New York, 04/12 (Bloomberg) – Emas membukukan lompatan terbesar dalam tujuh minggu terakhir karena dolar memangkas keuntunganyan dan harga komoditas naik yang dipimpin oleh minyak mentah sehingga bisa memperbaharui permintaan emas sebagai lindung nilai terhadap ekspektasi inflasi. Indeks Dollar AS Bloomberg diperdagangkan sedikit berubah setelah naik sebanyak 0,3 persen terhadap sekeranjang mata uang utama. Indes Spot Standard & Poor dari 24 bahan baku naik sebanyak 0,6 persen, kenaikan ketiga berturut-turut, dan minyak mentah di New York naik ke level tertinggi lima minggu. "Kami melihat emas melakukan lepas landas dari posisi terendahnya karena dolar memulai penurunannya," ungkap Frank Lesh, trader dari FuturePath di Chicago. "Selain itu, penguatan komoditas terus mendukung emas dan dengan sebagian dukungan juga datang dari aksi membeli teknis." Emas berjangka untuk pengiriman Februari naik 2,2 persen untuk diselesaikan pada harga $ 1,247.20 per ounce di Comex, New York, kenaikan terbesar sejak 17 Oktober lalu. Harga sebelumnya menyentuh $ 1,210.80, terendah sejak 5 Juli setelah data dari ADP Research Institute menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan AS meningkatkan gaji sebanyak 215.000 di bulan November, melebihi perkiraan ekonom. Pemerintah akan merilis data pekerjaan resmi pada 6 Desember mendatang. Emas telah jatuh sebesar 26 persen tahun ini, menuju penurunan tahunan pertamanya dalam 13 tahun terakhir karena sebagian investor telah kehilangan kepercayaan terhadap logam sebagai tempat penyimpan nilai. Notulen rapat FOMC bulan Oktober dari Federal Reserve yang dirilis 20 November lalu menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan mengharapkan adanya peningkatan ekonomi untuk memungkinkan bank sentral tersebut untuk memangkas skema pembelian obligasi dalam beberapa bulan mendatang. The Fed selanjutnya akan bertemu pada FOMC tanggal 17-18 Desember mendatang. Bullion telah naik 70 persen dari Desember 2008 sampai Juni 2011 karena bank sentral memompa lebih dari $ 2 triliun ke dalam sistem keuangan. (brc)