Bloomberg, (8/6) -- Saham-saham Asia jatuh selama perdagangan pagi ini, menghapus keuntungan pekan lalu pada indeks patokan regional, imbal hasil obligasi naik dan mata uang emerging market melemah terhadap dolar setelah laporan pekerjaan AS pekan lalu menambah kasus bagi Federal Reserve untuk mengurangi stimulus ekonominya. MSCI Asia Pacific Index turun sebesar 1 persen pada pukul 11:45 di Tokyo. Indeks berjangka Standard & Poor 500 naik 0,1 persen. Imbal hasil obligasi 10-tahun Australia naik 12 basis poin menjadi 3,94 persen, dan tingkat obligasi Jepang dengan jatuh tempo yang sama naik setelah obligasi AS merosot pada tanggal 5 Juli lalu. Won Korea Selatan melemah 0,8 persen dan baht Thailand turun 0,3 persen setelah Indeks Dollar menyentuh tertinggi tiga tahun. Minyak menguat hari kelima, sementara emas mengalami kemunduran. Pengusaha AS menambahkan lebih banyak pekerja di bulan Juni, menurut data yang dikeluarkan pada 5 Juli kemarin. Hal ini memicu ekspektasi the Fed akan dapat mengurangi pembelian aset yang mendorong arus modal ke pasar negara berkembang. Dolar memperpanjang keuntungan yang telah membuatnya menjadi mata uang berkinerja terbaik tahun ini sebagai kombinasi dari peningkatan indikator ekonomi AS dan kebijakan moneter yang lebih longgar dari Eropa hingga Jepang yang berhasil memoles daya pikatnya. Sekitar dua saham turun untuk setiap satu yang menguat pada indeks MSCI Asia, yang telah mencatat kenaikan 0,6 persen minggu lalu. Indeks Hang Seng, Hong Kong dan Indeks Komposit Shanghai turun setidaknya 1,8 persen. Masalah likuiditas di pasar uang China kemungkinan akan mengurangi pertumbuhan kredit tahun ini sebesar 750 miliar yuan ($ 122 milyar), jumlah yang setara dengan ukuran ekonomi Vietnam, menurut survei Bloomberg. Indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 1,2 persen. Asiana Airlines Inc anjlok 6,2 persen di Seoul setelah salah satu pesawatnya jatuh di Bandara Internasional San Francisco. Saham di Taiwan, Filipina, Singapura dan Australia juga menurun. Kenaikan pada indeks berjangka S & P bisa sebagai isyarat bahwa acuan ekuitas Amerika tersebut dapat memperpanjang kenaikannya sebesar 1 persen pada tanggal 5 Juli lalu. Alcoa Inc akan secara resmi memulai laporan pendapatan kuartal kedua di AS setelah mengakhiri perdagangannya di New York. Ekuitas global telah kehilangan lebih dari $ 3.7 trilyun dan Treasury yields AS telah naik ke level tertinggi hampir dua tahun sejak Ketua the Fed, Ben S. Bernanke mengisyaratkan pada tanggal 22 Mei bahwa program pembelian aset bank sentral bisa di perkecil bila pasar tenaga kerja terus meningkat. Pembelian aset yang saat ini berada pada $ 85 miliar per bulan, telah membantu MSCI World Index reli 18 persen pada tahun lalu. Imbal hasil US Treasury 10-tahun turun dua basis poin menjadi 2,72 persen setelah menyentuh 2,75 persen di hari sebelumnya, tertinggi sejak Agustus 2011 seiring dengan indikator teknis yang menunjukkan lonjakan suku bunga tersebut mungkin tertahan. (brc)
|