Bloomberg, (19/4) - Saham-saham Hong Kong menguat, dengan indeks acuan Hong Kong mencatat gain terbesar sejak lebih dari 15 minggu terakhir karena Morgan Stanley menaikkan prospek terhadap saham-saham Hong Kong dan di tengah spekulasi bahwa pemerintah China akan memperlebar kisaran perdagangan yuan dalam tiga hari ke depan. Indeks Hang Seng naik 2,3 persen dan ditutup pada posisi 22,013.57, kenaikan terbesar sejak 2 Januari dengan volume perdagangan hanya 18 persen di atas rata-rata 30-hari. Untuk minggu ini, turnover harian di bursa itu hanya HK$60.3 milyar, 16 persen kurang dari rata-rata harian sepanjang tahun ini, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Indeks mengakhiri minggu ini dengan penurunan 0,3 persen setelah hampir menghapus kerugian empat hari perdagangan sebelumnya. Hang Seng China Enterprises Index perusahaan Cina yang terdaftar di kota naik 2,1 persen menjadi 10,483.60. "Tingkat turnover masih sangat rendah dan saya pikir ini hanya sebuah faktor teknis," kata Alex Wong, direktur dari Ample Capital Ltd. "Untuk bank-bank China, saya pikir ini hanya pemulihan pasca sell-off sebelumnya karena mereka telah berada di bawah tekanan yang cukup berat. Jika Anda membandingkan rebound hari ini terhadap sell off sebelumnya, itu sangat kecil." Morgan Stanley menaikkan proyeksi untuk saham dalam MSCI Index Hong Kong menjadi overweight, menurut sebuah laporan yang ditulis oleh analis Jonathan Garner, mengutip revisi pendapatan yang kuat dan valuasi ringan. China mungkin akan memperluas jangkauan dalam perdagangan yuan selama negara-negara G20 melakukan pertemuan di Washington pekan ini, tulis analis dari UBS, Manik Narain dan Geoffrey Yu dalam sebuah catatan setelah Deputi Gubernur bank sentral China, Yi Gang mengisyaratkan bahwa bank sentral akan melonggarkan kontrol atas mata uangnya. (brc)