Bloomberg (25/10) – Minyak WTI (West
Texas Intermediate) berayun diantara naik dan turun seiring minyak WTI
menuju penurunan terbesarnya pekan ini sejak bulan Juni lalu ditengah
spekulasi bahwa rekor produksi minyak mentah AS akan mendorong cadangan
minyak kedepan.Kontrak berjangka ditransaksikan pada 66
sen per barel di New York pasca gain pertama kalinya dalam empat hari
terakhir kemarin. Data pemerintah pada pekan ini menunjukkan minyak
mentah akan dipompa AS lebih cepat sejak tahun 1989, sementara cadangan
minyak naik selama musim perawatan kilang minyak AS jatuh ke level
tertingginya sejak bulan Juni. Arab Saudi yang merupakan eksportir
terbesar minyak dunia sedang mengurangi pengirimannya terkait
kemungkinan surplus akan pasok, berdasarkan pada data dari pelacak kapal
tangker kemarinWTI untuk pengiriman bulan Desember
berada pada level $97.38 per barel pada New York Mercantile Exchange,
naik sebesar 27 sen, pukul 1:24 siang waktu London. Kontrak naik sebesar
54 sen pada transaksi intraday dan jatuh sebesar 12 sen, rentang
terendah pada bulan ini sejauh ini. Volume semua kontrak berjangka
sebesar 44% kurang dari 100 hari rata-rata. Harga menurun sebesar 3.7%
pekan ini, menuju penurunan pekan ketiga.Minyak jenis Brent untuk penyelesaian
bulan Desember jatuh sebesar 6 sen pada level $106.93 per barel pada ICE
Futures Europe exchange di London. (bgs)