Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

12 September 2014

Harga minyak naik meskipun laporan permintaan suram

Harga minyak dunia menguat pada Jumat, meskipun laporan Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan prospek untuk pertumbuhan permintaan minyak mentah global telah sangat melemah. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, naik 1,16 dolar AS menjadi ditutup pada 92,43 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Kontrak telah jatuh menjadi 90,43 dolar AS di awal sesi, tingkat terendah sejak Mei 2013, lapor AFP dan Xinhua. Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober, berakhir empat sen lebih tinggi pada 98,08 dolar AS per barel di perdagangan London, setelah sebelumnya jatuh menjadi 96,72 dolar AS per barel, titik terendah sejak Juli 2012. Gene McGillian, seorang pialang dan analis di Tradition Energy, mengatakan beberapa pedagang memutuskan untuk mengambil keuntungan setelah kesenjangan antara WTI dan Brent ditutup menjadi kurang dari lima hingga sembilan dolar AS seminggu yang lalu. Perbedaan perdagangan antara kedua kontrak adalah taruhan populer di pasar minyak. "Orang-orang memutuskan untuk mengambil beberapa keuntungan," kata McGillian. Badan Energi Internasional, penasehat kebijakan energi untuk negara-negara industri, memangkas prospek permintaan minyak global, mengutip lemahnya pertumbuhan ekonomi di Eropa dan Tiongkok. IEA memangkas estimasi pertumbuhan permintaan minyak tahun ini menjadi 1,0 persen atau 900.000 barel per hari, dari perkiraan sebelumnya satu juta barel per hari. Itu mengakibatkan total permintaan untuk tahun ini menjadi 92,6 juta barel per hari. "Perlambatan pertumbuhan permintaan baru-baru ini bukan kekurangan yang luar biasa," lembaga itu mengatakan. Para analis mengatakan perkiraan IEA yang lemah dimentahkan oleh hidupnya kembali kekhawatiran tentang ketegangan geopolitik setelah AS dan Uni Eropa mengumumkan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia atas aksi-aksinya di Ukraina. Para analis juga mengutip komentar oleh juru bicara kementerian luar negeri Rusia Alexander Lukashevich yang menyebut pengumuman Presiden Barack Obama untuk memerintahkan serangan udara AS di Suriah "sebuah tindakan agresi." "Ketegangan telah meningkat," kata John Kilduff, mitra pendiri hedge fund Again Capital. "Mungkin pasar mendapat sedikit terlalu bosan tentang Timur Tengah." Harga minyak mentah naik karena kekhawatiran gangguan pasokan minyak mentah di Timur Tengah dan Ukraina meningkat. Kekhawatiran pasar atas ketegangan geopolitik di Timur Tengah meningkat, setelah Presiden AS Barack Obama pada Rabu malam berjanji bahwa ia "tidak akan ragu untuk mengambil tindakan" terhadap Negara Islam (IS) di Suriah, serta di Irak. Obama juga mengatakan pada Kamis bahwa AS bergabung dengan Uni Eropa dalam menerapkan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia atas dukungannya yang terus menerus terhadap separatis di Ukraina. Rusia adalah produsen utama energi global, dan lebih dari 70 persen minyak mentah dan gas Rusia diekspor ke Eropa melalui Ukraina. Ketidakpastian seputar Ukraina menyajikan ancaman besar bagi pasar minyak. Di sisi ekonomi, jumlah orang Amerika mengajukan klaim awal untuk tunjangan pengangguran pada pekan lalu naik ke tingkat tertinggi sejak akhir Juni, kata Departemen Tenaga Kerja. Dalam pekan yang berakhir 6 September, angka pendahuluan untuk klaim awal yang disesuaikan secara musiman meningkat 11.000 menjadi 315.000, lebih tinggi dari ekspektasi pasar, menurut departemen.

Wall Street datar di tengah kekhawatiran tentang Skotlandia

Saham-saham di Wall Street berakhir datar pada Jumat, karena kekhawatiran tentang referendum mengenai kemerdekaan Skotlandia dan data inflasi global yang lemah. Mengutip AFP, Indeks Dow Jones Industrial Average turun 19,71 poin (0,12 persen) menjadi ditutup pada 17.049,00. Indeks berbasis luas S&P 500 menguat 1,76 poin (0,09 persen) menjadi berakhir pada 1.997,45, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq naik tipis 5,28 poin (0,12 persen) menjadi 4.591,81. Prospek suara yang mendukung pemisahan diri Skotlandia dari Inggris telah mengirimkan kegelisahan melalui pasar Eropa. Sementara itu, data Tiongkok menunjukkan inflasi melemah ke posisi terendah empat bulan 2,0 persen pada Agustus, sementara inflasi Jerman hanya berdiri di 0,8 persen, tingkat terendah sejak Februari 2010. Produsen pakaian yoga Lululemon Athletica melesat 13,9 persen lebih tinggi karena melaporkan pendapatan 33 sen per saham, di atas 29 sen yang diproyeksikan oleh para analis. Pendapatan 390,7 juta dolar AS melebihi perkiraan 376,800.000. Jaringan supermarket Kroger naik 0,6 persen setelah meningkatkan perkiraan labanya untuk 2014 dari 3,19-3,27 dolar AS per saham menjadi 3,22-3,28 dolar AS per saham. Eastman Chemical turun 1,1 persen setelah mengumumkan sebuah kesepakatan senilai 2,8 miliar dolar AS untuk mengakuisisi Taminco Corp, produsen alkylamines terbesar di dunia, yang digunakan dalam industri farmasi dan lainnya. Taminco, yang memiliki hak di bawah kesepakatan untuk mencari penawaran yang lebih baik selama 30 hari ke depan, melonjak 9,8 persen. Retailaer elektronik RadioShack naik 9,6 persen menjadi 1,02 dolar AS karena memperingatkan kemungkinan kebangkrutan jika tidak dapat merestrukturisasi keuangannya setelah pembicaraan dengan kreditur dan pihak lainnya. Perusahaan melaporkan kerugian 137,4 juta dolar AS pada kuartal kedua, lebih besar dari 80,2 juta dolar AS pada tahun lalu. Harga obligasi bervariasi. Imbal hasil pada obligasi 10-tahun pemerintah AS tetap stabil di 2,53 persen, sedangkan pada obligasi 30-tahun merosot ke 3,25 persen dari 3,27 persen pada Rabu. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik.

Pemerintah lelang obligasi Rp10 triliun pada 16 September

Pemerintah berencana melelang obligasi atau Surat Utang Negara dalam mata uang rupiah dengan jumlah indikatif Rp10 triliun pada 16 September 2014. Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Yudi Pramadi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, menyebutkan penjualan obligasi negara melalui lelang itu untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN Perubahan 2014. Surat Utang Negara yang akan dilelang mempunyai nominal per unit sebesar Rp1 juta. Terdapat lima seri obligasi negara yang akan dilelang yaitu SPN12150710 (penjualan kembali) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo pada 10 Juli 2015. Seri SPN12150903 (penjualan kembali) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo pada 3 September 2015. Selain itu seri FR0069 (penjualan kembali) dengan tingkat bunga tetap hampir 7,88 persen dan jatuh tempo pada 15 April 2019 dan seri FR0070 (penjualan kembali) dengan tingkat bunga tetap hampir 8,38 persen dan jatuh tempo pada tanggal 15 Maret 2024. Juga seri FR0068 (penjualan kembali) dengan tingkat bunga tetap hampir 8,38 persen dan jatuh tempo pada 15 Maret 2034. Penjualan SUN tersebut akan dilaksanakan dengan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Lelang bersifat terbuka, menggunakan metode harga beragam. Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian kompetitif (competitive bids) akan membayar sesuai dengan yield yang diajukan. Pemerintah memiliki hak untuk menjual kelima seri SUN tersebut lebih besar atau lebih kecil dari jumlah indikatif yang ditentukan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.08/2013 tentang Lelang Surat Utang Negara dalam mata uang rupiah dan valuta asing di pasar perdana domestik, lelang SPN seri SPN12150710 dan SPN12150903 diikuti oleh Dealer Utama dengan mengajukan penawaran pembelian kompetitif serta Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan mengajukan penawaran pembelian non-kompetitif. Lelang Obligasi Negara seri FR0069, FR0070 dan FR0068 diikuti oleh Dealer Utama dengan mengajukan penawaran pembelian untuk dan atas nama pihak selain Bank Indonesia dan LPS dengan cara kompetitif dan/atau non-kompetitif, sedangkan LPS dapat mengikuti lelang dengan mengajukan penawaran pembelian non-kompetitif. Bagi Dealer Utama yang melakukan penawaran pembelian Surat Utang Negara untuk dan atas nama dirinya sendiri dan/atau melalui peserta lelang lain hanya dapat melakukan penawaran pembelian dengan cara kompetitif.