Bloomberg (24/01) – Mata uang yen bergerak menuju gain mingguan terbesar
versus dollar setelah investor melihat keamanan dari asset Jepang yang
berada ditengah gejolak dalam market Negara berkembang.Sedangkan
dollar menuju lima hari penurunan terhadap euro seiring dengan data
ekonomi yang mixed membayangi outlook untuk otoritas the Fed guna
mengurangi stimulus moneter dipekan depan, selain itu mata uang peso
Argentina mengalami penurunan terbanyak selam 12 tahun terakhir hingga
kemarin, memimpin penurunan diantara mata uang Negara berkembang
lainnya.Pada hari kemarin yen sedikit berubah dilevel harga
103.37 per dollar pada jam 9 pagi di Tokyo ketika melonjak sebanyak
1.2%, mata uang Jepang tersebut sedang bersiap untuk kenaikan mingguan
sebesar 0.9%, serta diperdagangkan dilevel harga 141.50 per euro dari
level 141.44, turun 0.2% dipekan ini, dengan dollar dilevel harga
$1.3688 per euro dari level $1.3696, berada dijalur penurunan sebesar
1.1% sejak tanggal 17 Januari pekan lalu.Sebuah aksi jual
dinegara berkembang kemarin memburuk ditengah pertumbuhan yang lambat
dan meningkatnya ketegangan sosial, mata uang peso Argentina turun 12%
seiring bank sentral Negara tersebut mempertimbangkan kembali upaya guna
mensupport mata uang tersebut dengan penjualan mata uang dollar,
sedangkan mata uang lira Turki mengalami rekor penurunan seiring bank
sentral mengeluarkan interfensi yang tidak terjadwalkan yang pertama
kalinya selama lebih dari dua tahun terakhir.Sementara di A.S,
index Chicago Federal National Activity bulan lalu berada dilevel 0.16,
dibandingkan dengan perkiraan level 0.90 dalam survey Bloomberg, dengan
pembacaan hasil bulan November yang mengalami revisi dari level 0.69
dari level 0.6.Laporan lainnya menunjukkan jumlah warga Negara
Amerika yang berlanjut menerima tunjangan pengangguran yang naik diluar
dugaan ke level 3.06 Juta dalam periode yang berakhir tanggal 11
Januari, merupakan yang terbesar sejak bulan Juli tahun lalu, sementara
para ekonom telah memprediksi penurunan dilevel 2.9 Juta. (tito)