Bloomberg (15/11) – Mata uang dollar telah memperpanjang sebuah
penurunan mingguan sebagai acuan dari penurunan kondisi bisnis A.S
secara umum dibulan November, menambahkan taruhan bahwa the Fed tidak
akan menghentikan pembelian asset bulanannya dalam jangka waktu dekat.Yen
memperpanjang penurunan mingguan ketiga versus dollar seiring dengan
gain pada saham serta outlook untuk stimulus ekonomi global yang lebih
jauh yang telah memangkas demand untuk asset haven, sementara greenback
menuju penurunan mingguan versus euro setelah calon kandidat ketua the
Fed yang baru Janet Yellen mengatakan dihari kemarin bahwa program
quantitative-easing diperlukan guna memicu pertumbuhan, selain itu
dollar Australia dan New Zealand menguat.Index Bloomberg U.S.
Dollar, yang memonitor greenback terhadap 10 rekanan utama lainnya,
jatuh 0.2% ke level 1,017.09 pada jam 9:09 pagi di New York setelah
jatuh ke level 1,015.83 dihari kemarin, yang terendah sejak tanggal 7
November, yang turun sebanyak 0.4% dipekan ini.Yen jatuh 0.1% ke
level 100.15 per dollar setelah terdepresiasi ke level 100.44, yang
terendah sejak 11 September, yang turun 1.1% dipekan ini, mata uang
Jepang turun 0.3% ke level 135.08 per euro, dollar jatuh 0.2% ke level
$1.3487 per euro, yang telah ditetapkan untuk penurunan sebesar 0.9%
pada pekan ini.Sementara itu laporan dari New York Fed Empire
jatuh menjadi minus 2.21 dari 1.5 pada bulan sebelumnya, dengan estimasi
median dalam survey Bloomberg memperkirakan gain menjadi 5.(tito)