
Sumber: Bloomberg

Yen Melemah untuk Pertama Kali dalam Lima Hari Terakhir

KONTAK PERKASA FUTURES - Yen jatuh untuk pertama kalinya dalam lima hari terakhir terhadap dolar pasca pejabat Departemen Keuangan mengatakan rally mata uang Jepang ke level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir itu "tiba-tiba."  Penguatan dolar dari level terendah sejak Januari lalu terhadap euro seiring indeks ekuitas berjangka AS menguat. Dolar Australia naik ke level tertinggi dalam dua pekan terakhir pasca meluncur pada Senin kemarin terkait kekhawatiran perlambatan ekonomi China akan meredam pertumbuhan global. Yen tergelincir sebesar 0,4 persen ke level 118,86 per dolar pukul 09:53 pagi di Tokyo pasca melonjak ke level 116,18 pada hari Senin, terkuat sejak 16 Januari lalu. Dolar naik sebesar 0,4 persen ke level $1,1578 per euro setelah melemah sebesar 2 persen kemarin.  "Saya pikir itu terjadi tiba-tiba," menurut pejabat resmi Departemen Keuangan, saat ditanya oleh wartawan di Tokyo Selasa tentang lonjakan yen semalam.  Menteri Ekonomi Jepang Akira Amari mengatakan di parlemen bahwa penguatan yen terkait permintaan terhadap aset safe haven kemarin yang menunjukkan valuasi ekonomi Jepang sebagai "suara."  Dolar Australia naik sebesar 0,4 persen ke level 71,85 sen AS, pasca jatuh ke level 70,50 sen Senin kemarin, terlemah sejak April 2009. Mata uang Selandia Baru turun 0,1 persen ke level 64,79 sen AS setelah anjlok sebesar sebanyak 8,3 persen Senin.  Pedagang telah memangkas 24 persen kemungkinan bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada pertemuan pada September mendatang, turun sekitar 48 persen pada 18 Agustus. Perhitungan ini didasarkan pada asumsi bahwa suku bunga The Fed yang efektif akan rata-rata berada pada kisaran 0,375 persen setelah peningkatan pertama. (izr)

Sumber: Bloomberg

Penurunan Ekuitas Global Tekan Harga Minyak Dibawah Level $ 39

KONTAK PERKASA FUTURES - Minyak mengalami penurunan dekati level 6 tahun terendah setelah pasar saham global dan aksi jual  komoditas turun seiring data pemerintah diperkirakan akan menunjukkan persediaan minyak diperluas untuk minggu kedua.Kontrak berjangka sedikit berubah di New York setelah kemarin merosot 5,5 %. Persediaan minyak mungkin diperluas sebesar 2 juta barel sampai 21 Agustus, menurut survei Bloomberg sebelum laporan dari Administrasi Informasi Energi pada hari Rabu. Ukuran fluktuasi harga minyak kemarin naik ke level tertinggi dalam lebih dari 4 bulan terakhir di tengah jatuhnya harga komoditas. Minyak telah merosot lebih dari 35 % sejak rekor penutupan tahun ini pada bulan Juni terkait tanda-tanda melimpahnya pasokan global akan bertahan seiring pemimpin anggota OPEC mempertahankan output dan persediaan AS tetap hampir 100 juta barel di atas rata-rata 5 tahun. Indeks Komoditi Bloomberg dari 22 bahan baku kemarin merosot ke level terendahnya sejak tahun 1999 akibat kekhawatiran perlambatan permintaan di China. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan Oktober berada di level $ 38,21 per barel di New York Mercantile Exchange, turun 3 sen pada pukul 10:41 pagi waktu Sydney. Kontrak kemarin turun $ 2,21 ke level $ 38,24, yang merupakan penutupan terendahnya sejak Februari 2009. Volume semua berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 14 % di bawah rata-rata 100-hari. Harga minyak menyentuh level intraday terendah sebesar $ 32,40 per barel pada Desember 2008. Brent untuk pengiriman bulan Oktober naik 1 sen pada level $ 42,70 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange. Kemarin,  jatuh $ 2,77 atau 6,1 %, ke level $ 42,69, level terendahnya sejak Maret 2009. Minyak mentah acuan Eropa diperdagangkan pada premium di level $ 4,48 dibandingkan minyak mentah WTI. (knc)
Sumber : Bloomberg

Rupiah melemah menjadi Rp13.988

KONTAK PERKASA FUTURES - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore bergerak melemah sebesar 47 poin menjadi Rp13.988 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.941 per dolar AS. "Nilai tukar rupiah kembali mengalami tekanan terhadap dolar AS, sentimen eksternal masih menjadi faktor utama mata uang domestik mengalami tekanan," ujar Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova di Jakarta. Menurut dia, negara tujuan ekspor utama Indonesia, salah satunya Tiongkok yang belum memperlihatkan kondisi yang membaik membuat fundamental ekonomi Indonesia akan melambat sehingga situasi itu membuat pelaku pasar uang cenderung melepas mata uang rupiah karena dinilai berisiko dan memegang dolar AS. Di sisi lain, lanjut dia, belum adanya kepastian dari the Fed untuk menaikan suku bunganya juga menambah sentimen negatif bagi mata uang negara berkembang, termasuk rupiah. Diharapkan, the Fed segera memutuskan kebijakannya sehingga dapat meredam ketidakpastian di pasar valas negara berkembang. Kendati demikian, ia mengatakan bahwa adanya intervensi dari Bank Indonesia salah satunya melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder, cukup positif dalam menahan depresiasi nilai tukar rupiah lebih dalam.  "Bank Indonesia cukup aktif menjaga fluktuasi rupiah sehingga tekanan yang terjadi tidak lebih dalam dibandingkan mata uang di kawasan Asia lainnya," katanya. Menurut Ruly Nova, pelaku pasar uang mengharapkan adanya realisasi percepatan belanja infrastruktur karena dengan membaiknya sektor itu akan mendorong fundamental ekonomi Indonesia menjadi lebih baik, yang akhirnya dapat menopang mata uang rupiah. Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (24/8) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.998 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.895 per dolar AS.

24 Agustus 2015

BI buka kas titipan pelayanan uang rusak

KONTAK PERKASA FUTURES -  Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Papua di Jayapura membuka kas titipan di Kabupaten Merauke, Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Timika, Provinsi Papua dan Sorong, Provinsi Papua Barat, untuk pelayanan penukaran uang rusak atau tidak layak edar.  Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Roman Megawati, di Jayapura, Sabtu, mengatakan bahwa BI sudah membuka kas titipan di beberapa Kabupaten di Provinsi Papua, yakni di Kabupaten Merauke, Timika, dan Kabupaten Biak Numfor, dengan plafon dana yang berbeda.  Selain itu, menurut dia, BI juga membuka kas titipan di wilayah Sorong, Provinsi Papua Barat. Untuk wilayah Merauke mendapat anggaran senilai Rp 75 miliar untuk pelayanan kas titipan, Biak Rp 100 miliar, Timika Rp 150 miliar dan Sorong sebanyak Rp 350 miliar. Dia mengatakan, pembukaan kas titipan itu untuk memberikan pelayanan penukaran uang tidak layak edar yang masih beredar di masyarakat setempat.  Untuk wilayah Merauke, menurut dia, BI membuka kas titipan di Bank Papua Merauke, sedangkan di Biak, Timika dan Sorong kas titipannya dibuka di Bank Mandiri setempat.  Ia menjelaskan, BI rutin melakukan pendropan dana sesuai dengan plafonnya tiap tiga bulan sekali dan terus melakukan pengawasan.  "Jadi, seharusnya uang tidak layak edar di wilayah yang sudah ada kas titipan itu minim, karena sudah ada ada pelayanan kas titipan di sana," ujarnya. Ia menambahkan, "Namun, tergantung perbankan yang bersangkutan, bagus tidak hubungannya dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat."

Wall Street anjlok dipicu kekhawatiran terhadap Tiongkok

KONTAK PERKASA FUTURES - Saham-saham di Wall Street anjlok lebih dari tiga persen pada Sabtu pagi karena masalah ekonomi Tiongkok memicu aksi jual besar-besaran dua hari berturut-turut. Dalam sesi tunggal terburuk dalam hampir empat tahun, Dow Jones Industrial Average kehilangan lebih dari 500 poin atau 3,12 persen sedangkan indeks lebih luas S&P 500 merosot 3,19 persen dan indeks komposit Nasdaq turun 3,52 persen. Kemerosotan itu menyusul penurunan serupa di pasar Asia dan Eropa, di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa pelambatan Tiongkok akan menahan pertumbuhan di seluruh dunia dan bahkan memukul ekonomi Amerika Serikat yang relatif kuat. Memimpin penurunan di antara perusahaan terkemuka adalah perusahaan terbesar di dunia berdasarkan valuasi pasar Apple, yang kehilangan 6,1 persen atau sekitar 37 miliar dolar AS pada nilainya. Tetapi penurunan menjalar ke seluruh papan teknologi, energi, industri, dan perusahaan pembiayaan. Semua terpapar signifikan penurunan yang dipimpin Tiongkok dalam ekonomi global: Microsoft kehilangan 5,7 persen, Chevron turun 4,4 persen, Bank of America merosot 3,7 persen, Boeing berkurang 3,9 persen, dan General Motors jatuh 4,0 persen. Dow Jones Industrial Average, yang didukung serangkaian rekor tertinggi tahun ini, berakhir turun 530,94 poin menjadi 16.459,75.  Aksi jual selama dua hari menghapus setiap keuntungan yang dibuat pada 2015, mengambil indeks 30 saham unggulan (blue chips) -- dengan Apple terbesar -- ke tingkat terendah sejak Oktober tahun lalu. Indeks S&P 500 kehilangan 64,84 poin menjadi 1.970,89, juga membawanya kembali ke tingkat Oktober lalu. Komposit Nasdaq, yang telah mencatat keuntungan terkuat tahun ini, merosot 171,45 poin pada 4.706,04, sekitar 30 poin di bawah posisi akhir 2014. "Sentimen bergeser dalam cara yang sangat negatif dan Anda benar-benar melihat tidak ada tempat untuk bersembunyi hari ini," kata David Levy dari Kenjol Capital Management. Dia mengatakan aksi jual itu "berlebihan" tetapi menambahkan bahwa, tanpa berita positif, "tidak ada alasan bagi pembeli untuk masuk." "Anda harus menjaga sabuk pengaman Anda," katanya. Patrick OHare dari Briefing.com mengatakan bahwa yang mendasari aksi jual karena investor kehilangan kepercayaan pada kemampuan bank-bank sentral dari Beijing hingga Washington menggunakan kebijakan moneter mereka untuk merangsang pertumbuhan. Tetapi OHare juga menunjuk valuasi terlalu tinggi untuk saham AS baru-baru ini memberikan prospek pertumbuhan moderat dalam ekonomi AS. Intensitas aksi jual sama dengan di Eropa, di mana indeks utama kehilangan antara 2,8 persen hingga 3,2 persen. "Kami memiliki situasi ekonomi yang menantang di Tiongkok, yang kini telah mengambil langkah ekstrem mendevaluasi mata uangnya untuk mendukung ekonomi. Pelemahan itu merambah melalui pasar negara-negara berkembang dan sektor industri global," kata Lisa Emsbo-Mattingly, direktur alokasi aset di Fidelity, dalam catatan untuk nasabahnya. Harga obligasi meningkat di tengah pasar bearish dan penurunan 1,3 persen dalam dolar AS terhadap euro, menjadi 1,1375 dolar AS.  Imbal hasil pada obligasi pemerintah Amerika Serikat berjangka 10-tahun turun menjadi 2,05 persen dari 2,07 persen, sedangkan pada obligasi 30-tahun merosot ke 2,74 persen dari 2,75 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan arah

Emas naik didorong pelemahan dolar dan ekuitas AS

KONTAK PERKASA FUTURES - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Sabtu pagi, karena dolar AS melemah dan ekuitas lebih rendah. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik 6,4 dolar AS, atau 0,55 persen, menjadi menetap di 1.159,60 dolar AS per ounce, lapor Xinhua. Untuk minggu ini, emas berjangka meningkat 4,21 persen, kenaikan mingguan terbesar sejak pekan yang berakhir 16 Januari tahun ini. Emas mendapat dukungan ketika pasar ekuitas AS jatuh dan indeks dolar AS juga turun. Indeks dolar adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.  Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar melemah maka emas berjangka akan naik, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih murah bagi investor. Penurunan di pasar ekuitas dan dolar yang lebih lemah dipengaruhi oleh petunjuk kuat bahwa bank sentral AS bahwa tingkat suku bunga Federal Reserve tidak akan dinaikkan pada September. Kenaikan suku bunga Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan tingkat pengembalian atau imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga. Belum ada peningkatan suku bunga The Fed sejak Juni 2006, sebelum awal krisis keuangan Amerika. Selain itu, sebuah laporan yang dirilis oleh Markit pada Jumat menunjukkan bahwa pertumbuhan bulanan dalam sampel PMI manufaktur Markit berada pada posisi paling lambat sejak Oktober 2013, jauh lebih rendah dari perkiraan 52,9 untuk Agustus. Perak untuk pengiriman September turun 21,6 sen, atau 1,39 persen, menjadi ditutup pada 15,301 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 7,8 dolar AS, atau 0,75 persen, menjadi ditutup pada 1.027,10 dolar AS per ounce.

Dolar melemah karena ekspektasi kenaikan suku bunga AS berkurang


KONTAK PERKASA FUTURES - Kurs dolar AS jatuh terhadap sebagian besar mata uang utama pada Sabtu pagi, karena investor menurunkan ekspektasi mereka untuk kenaikan suku bunga pada September setelah rilis data ekonomi dari Tiongkok lemah. Indeks Pembelian Manager (PMI) umum Caixin Tiongkok mundur ke 47,1 pada Agustus dari 47,8 pada Juli, tingkat terendah sejak Maret 2009, lapor Xinhua. Para analis mengatakan data Tiongkok yang lemah menambahkan kemerosotan pada harga komoditas, meningkatkan ketidakpastian tentang waktu Federal Reserve menaikkan suku bunganya. Mereka mencatat bahwa suku bunga yang lebih tinggi akan meningkatkan biaya pinjaman bagi perusahaan dan konsumen, menyebabkan kerusakan pada pertumbuhan ekonomi global. Dolar AS lebih lanjut di bawah tekanan karena data ekonomi negara itu keluar negatif. Perusahaan data keuangan Markit melaporkan Jumat bahwa manufaktur AS menunjukkan kehilangan momentum baru selama Agustus. PMI manufaktur AS disesuaikan secara musiman dari Markit merosot dari 53,8 pada Juli menjadi 52,9 pada Agustus, gagal memenuhi konsensus pasar 54,2. Angka tetap di atas ambang batas netral 50,0, tetapi tercatat sebagai terendah sejak Oktober 2013. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 1,04 persen menjadi 94,981 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan di New York, euro naik menjadi 1,1359 dolar dari 1,1193 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,5703 dolar dari 1,5672 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia beringsut turun menjadi 0,7329 dolar dari 0,7337 dolar. Dolar AS dibeli 122,06 yen Jepang, lebih rendah dari 123,48 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS menukik ke 0,9486 franc Swiss dari 0,9619 franc Swiss, dan melonjak ke 1,3170 dolar Kanada dari 1,3097 dolar Kanada.