Bloomberg (23/01) – Saham-saham China jatuh, dengan
perusahaan-perusahaan China di Hong Kong turun tajam dalam tiga pekan
terakhir, pasca indeks manufaktur pada ekonomi terbesar kedua di dunia
tersebut lebih rendah dari estimasi sebelumnya. Sementara Yuan juga
mengalami penurunan. Indeks Hang Seng China Enterprises
tergelincir 2.1% pada sesi penutupan, sejalan dengan Industrial &
Commercial Bank of China Ltd. pimpin penurunan untuk
perusahaan-perusahaan keuangan. Indeks Shanghai Composite turun 0.5%
pasca mengalami rally tajam dalam dua bulan terakhir kemarin. Imbal
hasil obligasi pemerintah 10 tahun naik, sementara yuan turun tajam
dalam enam pekan terakhir. Sebuah laporan dari swasta pada hari
ini menunjukkan bahwa manufaktur kemungkinan akan terkontraksi unuk
pertama kalinya dalam enam bulan terakhir, menambah resiko-resiko untuk
sebuah ekonomi yang akan menghadapi potensi kegagalan pada imbal hasil
tinggi pada produk-produk investasi dan menaikkan bunga pinjaman.
Saham-saham China mengalami rally pada dua hari lalu pasca bank sentral
menambahkan dana lebih dari $42 miliar ke sistem keuangannya guna
memenuhi permintaan uang tunai menjelang hari libur Tahun Baru China. Indeks
MSCI Emerging Markets turun 0.8%, menuju ke level penurunan
tertingginya dalam dua pekan terakhir. Won Korea Selatan melemah 0.6%
terhadap dollar dan ruble Russia turun 0.5%. Mata uang Australia
terdepresiasi 0.8%. Sebuah indeks manufaktur China turun sebesar
49.6 di bulan Januari dari 50.5 pada bulan sebelumnya, menurut rilis
data dari HSBC Holdings Plc dan Markit Economics pada hari ini. Para
ekonom telah memperkirakan angka pembacaan sebesar 50.3, berdasarkan
pada estimasi rata-rata pada sebuah survei Bloomber. Angka pembacaan
dibawah 50 mengindikasikan adanya kontraksi. (bgs)