Bloomberg (04/10) - Indeks
berjangka Jepang sampai Australia jatuh, menandakan saham Asia mungkin
menuju penurunan mingguan pertamanya di lebih dari satu bulan, seiring
kekhawatiran perseteruan atas anggaran AS akan menghambat negosiasi
menaikkan batas utang. Minyak mentah memperpanjang penurunan sementara
tembaga berjangka naik.Nikkei
225 Stock Average berjangka turun 0,1% pada pukul 03:00 di Osaka dan
turun 0,8% di Chicago. Kontrak pada Indeks Australia S&P/ASX 200
turun 0,6%, sedangkan indeks berjangka pada Kong Hong juga turun. Indeks
Standard & Poor 500 berjangka sedikit berubah setelah mengukur
tergelincir 0,9% di AS. Dolar diadakan mendekati level terendahnya dalam
delapan bulan terakhir terhadap euro. Minyak mentah (WTI) West Texas
Intermediate turun untuk kelima kalinya dalam enam hari terakhir.
Tembaga berjangka naik 0,3%.Indeks
MSCI Asia Pacific ditetapkan penurunan sebesar 0,9% pada minggu ini
seiring kegagalan anggota parlemen AS untuk meluluskan anggaran dan
mencegah shutdown pemerintah kekhawatiran mereka tidak akan bisa
menyetujui menaikkan plafon utang $16.7 miliar. Default pemerintah AS
bisa memiliki konsekuensi bencana yang mungkin berlangsung beberapa
dekade, Departemen Keuangan mengatakan dalam sebuah laporan kemarin.
Sementara Bank of Japan mengulas kebijakan moneternya pada saat ini,
data yang payrolls AS tidak akan dirilis sesuai jadwal karena shutdown
di AS.Kontrak
pada Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,2% pada sesi perdagangan
terakhir mereka, sementara kontrak di Indeks Hang Seng China Enterprises
turun 0,4%. Hang Seng sedikit berubah pada minggu ini dan pasar China
daratan ditutup sampai 8 Oktober untuk liburan. Indeks Bloomberg
China-AS Ekuitas saham Cina yang paling diperdagangkan di New York naik
0,4% pada hari ketiga keuntungan kemarin.Indeks
Topix Jepang telah turun 3,6% pada minggu ini, ditetapkan penurunan
beruntun selama lima hari beruntun terburuk sejak awal Agustus. Indeks
S&P/ASX 200 turun 1,4% di Sydney, menuju penurunan minguan sebesar
1,4%, yang pertama sejak lima hari terakhir untuk 9 Agustus. Indeks itu
mencapai level tertinggi dalam lima tahun terakhir sejak 27September.Dolar
sedikit berubah pada level $1,3625 per euro setelah menyentuh level
intraday terlemahnya sejak 4 Februari kemarin. The Bloomberg US Dollar
Index yang melacak dolar terhadap 10 mata uang utama, termasuk euro dan
yen Jepang yang menuju penurunan sebesar 0,5% dalam seminggu, penurunan
mingguan kelima berturut-turut. (izr)