Bloomberg (25/10) – Dolar ditransaksikan pada dua tahun terendahnya
terhadap euro seiring laporan menunjukkan sentimen konsumen AS jatuh
melebihi dari perkiraan, menambah spekulasi ekonomi sedang berjuang dan
Federal Reserve akan menunda pemotongan stimulus.Dolar AS menuju
penurunan mingguan kedua terhadap yen sejalan dengan penuruan pesanan
pada barang-barang kadaluarsa (durable goods) daripada perlengkapan
transportasi. Para pembuat kebijakan AS yang akan bertemu pada pekan
depan akan menunda pemangkasan pembelian obligasi bulanan hingga bulan
Maret, menurut survei Bloomberg. Sementara itu mata uang Swedia
mengalami gain pasca kepercayaan konsumen naik pada bulan ini. Dolar
Selandia Baru tergelincir pasca gubernur bank sentral mengatakan
kecemasan dia akan tingkat suku bunga yang tinggi akan menguatkan mata
uangnya.“Margin dolar akan masih melemah,” menurut Brad Bechtel, managing director dari Faros Trading LLC di Stamford, Connecticut.Mata
uang AS terdeprisiasi sebesar 0.2% pada level $1.3832 per euro, level
terendah sejak bulan November 2011, sebelum ditransaksikan mengalami
sedikit berubah pada level $1.3792 per euro pukul 10:01 pagi waktu New
York. Dolar berada pada level 97.35 yen pasca mencapai 96.94, level
terendah sejak tanggal 9 Oktober. Dolar telah mengalami penurunan
sebesar 0.8% pada pekan ini terhadap euro dan sebesar 0.4% terhadap yen.
Euro mengalami sedikit berubah pada level 134.26 yen, bersiap untuk
mendapatkan gain pekan ini sebesar 0.3%. (bgs)