New York, 17/10 (Bloomberg) – Emas berjangka catat lonjakan tertinggi dalam empat minggu terakhir karena merosotnya dolar dan meningkatnya spekulasi bahwa Federal Reserve akan menunda penurunan skala stimulus moneter, mendorong permintaan untuk logam sebagai alternatif investasi. Greenback turun paling dalam di satu bulan terakhir terhadap 10 pasangan mata uang utama pada spekulasi bahwa gangguan dari debat mengenai pagu utang dan shutdown pemerintah yang telah berlangsung selama 16-hari akan memacu the Fed untuk tetap mempertahankan program pembelian utangnya. Sementara itu di China, yang memiliki kepemilikan asing terbesar terhadap Treasuries AS, salah satu lembaga pemeringkat kredit terbesar di Asia memangkas peringkat kredit AS dari A menjadi A-. "Hambatan tersebut berpengaruh terhadap perekonomian karena shutdown akan memaksa The Fed untuk melanjutkan langkahlangkah stimulus," kata Frank McGhee, head dealer dari Integrated Brokerage Services LLC di Chicago, dalam sebuah wawancara telepon. Emas berjangka untuk pengiriman Desember naik 3,2 persen dan diselesaikan pada posisi $ 1.323 per ounce di Comex, New York, kenaikan terbesar untuk kontrak teraktif sejak 19 September.Kongres AS akhirnya melakukan pemungutan suara untuk menaikkan batas utang. Shutdown pemerintah secara parsial yang dimulai sejak 1 Oktober lalu telah menelan biaya sekitar $24 milyar dari ekonomi negara itu, ungkap Standard & Poor kemarin. Tahun ini, emas telah turun sebesar 21 persen, menuju penurunan tahunan pertama sejak tahun 2000. Sebagian investor telah kehilangan kepercayaan terhadap logam sebagai tempat penyimpan nilai mengikuti reli pada ekuitas AS ke rekor baru dan inflasi yang tetap tidak terakselerasi. Sementara itu, perak berjangka untuk pengiriman Desember naik 2,7 persen menjadi $ 21,947 per ounce. (brc)