Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

02 Maret 2015

Meski menurun, Wall Street tetap dekati rekor tertinggi

KONTAK PERKASA FUTURES - Saham-saham di Wall Street berakhir turun tipis pada Sabtu pagi, namun masih mendekati rekor tertinggi menutup kinerja bulanan (Februari) terbaik sejak 2011. Saham-saham mendapat bantuan dari perkiraan baru pertumbuhan ekonomi AS kuartal keempat yang datang lebih baik dari perkiraan. Meskipun merosot 6,24 poin (0,30 persen) pada Jumat, indeks berbasis luas S&P 500 mencetak bulan terbaik sejak Oktober 2011, menempatkan kenaikan 5,5 persen, menjadi berakhir pada 2.104,50. Indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 81,72 poin (0,45 persen) menjadi 18.132,70, dan indeks komposit teknologi Nasdaq jatuh 24,36 poin (0,49 persen) menjadi 4.963,53. Perkiraan resmi pertumbuhan AS pada kuartal Oktober-Desember direvisi menjadi 2,2 persen dari estimasi awal 2,6 persen. Demikian dilaporkan AFP. Pemotongan tajam telah diperkirakan oleh pasar, dan analis mengatakan angka itu menunjukkan ekonomi sekarang sedang tumbuh pada kecepatan cukup besar 3,0 persen atau lebih baik. Coca-Cola memimpin kenaikan saham-saham unggulan (blue-chips), melompat 2,0 persen karena melonjaknya keuntungan segera setelah menjadi mitra minuman energi Monster Beverages. Saham Monster melonjak 13,1 persen dipicu kenaikan 65 persen pada keuntungan kuartal keempat, dibantu oleh kenaikan 12 persen dalam penjualannya. Coke menandatangani kesepakatan Agustus lalu untuk membeli 16,7 persen saham di Monster, dan itu akan ditutup dalam beberapa bulan mendatang. Saham Monster telah naik dua kali lipat sejak kesepakatan itu diumumkan. Pengecer pakaian The Gap melonjak 3,1 persen setelah dewan direksi mengumumkan kenaikan dividen dan menambahkan satu miliar dolar AS untuk pembelian kembali sahamnya. Gap, pemilik merek Banana Republic dan Old Navy, mengatakan laba kuartal keempatnya naik 10 persen dari setahun sebelumnya, dan sedikit di atas perkiraan. Perusahaan memperkirakan penurunan pada laba per saham tahun penuh 2015 menjadi 2,75--2,80 dolar AS dibandingkan dengan 2,87 dolar AS pada 2014, menyalahkan fluktuasi mata uang yang menantang dan dampak dari pemogokan panjang tiga bulan di pelabuhan West Coast yang berakhir pada Sabtu. Pengecer yang sedang kesulitan JC Penney jatuh 6,8 persen setelah mengejutkan para pemegang sahamnya dengan kerugian 59 juta dolar AS untuk kuartal penting akhir tahun. Tetapi Penney mengatakan penjualannya naik 4,4 persen dari setahun sebelumnya. Herbalife, pemasar langsung suplemen gizi, jatuh 10,9 persen setelah laporan kuartal keempatnya menunjukkan keuntungan yang kuat tetapi pendapatannya lebih rendah dari perkiraan. Harga obligasi sedikit lebih rendah. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS 10-tahun naik menjadi 2,00 persen dari 1,99 persen pada Kamis, sementara pada obligasi 30-tahun naik ke 2,60 persen dari 2,59 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan arah.

Dolar melemah di Asia setelah inflasi AS naik

KONTAK PERKASA FUTURES - Kurs dolar AS melemah di perdagangan Asia pada Jumat setelah data inflasi AS menguat, menunjukkan meningkatnya tekanan harga di beberapa sektor ekonomi di Amerika Serikat, yang bisa memudahkan jalan bagi The Fed menaikkan suku bunganya.  Pada perdagangan sore di Tokyo, dolar melemah menjadi 119,17 yen dari 119,42 yen di New York pada Kamis sore, namun itu masih lebih tinggi dari 118,97 yen yang terlihat di Tokyo pada Kamis pagi. Euro naik menjadi 1,1213 dolar, dari 1,1198 dolar, tetapi merosot menjadi 133,62 yen dari 133,72 yen di perdagangan AS. Sementara penurunan harga minyak mentah terus memperlemah inflasi secara keseluruhan di AS, data dari Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis mengungkapkan tekanan sedang meningkat di sejumlah bidang, termasuk tempat hunian dan perawatan pribadi. "Pemulihan tajam dalam dolar AS selama perdagangan di luar negeri semalam (Kamis) terutama akibat data inflasi AS," kata National Australia Bank dalam sebuah komentar. Penyiasat Deutsche Bank Daniel Brehon mengatakan data (inflasi) yang menunjukkan sedikit antusias itu masih bisa memicu harapan untuk kenaikan suku bunga, yang merupakan nilai tambah untuk dolar. "Mengingat bahwa kejutan inflasi telah negatif di seluruh dunia, apa pun di atas konsensus adalah tanda untuk optimisme dan tanda untuk suku bunga lebih tinggi di AS," katanya kepada Bloomberg News. Pasar telah penuh dengan spekulasi kapan tepatnya tahun ini bank sentral AS akan mulai menaikkan suku bunganya. Namun, dalam dua hari kesaksiannya kepada Kongres AS, Ketua Fed Janet Yellen mengatakan bank sentral tidak akan terburu-buru dan terlihat mengesampingkan untuk menaikkan suku bunga sebelum Juni. Yen bervariasi setelah data resmi menunjukkan bahwa tingkat inflasi Jepang jatuh ke tingkat terendah sejak Mei 2013 ke tingkat yang terakhir terlihat setelah Tokyo meluncurkan serangan yang bertujuan untuk menaklukkan deflasi bertahun-tahun dan pertumbuhan yang mengecewakan. Disesuaikan dengan kenaikan pajak penjualan tahun lalu, indeks harga konsumen inti hanya naik 0,2 persen dari setahun sebelumnya pada Januari -- terendah sejak tingkat nol persen pada Mei 2013 -- , setelah tumbuh 0,5 persen pada Desember, jauh dari target inflasi bank sentral Jepang (BoJ) 2,0 persen. Data harga resmi yang mengecewakan meragukan klaim Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda bahwa inflasi pada tren kenaikan, dan meningkatkan kemungkinan bahwa BoJ akan melepaskan lebih banyak stimulus untuk melawan krisis, yang cenderung akan melemahkan yen. Namun demikian, Kuroda mengatakan pada konferensi pers Jumat sore: "Karena dampak dari penurunan harga dalam minyak mentah pada basis tahun ke tahun menghilang, inflasi dua persen kemungkinan akan tercapai." Dolar bervariasi terhadap mata uang Asia-Pasifik. Unit AS merosot menjadi 44,08 peso Filipina dari 44,09 peso pada Kamis, menjadi 1.098,90 won Korea Selatan dari 1.099,98 won, menjadi 61,82 rupee India dari 61,95 rupee dan menjadi 32,36 baht Thailand dari 32,44 baht. Namun greenback naik menjadi 12.886,90 rupiah Indonesia dari 12.866,00 rupiah, menjadi 1,3570 dolar Singapura dari 1,3535 dolar Singapura dan menjadi 31,47 dolar Taiwan dari 31,44 dolar Taiwan. Dolar Australia turun menjadi 77,94 sen AS dari 78,56 sen AS, sementara yuan Tiongkok tidak berubah di 19,00 yen.

Nasdaq dekati 5.000 poin

KONTAK PERKASA FUTURES - Wall Street berakhir bervariasi pada Jumat pagi dengan Nasdaq menguat mendekati 5.000 poin, sementara pelemahan ekuitas yang terkait minyak mempertahankan Dow dan S&P 500 di posisi merah. Indeks komposit teknologi Nasdaq melonjak 20,75 poin (0,42 persen) menjadi ditutup pada 4.987,89. Sedangkan Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 10,15 poin (0,06 persen) menjadi berakhir di 18.124,42, dan indeks berbasis luas S&P 500 turun 3,12 poin (0,15 persen) menjadi 2.110,74. Raksasa teknologi Apple naik 1,3 persen setelah mengirimkan undangan untuk acara 9 Maret di San Francisco yang diperkirakan untuk peluncuran Apple Watch. Saham-saham teknologi lainnya yang membantu mengangkat Nasdaq mendekati 5.000, tingkat yang belum berhasil ditembus sejak 2000, termasuk Google naik 2,1 persen dan Tesla Motors bertambah 1,7 persen. Raksasa minyak Chevron turun 1,4 persen dan perusahaan jasa minyak Schlumberger kehilangan 1,6 persen, karena harga minyak mentah turun tajam di tengah kekhawatiran tentang pasokan berlebih. Saham Morgan Stanley turun 1,5 persen setelah mengumumkan penyelesaian dengan Departemen Kehakiman untuk membayar 2,6 miliar dolar AS untuk menyelesaikan penyelidikan pemasaran sekuritas berbasis mortgage (hipotek)-nya. Bank investasi itu memangkas laba intinya untuk 2014 sebesar 1,35 dolar AS per saham dari 2,96 dolar AS per saham yang sebelumnya dilaporkan terkait dengan penyelesaian tersebut. Saham Avago Technologies, pembuat semikonduktor yang digunakan di smartphone (telepon pintar) dan perangkat lainnya, melonjak 14,7 persen di tengah berita bahwa laba bersihnya pada kuartal pertama naik lebih dari dua kali lipat menjadi 351 juta dolar AS dibandingkan dengan periode tahun lalu. L Brands, yang memiliki jaringan ritel Victoria Secret dan Bath & Body Works, turun 0,5 persen setelah memprediksi labanya untuk kuartal pertama di 50-55 sen per saham, lebih rendah dari 62 sen yang diproyeksikan oleh para analis Wall Street. Salesforce.com, penyedia layanan komputasi awan, melompat 11,7 persen karena pendapatan kuartal keempatnya naik 26 persen menjadi 1,44 miliar dolar AS. Pendapatan perusahaan diprediksi akan meningkat 21-23 persen pada kuartal pertama. Harga obligasi jatuh. Imbal hasil pada obligasi 10-tahun pemerintah AS naik menjadi 2,03 persen dari 1,96 persen, sedangkan pada obligasi 30-tahun maju ke 2,63 persen dari 2,57 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak saling berlawanan, demikian dilaporkan AFP.

Bursa saham Tokyo dibuka lebih tinggi

KONTAK PERKASA FUTURES - Bursa saham Tokyo pada Jumat pagi menguat dengan indeks Nikkei mencapai angka tertinggi baru dalam 15 tahun. Pada pukul 09.15 waktu setempat, indeks Nikkei 225 naik 59,47 poin, atau 0,32 persen, dari penutupan Kamis menjadi 18.845,26, sempat mencapai 18.855,85, tingkat tertinggi "intraday" sejak April 2000. Penguatan tersebut disebabkan nilai mata uang yen melemah dan produksi industri lebih kuat dari yang diperkirakan pada Januari, demikian dikutip dari Xinhua. Sementara itu, Indeks Topix dari seluruh saham papan utama di Bursa Efek Tokyo (TSE) naik 5,30 poin atau 0,35 persen menjadi 1.526,98.