KONTAK PERKASA FUTURES - Emas berjangka di divisi New York Mercantile Exchange berakhir turun pada Selasa pagi, karena perdagangan teknikal dan data AS yang positif menekan logam mulia. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun 5,5 dolar AS, atau 0,48 persen, menjadi menetap di 1.135,90 dolar AS per ounce, lapor Xinhua. Logam mulia berada di bawah tekanan sebagai Institute for Supply Management (ISM) mengatakan pada Senin bahwa PMI Oktober tercatat 50,1 persen, turun dari angka September di 50,2 persen, tetapi di atas ekspektasi pasar 50,0 persen. Emas selanjutnya tertekan lagi ketika Departemen Perdagangan AS mengatakan Indeks Pembelian Manajer (PMI) sektorMANUFAKTUR
naik menjadi 54,1, yang merupakan angka terkuat sejak April 2015. Data positif memicu spekulasi tentang kemungkinan Federal Reserve AS untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Desember. Alat Fedwatch CME Group menempatkan peluang saat ini untuk kenaikan suku bunga pada 47 persen. Peningkatan suku bunga Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga. Ekspektasi semula untuk penundaan kenaikan suku bunga sampai 2016. Belum ada peningkatan suku bunga The Fed sejak Juni 2006, sebelum awal krisis keuangan Amerika. Perak untuk pengiriman Desember turun 15,9 sen, atau 1,02 persen, menjadi ditutup pada 15,408 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 10,7 dolar AS, atau 1,08 persen, menjadi ditutup pada 978,40 dolar AS per ounce.
03 November 2015
Harga minyak turun tertekan data Tiongkok dan Rusia
November 03, 2015
News Market
KONTAK PERKASA FUTURES - Harga minyak duni turun pada Selasa pagi, setelah data menunjukkan produksiMANUFAKTUR
Tiongkok terus mengalami kontraksi dan produksi minyak Rusia mencapai rekor tertinggi baru. Prospek melemahnya permintaan di Tiongkok, konsumen energi terbesar di dunia, dan peningkatan produksi Rusia menambah kekhawatiran tentang kelebihan pasokan minyak global yang telah mendorong harga lebih rendah lebih dari 50 persen sejak pertengahan 2014, lapor AFP. Setelah tiga sesi berturut-turut naik pekan lalu, patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember ditutup pada 46,14 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, turun 45 sen dari penutupan Jumat lalu. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, patokan minyak dunia, jatuh 77 sen menjadi 48,79 dolar AS di perdagangan London. "Ini secara keseluruhan hanya sebuah pasar yang kelebihan pasokan dengan permintaan yang tidak benar-benar cukup untuk membuat orang bersemangat," kata Kyle Cooper di IAF Advisors. Indeks pembelian manajer (PMI) resmi Tiongkok untuk sektorMANUFAKTUR
menunjukkan aktivitas menyusut pada Oktober untuk bulan ketiga berturut-turut. "PMI Tiongkok hanya sedikit mengecewakan, tapi itu cukup untuk memperbaharui sentimen bearish di seluruh pasar minyak," kata John Kilduff dari Again Capital. Tim Evans dari Citi Futures mengatakan "tidak ada urgensi" untuk melakukan penjualan pada Senin meskipun ada berita Tiongkok dan Rusia atau Iran bergerak lebih dekat dengan pencabutan sanksi internasional, yang telah membuat ekspornya tertatih-tatih. "Sebuah pelambatan ekonomi di Tiongkok dan perkembangan nuklir Iran rupanya tidak membuat berita lebih panjang, setidaknya sejauh pasar minyak yang bersangkutan," kata Evans. "Kami melihat kepuasan berisiko mengenai kelebihan fisik yang sedang berlangsung." Produksi minyak Rusia memecahkan rekor pasca-Soviet pada Oktober, naik menjadi 10,78 juta barel per hari, menurut Bloomberg News. Meskipun produksi Arab Saudi berkurang pada bulan lalu, sekitar 10,1 juta barel per hari, kerajaan ini tetap eksportir minyak mentah terbesar di dunia.
Wall Street naik didukung data belanja konstruksi
November 03, 2015
News Market

Bursa saham Seoul juga dibuka lebih tinggi
November 03, 2015
News Market
KONTAK PERKASA FUTURES - Saham-saham Seoul dibuka lebih tinggi pada Selasa, dengan Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) naik 12,12 poin atau 0,6 persen menjadi 2.047,36 dalam 15 menit pertama perdagangan. Menurut Xinhua, mata uang Korea Selatan dikutip pada 1.136,1 won terhadap dolar AS pada pukul 09.15 waktu setempat, naik 0,9 won dari tingkat penutupan Senin. Sementara itu di Australia, dukungan positif pasar luar negeri mendorong bursa saham Australia dibuka menguat pada Selasa, menjelang pertemuan dewan bank sentral Australia yang diawasi secara ketat. Indeks acuan S&P/ASX200 naik 46,2 poin atau 0,89 persen menjadi diperdagangkan pada 5.212,0, sedangkan yang lebih luas All Ordinaries naik 45,2 poin atau 0,87 persen menjadi 5.266,5. Sebelumnya pasar saham AS naik pada Senin setelah data indeks pembelian manajer Eropa dan dataMANUFAKTUR
AS sesuai dengan harapan, kepala analis pasar CMC Markets, Ric Spooner, mengatakan kepada media setempat. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa dibuka naik 31,70 poin atau 0,71 persen menjadi 4.496,66. Kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak menguat 8,12 poin (1,07 persen) menjadi 770,53.
Langganan:
Postingan (Atom)