Bloomberg, (9/7) - Inflasi China terakselerasi melebihi perkiraan pada bulan Juni lalu mengikuti kenaikan harga-harga pangan, sedangkan harga pabrik mencatat penurunan beruntun terpanjang dalam satu dekade terakhir di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi dan biaya komoditas yang lebih rendah. Indeks harga konsumen (CPI) naik 2,7 persen dari tahun sebelumnya berdasarkan data dari Biro Statistik Nasional yang dikeluarkan pagi ini di Beijing, dibandingkan dengan perkiraan rata-rata 2,5 persen dalam survei Bloomberg News dan kenaikan 2,1 persen pada bulan Mei. Index harga produsen (PPI) turun 2,7 persen. Inflasi semester pertama yang terendah sejak krisis keuangan tahun 2009 dan berkepnjangan deflasi harga pabrik yang berkepanjangan menggarisbawahi melemahnya permintaan yang akan bisa membuat pemerintah China kehilangan target pertumbuhan tahunan untuk pertama kalinya sejak tahun 1998. Perdana Menteri Li Keqiang sedang mencoba untuk fokus kepada memacu ekspansi jangka panjang dengan restrukturisasi ekonomi dan membatasi peran negara. Perkiraan inflasi konsumen untuk Juni dalam survei Bloomberg News dari 40 analis berkisar dari 2 hingga 3 persen. Pemerintah pada Maret lalu mengatakan akan bertujuan untuk menjaga kenaikan harga menjadi sekitar 3,5 persen tahun ini.Harga makanan naik sebesar 4,9 persen dari tahun sebelumnya pada bulan Juni, kata biro statistik hari ini setelah naik 3,2 persen di bulan Mei.Penurunan harga produsen membandingkan dengan estimasi rata-rata untuk penurunan dalam survei Bloomberg sebesar 2.6 persen. Indeks tersebut telah jatuh selama 16 bulan berturut-turut, penurunan terpanjang sejak tahun 2002. (brc).
|