New York, 22/10 (Bloomberg) – Emas berjangka naik ke level tertinggi tiga minggu setelah data upah di AS naik kurang dari yang diproyeksikan pada periode September, meningkatkan spekulasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan stimulus moneternya untuk meningkatkan perekonomian. Penambahan sebanyak 148.000 pekerja selama September berdasarkan data dari Departemen Tenaga Kerja yang ditunjukan hari ini adalah berada dibawah angka yang telah direvisi sebesar 193.000 di bulan Agustus lalu. Perkiraan rata-rata dari 93 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memproyeksikan untuk kenaikan sebesar 180.000. Laporan upah ini tertunda oleh karena shutdown pemerintah selama 16 - hari yang berakhir 17 Oktober lalu yang seharusnya dijadwalkan untuk rilis pada tanggal 4 Oktober lalu. "Data payrolls mendorong emas lebih tinggi karena investor berpikir bahwa ekonomi membutuhkan dukungan yang lebih untuk mendapatkan momentum," kata Frank McGhee, kepala dealer dari Integrated Brokerage Services LLC di Chicago dalam sebuah wawancara telepon. Emas berjangka untuk pengiriman Desember naik 2 persen dan diselesaikan pada posisi $ 1,342.60 per ounce di Comex, New York, setelah mencapai $ 1,344.70, tertinggi untuk kontrak teraktif sejak 30 September lalu. Menurut estimasi median dari 40 ekonom dalam survei Bloomberg pekan lalu memperkirakan bahwa pembuat kebijakan, the Fed akan menunda untuk mengurangi pembelian obligasi bulanan sebesar $ 85 milyar hingga bulan Maret tahun depan. Tahun ini, emas telah turun sebesar 20 persen, menuju penurunan tahunan pertamanya sejak tahun 2000. Sebagian investor telah kehilangan kepercayaan terhadap logam di tengah reli pada ekuitas AS dan inflasi yang masih rendah. Sementara itu, perak berjangka untuk pengiriman Desember naik 2,3 persen menjadi $ 22,79 per ounce. Sebelumnya, harga mencapai $ 22,83, tertinggi sejak 20 September. (brc)