Tokyo, Bloomberg (07/10) – Indeks Topix Jepang menambah kerugian terpanjangnya sejak Juli 2012 lalu ditengah apresiasi nilai tukar yen dan kecemasan seputar konflik kesepakatan batas utang dan shutdown pemerintah AS. Indeks dari seluruh saham bagian pertama di Tokyo tersebut berakhir dengan kejatuhan sebesar 1.4 persen ke posisi 1,147.58 dengan ke-33 sub-industri berakhir pada teritori negative. Indeks tersebut telah kehilangan sebesar 4.4 persen selama pekan lalu – terbesar sejak periode yang berakhir 9 Agustus lalu. Sementara itu, Indeks Nikkei 225 stock average turun 1.2 persen ke posisi 13.853.32. Yen pada sesi hari ini kembali terapresiasi sebesar 0.4 persen di 97.10 per dollar. “Dengan banyaknya ketidakpastian, sulit untuk berinvestasi secara aktif di pasar saham,” ungkap Naoki Fujiwara, kepala fund manager dari Shinkin Asset Management Co. “Bukannya AS yang akan menuju default, namun investor lah yang menunggu untuk melakukan pembelian di bawah (buying on dips). Tapi, segala sesuatunya bisa volatile dan kita mungkin bisa melihat penurunan panjang di suatu hari itu, jadi timing kapan untuk melakukan buyback sulit ditentukan waktunya.” Diantara saham; Toyota Motor turun 1.5 persen mengikuti kelanjutan apresiasi yen sejak pekan lalu terhadap dollar. Sharp Corp dan Tokyo Electric Power memimpin penurunan pada Nikkei 225, turun masing-masing sebesar 8.2 persen dan 7.6 persen. (brc)