Harga minyak agak
menguat di perdagangan Asia, Senin, di tengah berlanjutnya kekerasan di
Irak, namun kenaikan dibatasi karena premi risiko terkait krisis Irak
sudah diperhitungkan, kata para analis.Patokan minyak mentah pada perdagangan siang, West Texas Intermediate atau light sweet naik 31 sen menjadi 107,14 dolar, sementara itu minyak mentah Brent North Sea naik 35 sen menjadi 115,16 dolar."Kami melihat adanya dukungan kembali dari kekerasan di Irak, tapi
pasar telah menetapkan harga dalam premi risiko yang signifikan dalam
beberapa minggu terakhir," kata David Lennox, analis sumber daya pada
Fat Prophets, di Sidney kepada AFP. Dalam sebuah wawancara dengan jaringan televisi AS CBS yang
ditayangkan Minggu, Presiden AS Barack Obama memperingatkan bahwa
militan yang telah memasuki Irak dalam suatu serangan dapat menggoyahkan
negara-negara lain di kawasan Timur Tengah. "Kami melihat harga yang tersisa relatif stabil pada level saat ini
selama krisis tidak menyebar ke selatan Irak di mana sebagian besar
ekspornya berasal dari kawasan itu," kata Lennox. Kekerasan di Irak memiliki pengaruh langsung pada harga minyak
mentah karena negara itu merupakan eksportir minyak terbesar ke dua
dalam Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang
beranggotakan 12 negara, setelah Saudi Arabia.Irak memiliki lebih dari 11 persen dari sumber daya terbukti dan menghasilkan 3,4 juta barel per hari.
23 Juni 2014
Rupiah bertahan di posisi Rp11.965 dolar
Juni 23, 2014
News Market
IHSG BEI menguat 10,22 poin
Juni 23, 2014
News Market
Indeks harga saham
gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) menguat 10,22 poin atau
0,21 persen menjadi 4.857,92 poin pada pembukaan pasar Senin pagi. Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 2,66 poin (0,33 persen) ke level 820,87. "Penguatan teknikal terjadi pada IHSG BEI setelah mengalami koreksi
sekitar 2,5 persen sejak 12 Juni lalu," kata Head of Research Valbury
Asia Securities, Alfiansyah.
Dalam kondisi itu, ia mengatakan, pelaku pasar cenderung
memanfaatkan saham-saham yang telah terkoreksi untuk diakumulasi kembali
pekan ini.
Kendati demikian, lanjut dia, depresiasi nilai tukar rupiah dan
kenaikan harga minyak mentah masih membayangi pergerakan indeks BEI dan
menjadi isu utama pekan ini.
"Konflik antara Rusia dan Ukraina serta situasi geopolitik di Irak
yang merupakan produsen minyak terbesar kedua OPEC mendorong kenaikan
harga minyak mentah," katanya.
Ia mengatakan bahwa meningkatnya harga minyak mentah dunia akan
membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan dapat menyebabkan
defisit anggaran meningkat. Di sisi lain, tingginya harga minyak dapat
berpengaruh terhadap harga komoditas lainnya.
Di bursa regional, indeks Bursa Hang Seng menguat 109,51 poin (0,47
persen) ke level 23.303,57, indeks Nikkei naik 49,41 poin (0,32 persen)
ke level 15.398,83 dan Straits Times menguat 4,52 poin (0,14 persen) ke
posisi 3.263,32.
Indonesia mampu buat kapal terbaik
Juni 23, 2014
News
Indonesia dinilai
oleh dunia sudah mampu membuat kapal dengan kualitas terbaik dan diakui
keberhasilannya sehingga banyak negara yang memesan. "Kalau mau
diakui banyak perusahaan asing membuat kapal di Indonesia dan sudah bisa
bersaing dengan produsen negara lain," kata Direktur Jenderal
Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Bobby R. Mamahit dalam
Lokakarya wartawan Perhubungan di Surabaya, Senin. Indonesia saat
ini setidaknya sudah memiliki industri galangan kapal sebanyak 260
perusahaan dengan kapasitas produksi membuat kapal baru sebesar 900.000
DWT.
Lokasi galangan kapal di Indonesia, katanya, sudah hampir tersebar
di beberapa daerah, seperti di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan
Batam.
"Bagi Indonesia kapal memainkan peran penting sebagai infrastruktur transpirtasi dalam konektivitas antarpulau," katanya.
Dia mengatakan bahwa potensi industri kapal nasional relatif cukup besar. Namun, daya saing masih perlu ditingkatkan.
Demikian pula, dukungan industri komponen dalam negeri masih lemah
sehingga membutuhkan dukungan kemampuan dan teknologi nasional.
Sejak diberlakukan asas "cabotage", posisi 30 April 2014 total
armada niaga nasional mencapai 13.938 unit kapal, sedangkan pada bulan
Mei 2005 yang mencapai 6.041 unit kapal, atau naik 130 persen.
Langganan:
Postingan (Atom)