Bloomberg
(2/10) – Saham Jepang mengayun seiring dengan gain mata uang yen
terhadap dollar yang berada ditengah langkah shutdown pemerintahan A.S
dan juga pertimbangan para investor perihal kenaikan pajak penjualan dan
juga rencana stimulus dari PM Shinzo Abe.Index Topik turun 0.6%
menuju ke level 1,186.83 pada jeda transaksi di Tokyo, setelah naik
sebanyak 0.5%, sementara saham A.S kemarin naik seiring dengan spekulasi
investor pada dampak ekonomi dari langkah shutdown parsial pemerintahan
yang akan dibatasi, selain itu Abe kemarin mengkonnfirmasikan bahwa
Jepang akan meningkatkan nilai pajak konsumsi dan menghimpun dana
rencana stimulus sebesar $51 untuk meredam dampaknya, sementara pada
hari ini index Nikkei 225 tergelincir 0.7% menuju ke level 14,382.11.Pada
saat ini, para investor mengira bahwa langkah shutdown A.S akan segera
berakhir, namun jika terseret maka dapat mempengaruhi fundamental
ekonomi, seperti konsumsi dan semua itu menguatkan nilai mata uang yen
dan memiliki sebuah dampak negatif terhadap Jepang” menurut pernyataan
dari Takashi Aoki, a Tokyo-based fund manager pada Mizuho Asset
Management Co., yang menangani asset sekitar $33 Milyar, “Sementara pada
level makro Jepang, paket stimulusnya dapat menutup peningkatan dalam
kenaikan pajak penjualan, bagaimanapun juga sekarang keputusan telah
dibuat, saya mencemaskan bahwa kita tidak akan melihat lagi acuan yang
lebih jauh dari pihak pemerintahan untuk mendukung kondisi ekonomi untuk
beberapa waktu kedepan”.Selain itu A.S telah mulai menggunakan
acuan luar biasa untuk menghindari menembus batas peminjaman Negara
tersebut, seperti yang telah dikatakan kemarin oleh sekretaris treasury,
Jacob J. Lew dimana acuan tersebut akan habis tidak lebih dari tanggal
17 Oktober, seperti yang dituliskan beliau dalam surat yang ditujukan
kepada John Boehner, pembicara dari pihak Majelis.(tito)