Bloomberg (2/10) – Saham Jepang mengayun diantara gain dan juga loss
seiring dengan mata uang yen pertahankan gain terhadap dollar yang
berada ditengah langkah shutdown pemerintah A.S dan para investor yang
menekankan rencana stimulus PM Shinzo Abe dan peningkatan pajak
penjualan.Index Topix turun 0.1% menuju ke level 1,192.46 pada
jam 9:02 pagi di Tokyo, setelah naik sebanyak 0.1%, Index Nikkei 225
jatuh 0.1% menuju ke level 14,476.28, seperti yang telah dikonnfirmasi
oleh Abe setelah ditutupnya market kemarin bahwa Jepang akan
mengumpulkan rencana stimulus sebesar $51 Milyar untuk mengimbangi
dampak naiknya pajak konsumsi menjadi 8% dari 5%.Sementara itu
pemerintah A.S telah memulai langkah shutdown parsial pertamanya selama
17 tahun terakhir dihari kemarin seiring dengan partai Republik dan
Demokrat yang bertahan pada kemungkinan pada apakah akan mengaitkan
perubahan pada tindakan penanganan kesehatan yang terjangkau hingga
perpanjangan pendanaan pemerintah untuk jangka pendek, dengan sebanyak
800.000 pekerja federal yang kehilangan pekerjaan, sementara layanan
pemerintah terhenti.Index Standard & Poor’s 500 sedikit
berubah pada hari ini, acuan tersebut naik 0.8% di New York pada hari
kemarin seiring dengan spekulasi para investor pada dibatasinya dampak
shutdown terhadap kondisi ekonomi.Dengan menutup sebagian dari
pemerintahan akan menelan biaya bagi A.S setidaknya sebesar $300 Juta
sehari dalam awal output ekonomi, menurut IHS Inc., dengan meningkatnya
dampak jika sebuah dampak berkepanjangan melemahkan tingkat keyakinan
konsumen dan juga sektor bisnis.Sedangkan data manufaktur yang
lebih baik dari estimasi juga telah membantu mengarahkan gain pada saham
A.S, selain itu index pabrik ISM naik diluar dugaan menjadi sebanyak
56.2 dibulan September yang merupakan level terkuatnya sejak April 2011,
dan naik dari level 55.7 dibulan Agustus, dimana pembacaan hasil diatas
50 mengindikasikan pertumbuhan, dengan survey dari perkiraan median
ekonom oleh Bloomberg hanya sebanyak 55.(tito)