Bloomberg (4/10) – Mata uang dollar sedang menuju penurunan mingguan 
yang ketiga terhadap yen seiring dengan kurangnya data ekonomi yang 
disebabkan oleh shutdown pemerintahan A.S yang menjadikannya lebih sulit
 bagi otoritas the Fed untuk mengukur tingkat kesehatan ekonomi.Greenback
 ditransaksikan mendekati delapan bulan terendahnya versus euro setelah 
ketua the Fed Atlanta Dennis Lockhart yang mengatakan kekurangan 
tersebut”akan cenderung membuat saya agak waspada” tentang pengurangan 
laju bulanan pembelian obligasi, dimana shutdown parsial pertama 
pemerintahan selama 17 tahun terkahir telah menunda tiga data ekonomi 
yang dirilis pekan ini.Sekretaris treasury Jacob J. Lew 
mengatakan bahwa A.S telah memulai sebuah acuan akhir luar biasa untuk 
menghindari menembus batas hutangnya yang akan habis tidak lebih dari 
tanggal 17 Oktober, sementara itu pihak BOJ akan memutuskan kebijakan 
moneternya dihari ini.Masalah terbesar adalah kendala dengan 
plafon hutang dan kemudian adalah dampak shutdown pada rilis data, yang 
berarti tidak ada hubungannya dengan pihak the Fed” menurut Kara Ordway,
 currency strategist pada City Index Group Ltd.di Sydney, “langkah 
pengurangan the Fed akan didorong lebih jauh lagi, dan jauh kebelakang 
dan hal itu berdampak buruk terhadap dollar”.Mata uang dollar 
ditransaksikan pada level harga 97.30 yen pada jam 8:55 pagi di Tokyo 
dari level 97.27  dihari kemarin, yang sedikit berubah dilevel harga 
$1.3621 per euro setelah kemarin menembus $1.3646, yang tertinggi sejak 
tanggal 4 Februari, selama pekan ini dollar telah jatuh 1% versus yen 
dan 0.7% terhadap mata uang bersama di Eropa.Selain itu para 
petinggi Majelis partai Republik berencana membawa acuan untuk 
meningkatkan batas hutang secepatnya minggu depan, sebagai bagian dari 
upaya yang baru untuk mendesak Obama agar bernegosiasi pada anggaran 
tersebut, menurut dari tiga orang dengan pengetahuan perihal strategi 
tersebut.(tito)






