Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

18 Desember 2020

Wall Street Cetak Rekor Tertinggi karena Optimisme Stimulus Fiskal

 

Kontak Perkasa Futures - Wall Street ditutup menguat dan mencetak rekor tertinggi pada perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta). Pendorong utama sentimen bursa saham di Amerika Serikat (AS) tersebut adalah harapan akan keputusan stimulus fiskal bisa disetujui sebelum akhir 2020.

Mengutip CNBC, Jumat (18/12/2020), S&P 500 naik 0,6 persen dan berakhir di 3.722,48. Untuk Nasdaq Composite naik 0,8 persen menjadi 12.764,75. Sedangkan Dow Jones Industrial Average naik 148,83 poin atau 0,5 persen menjadi 30.303,37.

Baik S&P 500 dan Nasdaq mencapai rekor tertinggi dalam intraday maupun penutupan. Sedangkan Dow Jones membukukan level penutupan tertinggi yang pernah ada.

Sektor properti, material, dan perawatan kesehatan adalah sektor dengan kinerja terbaik di S&P 500, dengan masing-masing naik lebih dari 1 persen. Johnson & Johnson naik 2,6 persen dan memimpin Dow menembus rekor tertinggi.

“Stimulus masih menjadi pendorong utama di pasar saham saat ini sampai mereka menyelesaikan sesuatu, dan tampaknya ada motivasi untuk menyelesaikan sesuatu itu,” kata analis KKM Financial, Dan Deming.

"Antusiasme dari pelaku pasar membawa keuntungan bagi Wall Street," tambah dia.

Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell R-Ky mengatakan bahwa kesepakatan bantuan atau stimulus untuk penanganan pandemi COvid-19 sudah dekat.

Pembicaraan ini seiring dengan peningkatan yang cukup cepat penyebaran virus Corona di AS. Negara tersebut mencatat setidaknya ada tambahan 215.729 kasus Covid-19 setiap hari. Pada hari Rabu saja, lebih dari 247.000 infeksi baru telah dikonfirmasi.

Bertambahnya kasus Covid-19 ini telah membuat beberapa negara bagian memberlakukan kembali langkah-langkah jarak sosial yang lebih ketat yang memperlambat sebagian ekonomi, terutama pasar tenaga kerja.


Liputan6