Bloomberg (14/11) – Ekonomi Jepang menurun pada kuartal kedua secara
berturut-turut sejalan dengan melemahnya belanja konsumen dan ekspor
yang menurun sebanding dengan pengutaan investasi di real estate. GDP
(Gross domestic product) tahunan naik 1.9 % di bulan Juli-September
paska gain 3.8% dari kuartal sebelumnya, Kantor Kabinet melaporkan di
Tokyo hari ini. Rata-rata dari 27 pada perkiraan di survei Bloomberg
News adanya kenaikan sebesar 1.7%. Harga tidak disesuaikan beruabah,
kenaikan tahunan sebesar 1.6%.Pertumbuhan ekonomi kemungkinan
akan mengalami rebound pada kuartal ini dan kuartal pertama tahun depan
sejalan dengan meningkatnya belanja konsumen menjelang kenaikan pajak
penjualan di bulan April yang akan menurunkan belanja rumah tangga.
Kenaikan terbesar bonus gaji pada musin dingin sejak tahun 1990, menurut
laporan kemarin, merupakan dorongan bagi kampanye Perdana Menteri
Shinzo Abe guna pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan pada ekonomi
terbesar ketiga di dunia tersebut.Baba menagatkan bahwa dampak
dari kenaikan pajak akan menciptakan perubahan besar pada konsumsi, dan
tingginya ketidakpastian mengenai titik tren ekspor terkait volatilitas
pada GDP mendatang.Pendapatan ekspor – menyebabkan minus pada
impor Negara tersebut – mengurangi sebesar 1.8% dari rata-rata
pertumbuhan tahunan, menurut laporan yang ditunjukkan pada hari ini.
(bgs)