Bloomberg (06/01) – Minyak Mentah WTI (West Texas Intermediate)
berfluktuasi diantara gain dan loss sejalan dengan suhu dingin di AS
yang memicu permintaan energi dan seiring dengan pasokan bahan bakar AS
yang mengalami kenaikan. Harga bergerak pada rentang 83 sen.
Udara yang sangat dingin dalam hampir 20 tahun terakhir sedang melanda
seluruh Negara bagian AS hingga kearah East Coast, mengancam
menggulingkan rekor temperature selama ini. Cadangan bensin dan bahan
bakar sulingan, termasuk diesel dan minyak pemanas, melonjak ke level
dua bulan tertingginya dalam satu pekan terakhir pada tanggal 27
Desember lalu, menurut laporan pemerintah pada tanggal 3 Januari lalu.
WTI turun tajam dalam 18 terakhir pada pekan lalu. WTI untuk
pengiriman bulan Februari tidak berubah pada level $93.96 per barel pada
pukul 10:23 pagi di New York Mercantile Exchange. Pada awal sesi
pembukaan WTI menyentuh level $93.76, level harga terendah sejak tanggal
3 Desember lalu. Level turun sebesar 6.3% pada pekan lalu, penurunan
tajam sejak Juni 2012. Volume semua kontrak berjangka diperdagangkan
sebesar 33% dibawah 100 hari rata-rata. Minyak jenis Brent untuk
penyelesaian bulan Februari naik sebesar 38 sen atau 0.4% ke level
$107.27 per barel di ICE Futures Europe exchange, London. Volume sebesar
11% dibawah 100 hari rata-rata. Acuan minyak mentah Eropa lebih tinggi
sebesar $13.31 dibanding WTI. Selisih sebesar $12.93 pada tanggal 3
Januari lalu. Kontrak berjangka untuk bulan Februari untuk
sulfur rendah bahan bakar diesel ultra, sebuah proksi untuk minyak
pemanas, melonjak sebesar 1.5% ke level $2.9825 per galon di Nymex.
(bgs)